Chapter 7

3.9K 237 0
                                    

Secret
.
.
.
.
.

Area kantin saat ini sangatlah ramai, suara bising dari para murid yang berada di kantin telah membuat seseorang merasa moodnya hilang.
Joshua sedari-tadi hanya mengaduk mie ayamnya makanan ke sukaannya.
Veir menyikut Vicky yang fokus menyantapnya mienya membuat menoleh kearah Veir dengan mulut yang penuh.

"Tuh Joshua kenapa?." bisik Veir pada Vicky.

Vicky menoleh kearah Joshua yang terduduk dihadapannya.
"mwana ghue thau(mana gue tau)." Sahut Vicky tidak jelas.

Veir menyipitkan matanya dengan bibir yang maju seperti bebek kemudian berkata, "telen dulu napa, gue engga ngerti bahasa alien." dengusnya.

Vicky menelan makanannya kemudian bersuara, "alah, biasanya bahasa monyet aja ngerti lo." sembur Vicky.

"Eh!." Veir terkekeh seraya mengangkat sumpitnya.

Vicky memegang kening Veir kemudian menoyornya. "anak kecil makan aja." katanya.

Veir memicingkan matanya lalu menyantap mie entah dari mana.
Vicky terkekeh merasa makanannya dimakan oleh temannya, "ko makanan gue di makan, sih?."

"Khan thadi lho yhang shuruh(kan tadi lo yang suruh)." Sahut Veir dengan mulut yang tersumpal Lalu menyodorkan mangkuk ke Vicky.

"Gue engga mau tau lo yang bayar." Dengus Vicky melihat mangkuk mienya ludes dimakan Veir.

"dih, kho ghue shih(dih,ko gue sih)." sahutnya dengan mulutnya yang penuh.

"bodo amat." ketus Vicky.

Vicky memperhatikan Joshua, "Jo, mau sampe kapan tuh mie diaduk?." Seloroh Vicky.

Joshua memberhentikan tangannya,menoleh ke Vicky yang sedari-tadi memperhatikannya, "Buat lo aja nih." kata Joshua menyodorkan mangkuknya ke Vicky.

Vicky yang melihat mienya sudah mekah, menyodorkan ke Veir. "lo masih laper kan?."

Veir tersenyum, "Wah, Tumben Vick. Peka." ucapnya lantas menyantap mienya.

Veir yang berniat ingin menyuapkan mienya kedalam mulut mengurungkan niatnya saat mendengar.

"Itu juga lo yang bayar, kan lo yang makan."

Veir menyodorkan mangkuk itu kearah Vicky, "gue udah kenyang." dustanya. Padahal masih lapar.

Joshua mendengus kemudian mendopangkan dagu seraya menatap Veir, "itu gue yang bayar ko." katanya pelan.

Veir menarik kembali mangkuknya seraya berkata, "sama bayarin yang punya Vicky ya, Jo." imbuhnya kemudian menyantap.

Vicky menoyor kepala Veir, "Semprul, udah makan jatah orang minta di bayarin lagi." ceplos Vicky.

Anak laki-laki bernama Veir dengan cepat menginjak kaki Vicky, Vicky yang terinjak meringis kesakitan.

"Yaudah, itu gue yang bayarin juga." Kata Joshua.

Veir menengok kearah Vicky seraya memeleti lidahnya. Sial, mau makan tapi engga mau bayar. Jomblo pedit.
Vicky mendelik sebal ke arah Veir, bagaimana bisa diusia seperti ini dia masih bertindak seperti anak berumur 5tahun. Vicky tak ambil pusing, dia beralih ke Joshua yang sedari-tadi melihat para murid yang melewati mejanya.

"Jo." panggil Vicky.

Joshua menoleh, "apa?." sahutnya lesu.

"lo kenapa sih hari ini? gue liat dari tadi lemes gitu? ." kata Vicky penasaran.
"Ada masalah ya, sama Luna?."

Veir yang mendengarnya memberhentikan mengunyah makanannya.

"engga ada, cuma hari ini dia aneh sikapnya." jawab Joshua.

"Apa?!." seru Veir kencang.

Sepasang mata kini tertuju dengannya, begitu pula Joshua yang menatapnya lesu dengan Vicky yang menatapnya kesal.

Veir yang menyadari diperhatikan menengok ke semua anak yang menatapnya, "biasa aja dong natapnya." cetusnya sewot.

Vicky menatap ke Joshua,berusaha tidak memperdulikan Veir yang duduk disampingnya. "Aneh gimana nih?." Tanya Vicky yang tidak mengerti maksud ucapan Joshua.

"ya, gitu." sahut Joshua.

"gitu gimana?." tanya Vicky tak mengerti.

"Jo, lo ko parah sih punya pacar engga bilang ke gue." sungut Veir.

"Berisik lo." omel Vicky menggebu-gebu.

Lantas Veir menutup mulutnya. menciut.

"Waktu kemarin, gue ngebahas temennya. Dia sempet marah gitu ke gue, nah pas itu gue minta maaf sama dia dengan tingkah konyol gue. Dimaafin tuh tapi pas beberapa menit kemudian, dia di telpon, gue liatin eh dia nangis." kata Joshua panjang kali lebar.

"terus lo nanya engga ke dia?." tanya Vicky semakin penasaran.

"ya, nanya." sahut Joshua

"apa katanya?."

"Dia menang undian. percaya engga lo?." sahut Joshua.

Veir tertawa geli, "anjer lebay amat cewe lo, jo. Nangis gegara menang undian."

Veir menciut mendapati tatapan tajam dari Vicky, "bisa diem engga, gue jahit nih mulut lo." ancam Vicky.

"Posisinya lo mau kemana?." tanya Vicky.

"ya, ke perpus buat ngerjain tugas." sahut Joshua.

"tapi dia sms lo kan? atau engga say 'hello' gitu ke lo di kelas?." Kata Vicky.

"kaga, gue tanya aja engga di jawab. Di sms engga di bales." sungut Joshua.

"Mungkin cewe lo beneran menang undian atau mungkin lagi chat sama temennya. namanya juga cewe maunya di perioritaskan tapi giliran di perioritaskan malah gitu. alasannya cowo itu selalu salah lah, alah." Ucap Veir

Joshua dan Vicky saling melirik Veir kemudian tertawa geli.

🔅🔅🔅

Luna yang tengah mengobrol dengan Chessa dikelas berdua, hari ini Chessa tidak ingin kekantin jadi Luna pun tidak ke perpustakaan karena ingin menemani Chessa.

"Lun, kalau gue nyatain perasaan ke Joshua di terima, engga ya?." tanya Chessa seraya tersipu malu.

Luna tersenyun tipis, "ya, coba aja." sahutnya singkat.

"ah, gue malu tau. masa cewe duluan yang nembak cowo." kata Chessa seraya melendot kebahu Luna.

"ya, bukannya sekarang cewe ya yang ngejar cowo?." kata Luna dengan gelak tawa yang terdengar menyakitkan.

hatinya teriris.

"Pasti Joshua suka sama gue." Kata Chessa senang.

Luna mengangguk kaku kemudian beranjak dari tempat duduknya.

"mau kemana Lun?." tanya Chessa.

"mau ke WC, mau ikut?." sahutnya dengan nada gurau.

Chessa tersenyum, "Ah, engga deh. gue di kelas aja." Ucap Chessa.

Luna tersenyum kemudian berjalan keluar kelas berniat ke WC.
Chessa yang terduduk di kelas seorang diri, merasa senang. Dia menoleh kearah tempat duduk Joshua dengan senyuman malu-malu.
Dia yang tak sengaja melihat ponsel Luna yang tergeletak di kolong meja,  mengambilnya kemudian menyalakan ponselnya yang jaman dulu nokia lagi hypenya. Chessa yang penasaran membuka seluruh isi ponsel Luna namun rasa penasarannya belum pudar juga, sampai akhirnya dia membuka sms.

Setika ekpresinya senangnya berubah menjadi datar ketika dia melihat sms dari Joshua.

"Dia Pembohong." gumam Chessa kemudian menaruh ponsel Luna di tempat semula.

"Dia Pembohong."

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now