[40] Liat Sunset di Lapangan

310 42 3
                                    

"Sil, lo lagi ngapain?"

"Bernafas." Anjay.

"Selain itu?"

"Berkedip." Kampret. Gue nanya bener-bener malah ditanggapi candaan.

"Serius."

"Haha iya, iya. Gue baru pulang sekolah."

"Berarti sekarang gak sibuk dong?" Gue bertanya melalui telepon.

"Kenapa emang?"

"Keluar yuk. Bosen nih gue dirumah mulu."

"Mm, boleh deh."

"Oke, gue otw rumah lo." Gue lalu mematikan sambungan. Kemudian menyambar kunci motor dan mengeluarkan Amad dari garasi.

Gue melajukan Amad dengan kecepatan sedang. Kecepatan sedang menurut gue beda sama kecepatan sedang menurut emak. Si emak emang susah di bawa naik motor ngebut. Padahal menurut gue gak ngebut lho.

Gue menghentikan Amad di sebuah halaman rumah yang lumayan besar. Gue mencopot helm dan menekan bel disana. Gak lama kemudian munculah sosok Sisil di depan gue.

Gue sedikit terpana melihat penampilan Sisil saat ini. Rambutnya yang sedikit kecoklatan dibiarkan tergerai tanpa ikat rambut yang membelit. Dia mengenakan atasan berwarna pink yang menampilkan efek kalem. Namun mata gue memicing ketika melihat bawahan yang dikenakannya.

"Apaan lo pake kayak gini? Kalo mau keluar jangan pake cangcut doang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apaan lo pake kayak gini? Kalo mau keluar jangan pake cangcut doang." Tegur gue saat melihat celana pendek yang dipakainya. Gue gak suka dia pamer pahanya ke semua orang.

"Kenapa sih? Ini kan bagus. Lagi tren lho,"

"Gak, gak! Gue gak suka. Cepetan lo ganti yang lain." Gue membalikan badannya dan mendorongnya kedalam rumah. Persetan dengan tren masa kini. Intinya gue gak suka dia pakai celana model gitu.

"Gue tunggu disini." Kata gue setelah dia masuk lagi ke rumah. Gue lirik Sisil memonyongkan bibirnya sambil berlalu ke dalam rumahnya.

Bukannya gue sok ngatur atau apa, gue cuma gak suka liat dia pakai celana kain bekas kayak gitu. Gue tebak kain yang buat bikin celana itu pasti lebihan, karena tinggal sedikit daripada nanggung dibuang mending dibikin celana. Terus dijual.

Kalau kurang bahan bilang aja ke gue. Noh dirumah gue ada banyak bahan gak ke pakai.

Beberapa saat kemudian Sisil keluar lagi dengan tampilan yang berbeda. Bahkan baju yang tadi dipakai juga ia ganti. Gue kan cuma nyuruh ganti celana, ngapa bajunya diganti juga? Heran gue sama cewek, suka banget gonta-ganti baju.

"Nah yang ini lebih baik." Kata gue berkomentar.

Kalau pakai pakaian kayak gini kan cantik. Eh?

 Eh?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Loving TechniqueWhere stories live. Discover now