Malam ini aku berniat untuk menulis tanpa mengingat kamu. Menulis hal-hal terindah yang dimilikimu. Tapi aku gagal. Aksara-aksara itu masih tentang kamu. Tercipta dan terangkai indah untuk mengekalkanmu.
Aku mau kamu terus ada, bahkan saat kelak hal-hal manis tentangmu telah kulupa.
Aku mau tujuh miliar pasang mata itu melihat, bahwa di depanku ada seseorang yang pantas dicintai dengan sangat.
Aku mau seisi dunia setuju denganku, bahwa takdir harus menyandingkan aku denganmu.
Kamu menggenggam apa yang telah lama aku cari-cari.
Kamu memiliki apa yang sejak dulu ingin aku temui.
Di dalam tubuhmu ada hati yang ingin sekali aku curi.
Di dalam dirimu, ada sebuah celah kecil yang ingin aku isi.
Tunggu aku datang. Tunggu hingga yang kupunya bukan hanya rasa sayang.
Tunggu saat aku telah bersungguh-sungguh. Saat aku bertekad untuk menjaga cintamu agar tak sampai luruh.
Tunggu hingga aku bisa membuat hatimu yang dingin itu tersentuh, lalu kamu paham bahwa kamu terlalu mengagumkan untuk hanya kupandangi dari jauh.
Meski pada kenyataannya, memandangimu memang cara membunuh waktu termanis yang pernah kutahu.
Meski pada akhirnya, menemukanmu di sudut pandanganku adalah usaha paling indah untuk menggembirakan harapan-harapanku.
ČTEŠ
Sajak-Sajak Perasaan
PoezieSelamat tinggal, Cinta. Berbahagialah tanpa harus takut dengan air mata. Sesekali kau perlu tahu, bagaimana perihnya sayatan pertama. Sampai jumpa di lain hari. Sampai jumpa di lain arti. #2 in Sastra 14 March 2019 #3 in Prosa 14 March 2019 #1 in Po...