Chapter 51

1K 115 1
                                    

Aku,Kamu dan Dia
.
.
.
.
.

Citra menangis,air matanya begitu deras mengalir. Luna yang tidak tau penyebab temannya menangis hanya menatapnya.

Wanita itu menatap kebingungan,"Cit,lo kenapa?."

Citra menatap Luna,"Lun,kenapa ya gue engga bisa relain dia?."katanya dengan tangisan.

Luna memeluknya kemudian menepuk-nepuk punggungnya pelan.
"Cit,gue yakin suatu saat Veir akan datang. Karena setau gue,dia engga bisa jauh dari lo."Ucapnya.

Citra yang mendengar memejamkan matanya sekali,pelukan Luna membantunya sekali. Hatinya yaang gelisah kini menjadi tenang. Citra menyeka air matanya,melepas pelukan. Dia menatap Luna dengan senyuman lebar.
Luna yang melihat temannya hanya bisa tersenyum.

Didalam benak terdalam,dia selalu berdoa untuk temannya yang terbaik.

***

Seorang wanita berjalan dengan lesu,kedua tangannya yang menahan sebuah amplop coklat yang menutupi dadanya. Per-empatan digang dekat rumahnya,tampak seorang pria yang terlihat ling-lung. Wanita itu berjalan menghampirinya.

Pria itu terlihat sangat kebingungan,entah kearah mana yang ingin ditujunya. Wanita itu menepuk bahunya,membuat pria itu menengok kearahnya.

"ada yang bisa saya bantu?."ucap Wanita itu.

Pria itu mengarahkan tubuhnya pada wanita itu,"Saya lagi cari alamat ini."ucapnya seraya memperlihatkan alamat yang ditujunya.

Wanita itu yang melihat alamat yang dituju pria itu menatapnya,"Saya antar."katanya kemudian dia berjalan yang dibuntuti oleh pria itu.

Selama diperjalanan,wanita itu hanya tersenyum. Pria itu berada disampingnya terasa kikuk.

"namanya siapa?."

Wanita itu sesekali menoleh,"Saya Lily."jawabnya

"oh,nama yang bagus."pujinya.

Wanita itu tersenyum malu. Lily memberhentikan langkah kakinya,melihat plang alamat rumah yang dicari pria itu.

"Terima kasih ya,Lily."ucap pria itu.

Lily menyelipkan rambutnya didaun telinga kanannya,"sama-sama."sahutnya,lalu dimelangkahkan kakinya.

Pria itu menatap Lily dari balik punggungnya,"Lily. ika kita bertemu lagi,saya akan mentraktir kamu."ucapnya sedikit mengencangkan suaranya.

Lily memberhentikan langkahnya,dia tersenyum senang lalu kembali melangkahkan kakinya. Wanita itu tak menoleh sekalipun. Baginya,pertemuan ini hanyalah kebetulan saja. Dia kembali berjalan mentap.

Pria itu yang berdiri disana hanya bisa berharap akan dipertemukan lagi dengannya.

Bagi saya dia itu pantas dengan namanya,cantik seperti bunga Lily yang bermekar.

***

Citra garong
Horra horra horra! Ini adalah mantra keberhasilan dari gue.

Inget ini rahasia.

Dan ini engga gratis,oke¿.

Veir tengah bersantai disofa dengan tangannya yang memegang ponselnya hanya tersenyum saat mendapat pesan konyol dari wanita itu. Pria itu tak ambil diam,dia membalas pesan wanita itu. Sehabis membalasnya dia menyempatkan untuk melihat profil wanita itu yang tengah tersenyum menatap kamera.

Entah,apa yang dirasakan Veir. Dia senang saat wanita itu ada didekatnya,sebagai teman Veir senang mengenal wanita itu.

***
"Nak,istirahat dulu. Janga terlalu memaksakan diri."ucap seorang wanita.

Pria itu menghentikan jemarinya yang sedang mengetik dikeyboard lalu dia beranjak dari tempat duduknya.

Dia berjalan seraya menuntun sang Ibu,lantas dia melihat kelantai bawah mendapati sang kakak dan pacarnya yang sedang bercanda.

Pria itu yang sudah dimeja makan,menatap kedua manusia itu.
"Mau sampai kapan,kalian bertahan dengan hubungan seperti itu?."tanyanya lalu menyesap teh hangatnya.

Sang Ibu yang mendengar ucapan si bungsu,dengan cepat mendesis. "Butuh waktu yang lama,Jason itu pria pemalu."bisiknya.

Jason,sontak mengarah sang Ibu dengan mencemberutkan bibirnya.

"Mam. jika kakak seperti ini,kak Chika pasti akan sangat lelah."kata pria itu yang tak lain adalah Joshua.

Jason melirik Chika yang duduk disampingnya,lalu melemparkan kue kacang pada adiknya.
"lalu bagaimana denganmu,usiamu sudah memasuki 27tahun?."balasnya.

Boom! Headshoot!

Peluru masuk begitu saja.
Joshua menatap lukisan,"Ya,aku butuh waktu."pungkasnya seraya gelagapan.

Jason tertawa,"Mam,lihat anak ini."tuturnya seraya menunjuk ekspresi melas Joshua.

Aku paham maksud kakakku,Hunsan dan Ibuku harus lebih diutamakan lalu kamu. Aku minta maaf,Luna.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now