dua

141K 8.2K 103
                                    

"Tu-tu-tunggu!" pekik Wanda terbata-bata.

Wanda coba melepas genggaman tangan pria asing di sampingnya ini. Semua terjadi begitu cepat. Ia digandeng masuk kembali ke dalam pesta, disambut tepuk tangan dan letupan party popper lalu berjalan di atas karpet merah diiringi lantunan lagu romantis yang akhir-akhir ini selalu didengarnya di setiap pesta yang ia susupi. Semua seperti terjadi dalam satu kali kedipan mata.

Wanda memicingkan mata mencoba memperjelas pandangannya. Pria yang berdiri di sampingnya ini terlihat seperti orang yang sempat ia tebak sebagai pengantin pria tadi. Apa yang pria ini lakukan padanya?

"Siapa Anda?" tanya Wanda cepat sambil memperkuat pijakan kakinya agar tidak terbawa mengikuti langkah tegas Bryant. "Kenapa Anda menarik saya masuk?"

Bryant hanya diam, namun tetap menggandeng Wanda masuk dengan tenaga yang lebih kuat.

"Untuk apa saya naik?!" tanya Wanda panik saat Bryant membawanya ke atas panggung lalu tersenyum pada tamu-tamu yang ada di hadapan mereka. "Apa yang Anda lakukan? Apa maksud semua ini?" tanya Wanda bertubi-tubi.

Wanda melepas paksa genggaman tangan Bryant lalu menamparnya dengan satu kali gerakan cepat. Bahkan dirinya sendiri tidak menyangka akan melakukannya.

Bryant terkejut saat pipinya ditampar oleh wanita di depannya ini, namun sebisa mungkin ia mencoba menjaga ekspresinya. Malahan, Bryant memilih untuk tersenyum bahagia sebelum meraih telapak tangan Wanda lalu dibawanya untuk mengelus pipinya sendiri. Semua itu diakhiri dengan pandangan penuh cinta dan tawa ringan.

Pembawa acara yang tidak melihat interaksi keduanya secara lengkap malah salah asumsi sehingga ia tertawa renyah sebelum menggoda Bryant dan Wanda. "Romantis sekali pengantin kita! Ayo, kita semua tepuk tangan untuk merayakan hari pernikahan raja dan ratu kita!"

Suara tepuk tangan langsung memenuhi ballroom hotel, menutupi suara Wanda yang sedang kebingungan, berusaha memperoleh jawaban dari Bryant. "Ada apa ini? Apa maksud dari ini semua? Saya bukan pengantin Anda, dan Anda pasti sadar itu," kata Wanda cepat.

"Atau Anda benar-benar tidak tahu? Anda tidak bisa mengenali wajah seperti pemeran pria di beberapa drama Korea?" lanjut Wanda dengan asumsi gilanya.

Bryant ingin menyemburkan tawanya, namun ia tahan. Ia hanya menaikkan sebelah alisnya.

Wanda kembali menatap Bryant, mencoba meneliti wajah pria di depannya ini lebih jelas lagi. Pria di depannya ini terlihat tidak asing, tapi yang Wanda yakini pasti adalah ia tidak mengenal, maupun pernah berhubungan secara langsung dengannya.

"Saya akan menjelaskan ini semua kepada Anda," Bryant memberi jeda pada kalimatnya sambil tersenyum tipis, "nanti."

"Tidak!" pekik Wanda cepat. Raut wajahnya berubah panik lalu menarik tangannya dari genggaman tangan Bryant, "saya akan pergi sekarang."

"Tentu. Anda boleh pergi sekarang, tetapi fakta mengenai Anda yang sering menyusup masuk ke dalam pesta pernikahan orang yang tidak Anda kenal akan langsung menyebar saat ini juga," ancam Bryant cepat. Senyum ramah dan pura-pura bahagia masih terpatri pada wajahnya. Hanya Wanda yang bisa melihat raut asli Bryant yang lebih terlihat seperti tengah tersenyum penuh kemenangan.

"Saya tidak pernah seperti itu," dusta Wanda. Ia berusaha menutupi kepanikannya. Bagaimana bisa pria di depannya ini tahu bahwa akhir-akhir ini ia sering sekali menyusup masuk ke dalam pesta pernikahan orang yang tidak dikenalnya? Apakah sejelas itu saat ia menyusup masuk ke dalam pesta pernikahan seseorang? Seharusnya tidak!

Wanda yakin seratus persen, pengantin yang sengaja mengundangnya datang ke pesta pernikahan mereka saja belum tentu ingat akan kehadiran Wanda. Bagaimana dengan pengantin yang pesta pernikahannya Wanda susupi?

Weddings' SmugglerWhere stories live. Discover now