Nay First Time

117 17 17
                                    

Ada beberapa orang bisa menahan perasaannya. Dan ada juga beberapa orang yang tidak bisa menahan perasaan. Salah satunya Def. Dia memang telah menahan perasaannya dalam kurun waktu yang cukup lama, tapi tidak dipungkiri bahwa ia tidak sekuat yang diharapkannya. Kerinduan yang ada dalam hatinya selalu mendorong dirinya untuk bisa bertemu.

Setelah bersama dalam waktu yang cukup lama Def membawa Hana kembali ke dimensinya.

"Aku harus kembali" Ucap Kim yang sekarang sedang disergap kuat dalam pelukkan Hana.

"Sebentar lagi" Hana memohon.

"Ayolah, Kau taukan akibatnya jika aku melewati batas waktu" Apalagi namanya ini kalau bukan seperti cerita cinderella. Kim harus kembali sebelum jam duabelas.

"Hmm" Hana menjawab dengan mendengung sambil menghela nafas panjang. Dia seolah tidak ingin Kim kembali saat itu juga tapi dia tidak bisa menahannya lebih lama lagi.

"Aku akan mengunjungimu lagi, oke?!" Ucap Kim sambil memeluk erat kekasihnya itu.

"Hmm" Hana tetap menjawabnya dengan mendengung.

Setelah mendaratkan kecupan lembut tepat dibibir Hana, Kim pun kembali ke dimensinya sebagai seorang Def. Tapi, tampaknya kerinduan itu masih mengganjal dihatinya meskipun mereka baru saja bertemu beberapa menit yang lalu. Def mulai merenung lagi sambil menatap kosong keluar jendela. Ditambah lagi suasana rumah yang tampak sunyi, makin membuatnya merasa hampa.

"Dimana Jino?" Tanya Def pada dirinya sendiri setelah beberapa menit ia baru menyadari bahwa tidak ada penghuni yang ada didalam rumah itu. "Kemana dia?" Gumam Def lagi dalam hati.

~~

"Oke.. Mari kita lakukan bersama" Ucap Chen sepakat. Sementara Nay ikut mengangguk menandakan dirinya yang juga setuju dengan rencana mereka itu.

"Tunggu sebentar!" Ucap Mona kemudian.

"Ada apa Mon?" Tanya Nay

"Pinjamkan kalungmu sebentar" Lanjut Mona.

"Buat apa?" Sekarang Jeon bertanya kebingungan.

"Sudah sebentar saja" Ucap Mona yang setelah memakai kalung milik Nay, tanpa aba-aba segera menghilang begitu cepat.

Entahlah apa yang ingin dilakukan Mona saat itu. Nay yang juga kebingungan tidak bisa berkata apa-apa. Sama halnya juga dengan Chen. Ia berusaha menerawang maksud dari tindakkan Mona saat itu tapi indra penerawangannya tidak bisa menembus maksud itu.

Namun hanya selang beberapa menit berlalu Mona kembali dengan membawa seseorang yang tak asing bagi mereka. Jeon, Nay, dan Chen memang mengenalinya tapi mereka tidak terlalu akrab.

"Apa yang kau laku_" Katanya yang tiba-tiba saja terhenti setelah melihat penghuni yang ada didalam ruangan itu.

"Jadi dia berencana untuk mencari kalung yang lainnya, pada dimensi yang sekarang kalian tempati itu!" Jelas Mona.

Kali ini lelaki itu diam dan menatap mereka yang berdiri tak jauh darinya.

"Sekarang kita akan bekerja sama untuk mendapatkan kalung yang lainnya" Lanjut Mona lagi.

"Hmmm" Serentak Jeon, Nay dan Chen mendengung menandakan mereka mengerti dengan apa yang Mona maksudkan saat itu.

Tak lama kemudian mereka mulai bercengkrama dan membicarakan rencana-rencana yang nantinya mereka akan jalankan. Mereka saling memberikan ide atau pendapat guna untuk menemukan kalung yang mereka cari.

"Ternyata dia disini" Ucap seorang lelaki yang dalam sekejap mata muncul ditengah-tengah percakapan mereka itu.

"Mengagetkan saja!" Ucap Mona.

One Soul (END)Where stories live. Discover now