Part 27

3.5K 156 44
                                    


Vote and coment 😊

Setelah menemani pelayan yang sedang menanami bibit bunga ditaman rumah ini, Lucy bergegas masuk setelah rintik hujan turun.

" Kenapa kau masuk! " Suara meremehkan seseorang membuat Lucy yang sedang mengusap lengannya menengok ke sumber suara itu, dan melihat ibu mertuanya yang sedang menatap sinis ke arahnya.

Rina turun dari tangga, dan melangkah ke arah Lucy. Ia mendorong Lucy, membuat Lucy terdorong ke belakang tapi tidak membuatnya terjatuh.

" Kenapa kau masuk, bukankah kau lebih pantas diluar diguyur hujan! Apa kau masih belum puas sudah membuat keluargaku berantakan! Jika kau belum puas lihat ini, kuharap kau enyah dari rumahku ini!!! "

" Cepat buka! " Perintah Rina, membuat Lucy langsung membukanya.

Ia menatap foto yang kini digenggamnya, tanpa berkedip. Seakan jantungnya berhenti berdetak, ia tak tau apa yang harus ia lakukan, air matanya meluncur begitu saja.

Lucy mendongak menatap Rina, untuk meminta penjelasan atas foto yang ada digenggamnya.

" Bukankah sudah kukatakan jika mereka akan bertunangan, jadi tidak masalah bukan, Jika mereka berpelukan? " Tanya Rina, membuat Lucy menatap tak percaya.

Dengan perasaan marah, ia langsung membuang foto itu, dan berlari ke arah tangga untuk menuju ke ruang kamarnya.

Tangisnya pecah begitu saja, ketika ia baru masuk ke ruang kamarnya. Lucy luruh ke lantai, dengan Isak tangis yang begitu memilukan.

" Kau bohong Nat, kau bilang kau akan menjagaku, melindungi ku. Hingga aku tak merasa takut. Tapi kau... hiks... hiks... " Lucy menumpahkan semua sesak didalam hatinya, ia tak pernah memimpikan kehidupan pernikahannya seperti ini. Entah siapa yang harus ia salahkan, ia bahkan tidak tau alasan dari orang tuanya menyetujui perjodohan ini.

Lucy terisak didalam ruang kamar ini, menumpahkan semua rasa sesak dan lemahnya. Ketika di luar sana ia tak bisa melakukannya.

Lucy mengusap dengan kasar air matanya, sebelum dirinya bangun dan melangkah ke arah ranjang tidurnya. Ia langsung merebahkan tubuhnya dengan memejamkan mata, berharap semua ini adalah mimpi. Dan terbangun dengan disambut oleh mentari pagi.

Ia menghela napas panjang sebelum membuka matanya, dan menatap langit-langit kamar yang baru beberapa hari tempati dengan berbagai peristiwa dan kejadian yang Sili berganti membuat hatinya sesak.

Kembali Lucy menyemangati dirinya, dengan beberapa kata berharap dirinya semangat untuk menghadapi semua ini, dan juga hal yang tak ia ketahui akan ada apa lagi esok hari.

Tuhan sudah mentakdirkan semua ini, jika hari ini aku menangis besok aku harus tersenyum. Tidak ada kata sad ending dalam cerita hidupku ini, akan ku akhiri dengan Happy ending. Batin Lucy menyemangati.

~~¶~~¶~~¶

" Kerja bagus Andrea! " Raut wajah Thomas begitu sangat senang ketika mendapat kiriman foto dari email-nya.

" Aku tidak tau, ini akan berjalan begitu mudah. James kirimkan foto ini ke alamat yang sudah kuberi tau kemarin malam. " Perintah Thomas pada salah satu bawahannya.

Young Marriage (ON GOING)Where stories live. Discover now