[3] Darka Aldevaro

12.4K 970 348
                                    

"Enggh ...." Aurel mengerjap pelan, lalu mengucek mata, guna menyesuaikan penglihatannya. Sinar matahari menembus jendela kamar rumah sakit yang ia tempati, hingga sedikit menyilaukan netranya.

Gadis itu menguap, serasa masih kurang waktu tidurnya. Mengalihkan pandangan, Aurel memfokuskan pandangannya pada jam dinding yang ada di ruangan itu. "Hah? Udah jam 9?" kemudian menoleh ke samping, tak ada seseorang pun di sana. Lalu tangannya merogoh ke meja samping brankas, ponselnya ada di sana.

"Weh gila, ponsel gue napa sebagus ini? Siapa yang udah benerin ponsel gue, ya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Aurel mengedikkan bahunya tak peduli, lalu memilih mengusap layar ponselnya hingga terbuka.

"Astaga, kenapa malah muncul foto cowok gila itu sih!" helaan napas Aurel terdengar, kala walpaper ponselnya sudah berubah menjadi foto Arsen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga, kenapa malah muncul foto cowok gila itu sih!" helaan napas Aurel terdengar, kala walpaper ponselnya sudah berubah menjadi foto Arsen. "Jangan-jangan tuh cowok udah ngutek-utek ponsel gue lagi!"

Jari gadis itu langsung beralih menuju whatsapp, lalu ekspresinya langsung kecut melihat apa yang terjadi pada whatsapp miliknya. Chat dengan cowok gila itu tersematkan, sedangkan chat yang lain di arsipkan.

Aurel memilih tak membalas chat dari Arsen, gadis itu mengalihkan jarinya menuju apk instagram miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aurel memilih tak membalas chat dari Arsen, gadis itu mengalihkan jarinya menuju apk instagram miliknya. Sekali lagi, ia menghela napas. Semua dm sudah terhapus, hanya tersisa satu dm yang isinya dari Arsenio.

Tak lama setelah itu, ponselnya berdering. Ternyata panggilan dari Mamanya, yang tentu saja segera Aurel angkat. "Hallo, Ma," kata Aurel.

Suara dengusan napas kesal terdengar dari seberang telpon. "Kamu gak pulang lagi? Ada di mana?" tanya Sania—Mama Aurel.

Raut bahagia seketika tercipta di wajah Aurel, mendengar Mamanya menanyakan dirinya ada di mana, sungguh kejadian yang jarang bahkan hampir tidak pernah ia rasakan. "Aurel--"

"Nginep di apartmen lagi? Ck! Kamu lupa janji, kan? Raina bilang kamu janji bakalan pulang buat ajarin dia main piano. Tapi apa? Kamu malah keluyuran gak jelas dan malah nginep di apartmen. Raina sedih karena udah kamu boongin, dan kamu tau sendiri, kalau Mama gak bisa liat sedih?!" tegur Sania menghujani Aurel dengan cercaannya.

ARSENIOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang