7. Give up

764 40 0
                                    

Rasa ini menyakitiku. Memaksa bukanlah hal baik. Jadi, aku menyerah

Diva M Farzani

Diva lebih memilih memalingkan wajahnya kearah kaca mobil dikirinya. Tidak pernah sekalipun dia menoleh kearah Randi selama didalam mobil. Dia masih berusaha menenangkan dadanya yang masih berdebar saat melihat Randi. Debaran yang disertai rasa sakit tersebut membuat Diva berusaha keras mempertahankan air matanya untuk tidak luruh dari tempatnya.

'Gw harus bisa ngelawan rasa ini, gw udah janji sama diri gw sendiri dan sahabat-sahabat gw' Diva memjamkan matanya sesaat dan berusaha berulang kali mengatakan hal tersebut dalam pikirannya.

Randi juga melakukan hal yang sama, dia memilih diam dan fokus menyetir walau pikirannya berkecamuk saat ini.

Mobil berhenti disebuah kafe yang tidak jauh dari Universitas mereka. Mereka keluar mobil bersamaan.

Saat memasuki kafe, beberapa mahasiswa dan mahasiswi melirik ke arah mereka. Banyak yang bertanya-tanya mengapa dua orang populer dari kampusnya datang bersama ke kafe tersebut.

"Sssttt itu Diva anak Kedokteran tingkat 1 kan?" terdengar beberapa orang mulai membicarakan mereka.

"Iya, dia yang katanya cuek sama cowok kan? Kenapa bareng cowok es dari Fakultas sebelah?" beberapa orang di meja lain terdengar berbisik agak nyaring.

"Wahhh Randi makin keren aja, tapi siapa tu cewek yang bareng dia? " teriakan lain terdengar dari kelompok mahasiswi di meja dekat kasir.

Diva dan Randi mengabaikan tatapan penasaran orang-orang tersebut dan memilih berjalan lurus kearah meja pojok dengan wajah yang sama-sama dingin dan datar.

Diva dan Randi memang mahasiswa baru semester awal, tapi pesona mereka mampu memikat mahasiswa dan mahasiswi di Universitas saat masa orientasi mahasiswa.

Diva yang manis dan elegan serta pintar tapi terkesan cuek di kalangan mahasiswa di Fakultasnya membuat dia mendapat julukan Si Cuek manis. Diva makin populer saat dia mengikuti berbagai kegiatan extra di kampus dan terkenal sebagai cewek yang susah ditaklukkan.

Sedangkan Randi dikenal sebagai cowok dingin yang mempesona. Julukannya adalah Ice boy. Sikap dinginnya kepada orang lain tidak membuat fans nya berkurang, malah semakin bertambah karena menurut mereka cowok seperti itu sangat jarang dan langka. Wajah tampan, senyum tipis memikat, cool, pintar dan ketua extra basket kampus. Perfect boy.

"Ok, to the poin aja. Lo mau ngomong apa?" Diva yang memulai percakapan diantara mereka setelah mereka memesan minuman masing-masing.

"Gw.. minta maaf" Randi menatap lembut tepat pada mata Diva.

Diva tersenyum miris. Kemudian menghela napas berat.

"Gw berharap lo langsung ke intinya tapi sepertinya lo ga sepikiran ama gw" Diva menatap datar kearah Randi.

"Gw tau selama ini lo udah sabar sama sikap gw dan berusaha mempertahankan permintaan mama gw yang memaksa kita berjodoh. Jadi gw minta maaf untuk sikap gw selama ini" Randi tetap setia menatap tepat pada manik mata Diva.

"Gw ga permasalahin gimana lo bersikap selama ini. Tapi apa yang lo maksud dengan memaksa? Menurut lo gw terpaksa dengan perjodohan ini?" Diva tidak habis pikir dengan jalan pikiran Randi. Jadi selama ini sikap Diva dianggap karena terpaksa? Diva menggelengkan kepala tidak percaya dan mengalihkan pandangannya keluar jendela disampingnya.

"Jadi, lo ga terpaksa dijodohin ama gw?" Diva mulai kesal. Diva ingin langsung ke akar masalah, tidak berbelit-belit seperti ini. Dan pertanyaan Randi terakhir ini membuat emosinya semakin memuncak.

Diva's Love Story (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang