Empat

1.2K 139 53
                                    

Vkook
GS Areaa
This Story is Mine
Happy Reading...
.
.
.
.
.

Begitu pulang dari rumah sakit kebiasaan pertama Hoseok adalah melangkah menuju kamar Jungkook dan mengecek adiknya itu terlebih dahulu selarut apapun dia tiba dirumah.

Pintu kamar itu terbuka dan Hoseok langsung tersenyum tipis ketika melihat adiknya sudah terlelap diatas ranjang, namja itu berjalan mendekat dan mengulas surai coklat panjang itu dengan lembut tak ingin mengganggu.

Sejak kematian ibunya  belasan tahun lalu, hubungan Hoseok dengan ayahnya meregang. Banyak ketidak sepahaman yang membuat mereka sering kali berselisih paham dibelakang sang adik.

Hanya Jungkook, adiknya yang mampu membuatnya bertahan menyandang marga Jeon didepan namanya. Berusaha memastikan Jungkook aman dari keegoisan sang ayah.

Gadis itu  terlalu polos dan rapuh, dia tidak sekuat Hoseok yang bisa mempertahankan dan memperjuangkan yang dia mau. Jungkook itu berhati lemah. Tapi kekerasan appanya sulit untuk ditaklukan, Sehun menjadi sangat keras kepala setelah ibu mereka meninggal.

Sebuah sentuhan halus dipundaknya membuatnya menoleh, dia tersenyum kala melihat Jihoon yang berdiri dibelakangnya sambil tersenyum kecil kepadanya.

"Mau minum denganku malam Ini?"

Gadis itu menunjukan sebotol wine untuknya, mengajaknya mengobrol. Hoseok bersyukur Tuhan memberikan kekuatan padanya untuk melindungi dan mempertahankan Jihoon disisinya, gadis ini sumber kebahagiaannya, gadis yang paling mengerti dirinya dan satu-satunya yang bisa menyentuh jauh kedalam hatinya. Tanpa Jihoon mungkin dia tidak akan sanggup melewati hidup.

Jihoon melirik Jungkook sekilas, kemudian kembali menatap tunangannya dengan sebuah senyuman.

“ Dia baru tidur beberapa menit yang lalu, tak bisa tidur karna harus mengerjakan tugas dari mentor barunya. Ah Mau mengobrol denganku?”

Namja itu mengangguk setuju.  Hoseok beranjak berdiri lalu melingkarkan tangannya dipinggang ramping Jihoon dan membawa gadis itu turun menuju ruang keluarga dilantai satu.

Jihoon dengan sigap menuangkan wine yang dibawanya kedalam gelas Hoseok dan gelasnya, lalu memberikan gelas itu ketangan Hoseok dan tersenyum ketika namja itu berterimakasih kepadanya.

Meski tidak terucap tapi Jihoon tahu Hoseok tengah memikirkan sesuatu, kabut tebal itu terlihat dengan jelas diwajah tampan tunangannya, membuat Jihoon menghela nafas panjang ikut merasa cemas. Dengan lembut dia mengelus tangan kanan Hoseok dan menggenggamnya erat.

“ Ada apa?” tanya nya lembut

Hoseok menghela nafas lalu menyesap winenya sejenak sebelum akhirnya menjawab seraya menatap Jihoon dengan sendu tapi bibirnya tersenyum

“ Ji.. ayo kita menikah” Hoseok berujar serius. Tapi masih terlihat main-main di mata Jihoon.

“ Ye? apa yang kau bilang Hoseokie? Kau mabuk ya?”
Jihoon membulatkan matanya, dia hampir saja tersedak.

“ Aku serius Ji. ayo kita menikah... Ayo kita pergi dari sini dan bawa Jungkook bersama kita”

Jihoon menyirit tak biasanya Hoseok begini, dia buru-buru meletakan gelasnya diatas meja lalu beralih menatap Hoseok

“ Ada apa? apa sesuatu yang buruk terjadi lagi? oppa!” gadis itu mendesah kesal karna lagi-lagi namja itu malah tersenyum bukan menjawabnya.
  “ Aku serius Hoseok ...”

“ Aku juga serius Ji.”
Hoseok menghela nafas lagi.
“ Appaku akan datang kesini... dan itu artinya akan ada berita buruk. Jika bukan untuk kita pasti untuk Jungkook, maka dari itu ayo kita menikah dan bawa Jungkook pergi dari sini agar tak ada hal buruk lagi yang menimpa kita bertiga. ” 

HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang