50. Bersalah

140K 12.2K 6.8K
                                    

komen tembus 5k aku apdet skrg wkwk

⚫⚫⚫

Bel pulang sekolah sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu, tetapi Dhafian masih berkutat dengan tugas tugasnya yang menggunung. Apalagi besok adalah hari terakhir pengumpulan tugas, karena Senin depan mereka sudah menjalani Penilaian Akhir Semester.

Di kelas 12 IPS 1, hanya tersisa Dhafian seorang diri sambil mendengarkan lagu melalui earphone-nya. Sedangkan Faren juga sudah pulang terlebih dahulu bersama Kailsa. Dan Kahfi? Tidak tau dimana keberadaannya sekarang, hari ini juga dia tidak mau sekolah, apa mungkin dia sekarat?

Dhafian menghentikan aktifitas menulisnya saat sebuah nada dering telfon memasuki indra pendengarannya. Ia mengerutkan keningnya sejenak karena tidak biasanya Papanya menelfon saat jam kerja seperti ini.

Ia melepas earphone itu dari ponselnya, kemudian menekan tombol hijau hingga nada itu tersambung.

"Halo, Pah?"

"Ke rumah sakit Marina Medika sekarang!"

"Siapa yang sakit, Pah?"

"Cepat kesini!"

Dhafian sudah tidak berani mengeluarkan kata katanya saat nada bicara Naufan yang terdengar galak dan menyeramkan. Tidak lama kemudian, Naufan mematikan nada sambung telfonnya.

Dengan gerakan cepat, Dhafian mengemasi buku bukunya ke dalam tas, begitupun dengan ponselnya. Setelah dirasa tidak ada yang tertinggal, ia berjalan cepat keluar kelas untuk menuju ke parkiran.

Setelah menaiki motor besarnya dengan helm yang sudah terpasang di kepalanya, ia segera melajukan motornya melesat meninggalkan sekolah dengan kecepatan di atas rata rata. Ia takut jika telat sedikit, akan terkena marah dari Papanya.

15 menit kemudian, motor Dhafian sudah terparkir di halaman parkir rumah sakit Marina Medika. Bisa dibilang kecepatan cowok itu dalam mengendarai motor sangat gila, padahal perjalanan sekolah sampai ke rumah sakit ini membutuhkan waktu sekitar 25 menit sampai 30 menit.

Cowok itu berjalan memasuki gedung rumah sakit sambil menolehkan kepalanya untuk mencari keberadaan Papanya. Apalagi beliau tidak memberitau kepada Dhafian mengapa menyuruhnya kesini, jadi cowok itu hanya celingak celinguk menemukan sosok figur itu.

Hampir menyerah, tetapi pada akhirnya Dhafian menemukan Naufan. Ia bisa melihat dari jauh di depan sebuah kamar, terdapat 4 orang, mereka adalah Naufan, Keysa, Ahnaf, dan Haura.

Walaupun banyak sekali pertanyaan yang muncul di kepala Dhafian, ia tidak memperdulikannya dan tetap berjalan menghampir mereka berempat.

"Papa, Mama," panggil Dhafian membuat keempat orang itu menoleh.

Naufan meneggakkan badannya, menatap Dhafian penuh serius, "Semalem kamu habis ngapain?"

Dhafian menelan ludahnya sejenak melihat tatapan Papanya itu, "Emang kenapa, Pa?"

"Jawab Papa!" ketusnya.

"Semalem Dhafian ada di kafe sama Bang Garen dan Faren."

"Jawab jujur!" desak Naufan karena Dhafian masih belum mengatakan yang sejujurnya, "Semalem kamu habis mukulin siapa?"

"Kahfi." Dhafian menundukkan kepalanya, tidak berani jika bertatapan mata dengan Naufan.

"Kamu apain dia sampai bisa masuk rumah sakit kayak gini?"

Entah kenapa Dhafian jadi ikut tersulut emosinya. Tebakannya benar bahwa yang sedang ada di UGD saat ini adalah Kahfi, melihat kedua orang tuanya juga ada di sini.

The Cruel BoyWhere stories live. Discover now