TWO DEFERENT WORLD HAS MEET

2.7K 203 7
                                    


Taekook/vkook
Gs
This story is mine

London.. dua puluh sembilan tahun silam....

Jeon Jungkook, menghela nafas panjang merasa lelah sekaligus penat ketika berhasil menghempaskan tubuhnya dibawah sebuah pohon maple yang tengah berguguran di salah satu taman umum, London.

Gadis cantik berusia sembilan belas tahun itu terlihat sangat penat wajah kesal yang terlihat manis itu tercetak jelas diwajahnya. Iris sewarna malam miliknya menatap tajam sebuah notes kecil disatu halaman yang belum terisi apapun sejak dua jam yang lalu. Ia sudah memutari taman itu hampir lima kali, mencari sebuah objek yang dapat dia jadikan sebuah puisi.

Jungkook adalah mahasiswi jurusan sastra semester satu di universitas Oxfrod yang sedang kebingungan mencari ide, jadi tak heran jika sejak tadi berkeliaran seperti orang linglung tanpa tujuan.
Ia adalah murid yang pintar dalam merangkai kata, bahkan puisi-puisi dan cerita-cerita pendeknya sering masuk kedalam majalah tapi entah kenapa untuk saat ini dia kehabisan ide dan kata-kata. Beberapa kali dia sudah mencoba menulis, tapi hasilnya tak seperti biasa. Puisi-puisi itu tak bernyawa, datar dan sangat hambar membuatnya harus merobek puisi-puisi itu.

Jungkook mengerjap pelan,  iris kelamnya melembut saat melihat seorang namja yang tengah menyatakan cinta pada seorang gadis, dan tak lama dia melihat si Yeoja itu mengangguk perlahan dan menjawab ‘iya’ lalu mereka berpelukan. Dia tersenyum kecil, mengucap syukur pada Tuhan karna dia bisa menjadi saksi dari dua orang yang dipersatukan oleh cinta. Gadis itu mendongak menatap langit biru dengan senyum yang terkulum. mereka sepertinya sangat bahagia dan itu karna cinta.

Dan bisakah Jungkook merasakannya juga?

Sebagai putri dari keluarga terpandang seperti keluarganya, tampaknya hal itu agak sulit. Dia tidak bisa menentukan jalan hidupnya sendiri. Semua orang mungkin ingin berada diposisinya, sebagai putri bungsu keluarga terkaya yang mempengaruhi perekonomian dunia kehidupannya terlihat sangat sempurna.
Cantik, kaya, latar belakang keluarga bagus dan cukup pintar. Tapi tetap saja, jauh dilubuk hatinya dia selalu merasa kosong, dia tidak pernah tahu dan merasakan bagaimana indahnya perasaan yang disebut cinta itu. Karna Cinta bagi kalangannya hanyalah sebuah omong kosong,  hal yang sangat tabu. Mereka menikah dan bertunangan bukan berlandaskan perasaan itu.

Menikah artinya dua perusahaan besar tengah menggabungkan diri dan menjalin kerjasama bisnis untuk selamanya, sebuah simbol untuk menaikan saham dan keuntungan pasar. Mereka tidak diizinkan jatuh cinta dan pasangannya pun ditentukan oleh orang tua mereka, tentu saja demi kepentingan bisnis.

Semua orang tahu dan itu sudah menjadi rahasia umum, tapi tidak ada seorangpun yang mengomentari kebiasaan itu, seolah itu semua adalah hal yang lumrah dan dimaklumi. Ketika mendengar itu, mereka hanya bisa mengatakan ‘oh’ dan mengucap selamat.
Seperti yang terjadi pada kakaknya,  Jung Hoseok. Kakaknya yang berjarak empat tahun darinya itu telah bertunangan dengan adik tingkatnya, Park Jihoon. Lagi-lagi pertunangan bisnis. Tapi Jungkook tahu, keduanya memang saling mencintai.

Cinta yang—

DEG!

Jungkook terpaku dan otaknya mengosong seketika begitu iris kelamnya menangkap satu objek yang sangat indah dimatanya. Seorang namja yang berpakaian casual tengah duduk dibangku yang tak jauh darinya seraya menutup mata,  bersandar dengan nyaman dikursi.

Sebuah kamera DSR tergantung rapi dilehernya, angin musim gugur menebangkan rambut coklatnya dan ujung kemeja hitam yang dikenakan olehnya. Jungkook terpana, meneguk ludahnya susah payah, namja itu begitu tampan,  dan Jungkook bisa memastikan tubuh namja itu pasti sangat tinggi, melihat dia harus kesulitan menekuk kakinya.

HERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang