Pratttttttt

"Ehhh anjirr!" teriak Ahra kaget saat balik badan dan mengetahui tetangga depan rumahnya lah yang berdiri di hadapannya.

Dan tanpa sengaja dia menyemprotkan air selang ke arah Jinyoung, jadilah Jinyoung basah kuyup kaya habis nyebur kali. "Ya ampun, Young, ngapain sih lu disitu? Ngagetin tahu" balas Ahra merasa bersalah tapi tidak mau ngaku.

Jinyoung mengusap wajahnya yang basah sembari terkekeh, "gak apa-apa kesemprot sama bidadari gue mah rela, hehe" balasnya cengengesan.

Bungsunya ayah Jimin memutar bola mata malas, "ada apaan?"

Jinyoung semakin meremas bunga digenggamannya yang disembunyikan di belakang punggung.

"Enggg..."

"Ngapa?" tanya Ahra bingung.

Jinyoung segera menyerahkan bunga yang dia beli tadi pagi hasil dari duit pinjaman Jinseo, dirinya menunduk tak berani menatap mata wanita cantik itu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

Ahra yang diberikan bunga tiba-tiba pun kaget, dia hanya mengernyit sembari membolak-balik bunga agak letoy yang sudah diterimanya. "Lu kira gue kuburan baru dikasih kembang" katanya tanpa memikirkan pengorbanan Jinyoung subuh-subuh nyari toko bunga yang buka sampai keliling kota, nyelekit.

"Hmm, Ra," kata Jinyoung masih tak mampu mengutarakan perasannya. Jantungnya seperti mau copot saking kencangnya berdetak, tangannya bergetar, badannya menegang kaya mau pembagian nilai IP semesteran, dan rasanya dia mau ngompol sekarang.

Ahra masih menatap dengan tatapan sinis, menaikan satu alis dengan sangsi membuat Jinyoung semakin gugup untuk mengutarakan kata-kata yang sempat dia rancang di otak tapi jadi buyar.

"Ra,"

"Apaan elah dari tadi Ra Ra doang, kaya manggil tukang sayur"

Kembali Jinyoung berdehem membasahi tenggorokkannya yang kering. "ParkAhraguesukasamalumaugakjadipacargue?" katanya dengan sekali tarikan nafas.

Jelas saja wanita cantik itu ngeblank, kaget parah sampai genggaman pada selang lepas begitu saja.

Bingung si Jinyoung ngomong apa.

"Ra, gue beneran suka sama lu, gak main-main" kata Jinyoung yang mulai bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Oh jadi dia nyatain cinta.

Hah? Gimana gimana?!

Ahra sudah tidak bisa lagi mengendalikan perasaan kagetnya, dia sampai menggeleng kepala menampik keterkejutannya ini. "Bercanda lu gak lucu tahu gak"

"Gue gak bercanda, Ra"

Ahra kembali menggeleng kepala, "ini gak bener, kita teman gak lebih, dan sorry gue gak bisa terima ini" balas Ahra sebelum membuang buket bunga tadi di hadapan Jinyoung dan berlalu masuk ke dalam rumah begitu saja.

Jinyoung masih syok di tempat, semua persendiannya lemas, ototnya mati rasa, mau ambruk tapi malu, jadi Jinyoung cuma bisa menunduk diam.

Jinseo yang sedaritadi setia menonton adegan adik kembarnya menyatakan cinta segera berlari setelah mengerti dengan situasi yang terjadi, adik kembarnya tidak bisa dibilang baik-baik saja sekarang.

"Young," panggilnya pelan, takut jika membuat adik kembarnya semakin sedih.

Menghela nafas panjang, seakan mengeluarkan semua beban dari dalam hatinya, setelah merasa agak tenang barulah Jinyoung bisa mengangkat wajahnya, bertatap muka dengan abang kembarnya.

Senyuman tak lupa dia perlihatkan agar tidak terlihat lemah di depan Jinseo, "gua gak nangis, bang. Gua gak cengengkan? Beneran gua gak nangis" katanya seakan menolak kesedihan untuk mampir dalam dirinya.

Bangtan Daddy!Where stories live. Discover now