Yang Dicinta Pergi

1.6K 41 3
                                    


SETAHUN sudah ia menempuh pendidikan di Negara Inggris itu. Lima bulan sudah ia tak bertemu dengan Ranai, sejak kepulangannya tanpa memberikan kabar. Diam-diam pria itu menyimpan rindu, kepada gadis berdarah Arab-Minang. Biasanya Ranai menjadi tempatnya bercerita, tempatnya menghabiskan waktu dengan segala kejenggahan hidup. Ranai selalu menjadi tempatnya kembali dalam keadaan yang menyedihkan selama di London. Namun semua tiba-tiba berubah saat gadis itu, memilih untuk menjauhinya.

Bukannya ia tak peka dengan perasaan Ranai ia hanya tak ingin membuka hati kepada wanita yang telah ia anggap sahabatnya. Karena ia tak mau setan dengan mudah memperdaya hatinya untuk melangkah lebih jauh atas nama cinta yang diperbudak oleh hawa nafsu. Maka ia memilih untuk tidak menangkap sinyal-sinyal cinta Ranai, takut kalau pada akhirnya Ranai akan kecewa. Sebab baginya cinta adalah kepastian, bukan sekedar sebuah hubungan tapi lebih dari itu yaitu Halal.

Lama terdiam mengenang Ranai yang telah kembali, Hasan bolak-balik antara kasur dan kamar mandi, karena cuaca yang sangat dingin. Cuaca di London berbeda dengan cuaca di Indonesia ia harus merapatkan jaket tebalnya. Meski sudah menggunakan penghangat ruangan, namun tubuhnya tetap saja menggigil. Kondisi cuaca yang berbeda dengan Negaranya membuat ia harus bertahan hingga tibanya musim panas. Lama ia berkelut dengan selimut tebalnya, teringat akan keluarganya di Indonesia. Di kirimnya email ke pada Udin, berharap ia mendapat kabar tentang keluarganya, dikarenakan keluarganya yang tidak mengerti teknologi. Jadi ia harus mencari informasi orang tuanya melalui Udin.

Saat dibukannya email, tak berapa saat beruntun email dari Udin memenuhi pesan masuknya.

Pesan ke 1

Dear Hasan

Semoga engkau selalu dalam lindungan Allah.

Ada kabar duka yang harus kusampaikan padamu Hasan. Maaf jika seharusnya bukanlah kabar ini yang kau dengarkan. Tapi kamu harus segera pulang, keluargamu sedang berduka. Udamu Nasir telah berpulang ke pangkuan Sang Khalik. Hari ini jam 13.00 WIB.

Ia mengalami kecelakaan, seseorang tak bertanggung jawab. Melarikan diri setelah menghantam tubuh Udamu dengan sepeda motornya. Hasan semoga engkau meredam kesedihanmu, sebab perjalananmu sangatlah jauh di Negri orang. Amak dan Abakmu berpesan, fokuslah pada study sebab mereka tak ingin engkau bersedih-sedih.

Zainudin

Pesan ke 2

Dear Hasan

Sudah kau terimakah pesanku. Berharap engkau telah membacanya. Udamu telah di kebumikan hari ini. Semoga engkau selalu tabah, dan sabar. Sebab setiap yang bernyawa pastilah akan kembali ke sisi-Nya.

Zainudin

Pesan ke 3

Dear Hasan

Pilu sekali aku melihat Yuli, sejak ditinggal Udamu ia selalu merana. Bagaikan burung yang hilang satu kepak sayapnya. Mengurung diri bahkan jarang keluar kamar. Hidupnya direlung kedukaan dalam. Sungguh malang gadis itu. Sejak dua tahun menikah, ia harus ditinggal pergi. Kembali seorang diri, layaknya perempuan yang tak memiliki tujuan hidup. Jikalau kau pulang, tengoklah sebentar Yuli, hatinya hancur dan rapu, lebih rapuh dari seekor burung yang tak bisa terbang.

Zainudin

Pesan ke 4

Dear Hasan

Sepertinya engkau sangatlah sibuk, hingga tak ada kabar sedikitpun darimu. Semoga engkau selalu dalam lindungan Allah. Hari ini hari menujuh hari kepergian Uda Nasir. Semoga engkau juga turut mendoakannya di sana.

Zainudin

Dua minggu sudah ia tak pernah mengecek emailnya, seketika pekikan tangis terdengar dari penghuni lantai tiga. Hatinya hancur lebur, ketika pesan itu ia terima. Jikalau sejak awal ia aktif di email, mungkin kabar itu langsung ia terima, dan saat itu ia akan berangkat sebelum Uda Nasirnya dikebumikan.

Dengan air mata berderai, berat hati ia membalas pesan-pesan singkat Udin.

Dear Zainudin

Semoga engkau selalu dalam keadaan sehat.

Maafkan aku Din, baru membaca dan membalas pesan-pesanmu. Hancur hatiku Din, hancur remuk dibuatnya. Kabar yang kudapat, bukan kabar yang kuinginkan, justru kabar yang mencabik hatiku. Bagaimana bisa aku tak memiliki firasat kuat, ketika Uda yang kucinta kini pergi menghadap Sang Pencipta.

Aku harus apa kini Din, sudah hari ke tujuh kepergiannya. Adik macam apa aku ini, yang menghilang ketika Udanya di panggil Sang Khalik. Aku tak tau harus berkata apa kepada Amak dan Abak, mungkin mereka akan membenciku.

Udin, jagalah Yuli kuyakin hancur pasti hatinya. Suami tercintanya lebih dulu meninggalkan Dunia. Hiburlah ia ketika resah, temanilah ia ketika rapuh. Kuyakin jiwanya sangat terguncang, siapa yang tak bersedih ketika orang terkasihnya pergi begitu cepat meninggalkan Dunia ini.

Kabarkan kepada keluargaku bulan depan usai ujian semester aku akan kembali ke Indonesia. Maafkan aku akan keterlambatan informasi yang kuterima. Salam luka mendalam untuk keluargaku.

Hasan

Setelah terdengar kabar Udanya dari Udin, pria itu lebih banyak menyendiri. Menghabiskan waktu di toko buku. Hatinya hancur, ketika teringat akan masa kecilnya yang selalu dimanja oleh Udanya. Berusaha ditelannya pahit kehidupan, sebab lagi-lagi takdir begitu kejam menyapanya. Namun itulah takdir, sehebat apapun ia bertahan pada akhirnya ia akan rapuh.

Terbayang ia akan pesan email dari Udin. Dengan keadaan Yuli yang ditinggal pergi oleh Udanya. Sesekali di ceknya email dari Udin, namun belum juga ada balasan dari sahabatnya itu.




Bagaimana sejauh ini ceritanya? kamu suka? jangan lupa komen ya

Muaro Cinta di Ranah Minang (Sudah terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang