Chapter 40

1.6K 167 5
                                    

Tarik Ulur '3'

Vicky memasuki rumahnya yang disambut oleh ibu dan adik perempuannya yang berjalan menghampirinya. Vicky menjongkokan posisinya lalu menangkap adiknya kedalam pelukan,Joshua yang berdiri dibelakang Vicky hanya bisa menatap iri karena temannya itu sangat menyayangi adiknya.

"Eh,ada Joshua."ucap Ibu Vicky yang baru menyadari keberadaan Joshua.

Lantas,Joshua menghampiri Ibu Vicky. Mencium punggung tangan ibu Vicky.

Vicky melepas pelukannya lalu berdiri dengan kokoh.

"Joshua,kamu udah makan?."tanya Ibu Vicky.

Joshua tersenyum,"udah,tante."jawabnya.

Vicky yang melihat kalau ternyata dirumahnya hanya ada Ibu dan Adiknya,menautkan alisnya,"Bapak mana,Bu?."tanyanya.

"Bapak pulang agak telat,lagi ada masalah dipabrik."jawab Sang Ibu kemudian menggendong adik Vicky yang sudah mengantuk.

"Vicky ajak Joshua makan. Ibu baru masak naget sama sarden."ucap Ibunya kemudian berjalan memasuki kamarnya.

Joshua dan Vicky pun berjalan menuju kamar Vicky. Selepas,memasuki kamar Vicky. Joshua menaruh tasnya dibawah meja belajar. Vicky membaringkan tubuhnya ditampat tidurnya yang cukup luas untuk sendiri,akan tetapi bukannya Joshua ikut tidur,dia malah terduduk dilantai dan menyenderkan punggungnya di besi ranjang.

Vicky menoleh kearah Joshua,"Jo,lo engga tidur?."tanya

Joshua menengok kearah Vicky,"Nanti gue tidur. Lo duluan aja."jawabnya.

Vicky menatap langit-langit kamarnya,"Jo,lo tau engga."

"Tau apa?."tanya Joshua.

"Selama lo engga sekolah. Luna khawatir banget sama lo,dia bahkan seperti orang ling-lung karena lo engga ada kabar."ucap Vicky.
"Lo kenapa engga kabarin dia?."

Joshua tersenyum,"dia khawatir sama gue?."

"Jangan senyum anjir."ucap Vicky seraya melempar bantal.

Joshua menatap ubin putih,"Gue seneng ternyata dia udah engga marah sama gue."katanya seraya tersenyum.

Joshua terdiam pikirannya kembali melambung pada Sang Ibu yang berada dirumah sakit.
"Semoga nyokap gue berhasil operasinya." gumamnya kemudian menaiki ranjang tempat tidur.
Dia yang melihat Vicky sudah tertidur lantas menutup wajah Vicky dengan bantal karena suara dengkur Vicky yang sangat keras.

***
Suara bising terdengar dari luar kelas. Citra yang tengah berjalan kekelasnya melihat Denny,yang merupakan teman Geo berdiri didepan kelasnya. Citra berniat ingin memasuki kelasnya namun,Denny menahannya dengan berdiri menghalangi pintu.

"Ka Denny ngapain?."tanya Citra.

Denny membenarkan kacamatanya yang melorot."Jangan masuk ya."katanya.

Citra menautkan satu alisnya,"emangnya ada apa sih ka?."tanya Citra penasaran.

Denny sempat menengok kebelakang,lalu dengan cepat menatap anak perempuan itu.
"Mending,lo nunggu dikantin aja. Ada perbaikan kelas soalnya."

"Perbaikan kelas?."Citra semakin bingung.

"Iya. Kemarin kelas ini laporan banyak meja,kursi dan lemari yang rusak ke osis jadi kita selaku osis lagi memperbaiki yang-"

Citra sempat terdiam saat mendengar suara yang dikenalnya,dengan sekuat tenaga dia mendorong Denny yang menghalangi pintu. Denny meringis kesakitan akibat dorongan kencang dari Citra yang membuatnya terjatuh.

Denny berdiri,mulutnya menggerutu dan tangannya menjambak rambutnya seakan dia telah merusak rencana temannya

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

Denny berdiri,mulutnya menggerutu dan tangannya menjambak rambutnya seakan dia telah merusak rencana temannya. Sedangkan, Citra terdiam menatap anak laki-laki yang terlihat dari balik punggungnya saja tengah menyatakan perasaannya kepada Tya didepan semua murid dikelasnya.

Anak laki-laki itu tidak lain dan tidak bukan Geo. Pacarnya yang tengah menyatakan perasaannya pada teman sekelasnya.

Hatinya hancur saat melihat Tya mengangguk mengiyakan ucapan Geo. Air matanya berhasil tumpah tak tertahankan,dengan cepat Citra berlari seraya menyeka air matanya dengan punggung tangannya.

Veir yang berada dikoridor melihat Citra keheranan dengan tingkah anak perempuan itu.
"Lagi musim penyakit pilek."katanya kepada Vicky seraya melihat kearah Citra.

Vicky menoyor kepala temannya kemudian berjalan mendahuluinya.

***
Joshua berdiri didepan gerbang,matanya terus mencari pada setiap orang yang melintas melewatinya. Menunggu. Hingga akhirnya Joshua menundukkan kepalanya,merasa orang yang ditunggunya tidak muncul juga.

Suara Luna terdengar ditelinga anak laki-laki itu membuatnya menoleh kearah suara itu. Terlihat Luna tengah berbicara dengan pria yang seusia dengan Papahnya. Joshua melipat kedua tangannya,matanya terus mengarah ke Luna. Sampai akhirnya Luna mencium punggung tangan pria itu,melambaikan tangannya seraya berkata,"hati-hati Ayah."

Sontak,Joshua membelalakkan matanya,"Jadi itu mertua gue."gumamnya.

"Kamu ngapain disini?."kata Luna yang sudah berdiri didepan Joshua.

Joshua tersenyum,"Nunggu kamu."sahut senang.

"Oh."sahut Luna kemudian berjalan meninggalkan Joshua.

Joshua berlari kecil mendekat ke Luna kemudian mengamit lengan Luna. Lantas,Luna terkejut menoleh kearah Joshua. "Kesambet ya?."

Joshua menatap Luna,"Tadi Ayah mertua mau kemana?."

Dengan cepat Luna menoyor kepala Joshua,"halu nih bocah."ceplosnya.

Joshua tertawa. Membuat sekitar mengarah padanya. Luna mengedarkan pandangan ke sekitar lalu membekap mulut Joshua.

"Iss jangan kenceng-kenceng dong suaranya."bisiknya.

Joshua pun mengedarkan pandangan sekitar lalu mengangguk seperti anjing yang patuh pada tuannya. Semua murid yang berada dikoridor memandang iri kepada Luna dan Joshua.

Dibalik itu.

Kepalan tangan yang kuat,bahkan raut wajah tak suka yang dimunculkan oleh anak perempuan yang berjalan dibelakang antara Joshua dan Luna.

"Luna,awas aja lo!."gumamnya.

Selalu datang makhluk pengganggu.

LDR  (Completed√)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum