07. Pisau

166K 12.4K 1.4K
                                    

"WOI!"

Faren tersentak ke belakang, terkejut dengan kehadiran Kahfi yang datang sambil menggebrak mejanya.

"Ini pertama kali dalam sejarah lo tidur di kelas dan ngorok."

Faren menutup wajahnya dengan tangan, merasa malu atas kejadian beberapa jam yang lalu. Ia susah bangun karena mimpinya yang indah, yaitu memimpikan idolanya yang akan konser di Indonesia.

"Far, lo nggak pulang apa?"

"Lo pergi dulu dari hadapan gue, baru gue pulang."

Kahfi gemas, ia menarik kedua tangan yang menutupi wajah Faren lalu mengajaknya untuk pergi dari kelas. Mau tidak mau Faren berdiri dan mengikutinya.

"Loh, Abang?"

Perkataan Faren membuat Kahfi menoleh ke belakang dengan satu alis yang dinaikkan.

"Gue pulang sama Abang." Faren menjulurkan lidahnya berniat mengejek Kahfi lalu berlari menghampiri Garen.

"Kok Abang jemput lagi?" tanya Faren ketika ia sudah berdiri tepat di hadapan Garen.

"Gak boleh ya?"

"Ya bolehlah, Faren malah seneng kalo Abang setiap hari jemput, jadi irit pengeluaran." Faren terkekeh membuat Garen menepuk atas kepalanya.

"Dasar cewek murahan."

Mereka berdua refleks menoleh ke sumber suara yang berasal dari seseorang sedang berdiri di belakang Faren.

"Lo ngomong sama dia?" Garen menunjuk Faren dengan matanya, dan Dhafian mengangguk, "Maksud lo apa?" Garen mencengkram kra seragam milik Dhafian.

"Di sekolah sama Kahfi, giliran di luar sekolah sama cowok yang nggak jelas. Peluk pelukan di tempat umum. Lo dibayar berapa sama nih cowok?" Dhafian menatap Faren yang juga sedang menatapnya. Faren menelan ludahnya, tenggorokannya terasa tercekik.

Tiba tiba satu hantaman mendarat di rahang Dhafian, seketika Faren berteriak spontan. Faren langsung menjauhkan tubuh Garen saat ia akan memukul Dhafian lagi.

"Udah Bang, Mama bisa marah kalo Abang kayak gini," lerainya.

Abang? Batin Dhafian mengernyitkan dahinya.

"Maksud lo apa ngelecehin adek gue?" Garen berteriak membuat semua murid yang lewat menaruh perhatian kepada mereka.

"Udah Bang, ayo kita pulang aja." Faren berusaha menjauhkan Garen saat ia mau maju mendekati Dhafian.

"Dia itu murahan!" balas Dhafian dengan berteriak membuat jantung Faren berdebar.

Saat Garen akan maju untuk menghajar, tiba tiba sosok cewek datang dan menggandeng tangan Dhafian.

"Dhafian, lo ngapain?"

Kailsa menatap Faren dengan tatapan yang sulit diartikan, kemudian ia menatap seseorang yang berdiri di belakang Faren.

"Ayo kita pulang." Kailsa menarik tangan Dhafian dan pandangannya ke arah bawah, tidak berani menatap orang itu.

Setelah Kailsa dan Dhafian menghilang dari pandangan kakak beradik itu, Garen masuk ke mobilnya dan berakhir menutup pintu sangat keras membuat Faren sangat terkejut.

"Aduh copot jantung gue!" keluh Faren kemudian ia ikut masuk ke dalam kursi penumpang.

Faren menatap Garen yang meletakkan jidatnya ke setir mobil dengan tangan yang berpegang kuat pada setir.

"Abang kenal Kailsa?"

Garen menoleh lalu mengusap wajahnya, "Dia mantan gue yang ngilang 1 tahun lalu."

The Cruel BoyWhere stories live. Discover now