Epilogue

1.5K 85 8
                                    

"Yutta."panggil Luna kepada Anaknya.

Yutta keluar dari kamarnya,"Iya,Mam."sahutnya.

"Kamu jaga rumah,ya. Mamah mau antar nenek berobat."ucap Luna

"Iya,mam. Yutta jaga rumah."tutur putranya.

Yutta mencium punggung tangan Luna.

"assalamualaikum."salam Luna lalu pergi.

"walaikumsalam."jawab Yutta.

Yutta berjalan memasuki ruang kerja sang Ayah yang berdekatan dengan kamarnya. Meja kerja sang Ayah begitu bersih,setiap hari Luna membersihkan meja kerja suaminya.

Komputernya,begitu bersih. Yutta meraih bingkai foto yang ada didekat printer.
Foto dirinya saat berusia 6tahun bersama Mamah dan Papahnya tersenyum menatap kamera.

Yutta mengusap foto itu,dia merindukan sang Ayah. Dia menaruh kembali bingkai foto itu. Lantas,dia melihat rak buku besar milik sang Ayah dengan buku yang tersusun sangat rapih.

Dia mengambil satu buku,sebuah kertas jatuh begitu saja. Sontak,Yutta mengambilnya lalu membukanya.

Tulisannya begitu rapih.

Teruntuk istriku yang kucintai.

Hari yang indah adalah Hari bersama denganmu.

Allah benar-benar mengabulkan setiap doaku ketika dihari Dia memberikanmu padaku.

Dimana kamu,satu-satunya orang yang terus menemaniku disaat suka ataupun duka. Memelukku dengan pelukan yang hangat.

Aku tidak yakin kamu akan menemukan surat ini.

Tetapi apabila kamu menemukannya,ketahuilah bahwa aku akan selalu mencintaimu.

Ada hal yang kuingin jika suatu hari nanti aku telah tiada.

Teruslah hidup bahagia.

Dan jaga kesehatanmu.

Bimbing putra kecil kita dengan baik.

Terima kasih telah menjadikanku lelaki yang bahagia bersamamu.

Aku mencintaimu.

Yutta menutup surat itu,dia menghapus air matanya yang menetes. Dia menaruh surat itu disaku bajunya. Dia mulai membuka setiap halaman buku tersebut. Dan terus membukanya.

Hingga dihalaman akhir terdapat kertas yang menyelip. Yutta mengambilnya,lantas membacanya.

Putra kecilku,Yutta Hasashi.

Saat kau membaca surat ini mungkin kamu sudah remaja.

Anakku,ada pesan untukmu dariku yang tidak tersampaikan.

Aku titip ibumu,jagalah ibumu dengan baik dan penuh kasih sayang.

Seperti dia memperlakukanmu.

Aku yakin,putraku bukan anak durhaka.

Putraku,anak yang baik dan pintar.

Maafkan Papah tak bisa melihatmu tumbuh hingga dewasa.

Maafkan papah tak bisa melihatmu menjadi orang sukses.

Maafkan papah tak bisa menemanimu disaat hari pernikahanmu nanti.

Tetapi percayalah satu hal.

Aku menyangimu putra kecilku.

Yutta menangis,dia memeluk surat pemberian sang Ayah.

"Papah,Yutta kangen."tangisnya.

***

Yutta membuka pintu,terdapat Joshua tengah sibuk di ruang kerjanya.

"Papah lagi apa?."ucap Yutta.

Joshua yang sedang menulis,menutup bukunya lalu menaruhnya asal. Dia lantas menghampiri putranya.

"Papah lagi kerja."jawab Joshua.

"Papah lagi nulis apa?."tanya Yutta.

"Lagi nulis surat."jawabnya.

"buat siapa?."tanya Yutta.

"buat orang jauh."jawab asal Joshua.

Yutta menatap Joshua.

"Papah,Yutta tadi punya temen. Namanya Caesar,dia suka ngupil."ucap Yutta membuat Joshua tertawa.

"ditk seru engga tadi?."tanya Joshua.

"seru pah,yutta pengen tk terus aja. Biar main perosotan terus."ucap Yutta seraya tertawa.

"Jangan dong. Yutta harus cepat besar biar bisa lindungin mamah."ucap Joshua pada anaknya.

Yutta menaikki punggung sang Ayah.

"pesawat siap malaju."ucap Joshua.

Bisakah waktu berputar kembali.

***

Terima kasih sudah mengikuti LDR sampai selesai:)

Yuk! Baca cerita lainnya siapa tau menarik:)

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now