Chapter 34

1.8K 162 2
                                    

What is Wrong?
.
.
.
.
.
.

Joshua menghampiri teman-temannya yang tengah asik bercanda. Namun, saat dirinya sudah bergabung dengan teman-temannya, matanya tertuju pada tempat duduk Luna yang entah manusianya tidak berada pada tempatnya. Veir menepuk bahu Joshua, sontak anak laki-laki itu menoleh kearahnya, "Nyari Luna?."

Joshua menganggukkan kepalanya pelan, "emangnya lo tau dia kemana?." tanya Joshua balik.

Veir tergelak tawa, "aneh kan lo pacarnya." jawabnya.

"Iya gu—" ucap Joshua terpotong.

"Dia ke WC bareng Citra." ucap Veir cepat.

Joshua berjalan keluar kelasnya, saat dia melihat Luna tengah berjalan bersama Citra. Joshua berjalan mendekat dengan senyuman lebar.
Citra yang melihat Joshua datang dengan cepat berjalan mendahului Luna.

"Gue tinggal ya." bisiknya sebelum akhirnya benar-benar pergi.

Luna memberhentikan langkah kakinya saat Joshua tiba dihadapannya.
"Kamu sakit?." tanya Joshua seraya melihat wajah Luna.

"Engga ko." jawab Luna.

"Beneran?." tanya Joshua sedikit cemas.

"Terserah." jawab Luna dengan nada kesal.

Joshua yang ingin menempelkan punggung tangannya ke kening Luna dengan cepat anak perempuan itu menepis tangan Joshua.
"Udah aku bilang. Aku engga sakit." ketusnya lalu berjalan meninggalkan Joshua.

Joshua yang saat itu terkejut dengan sikap Luna hanya menatap gadis itu dari balik punggungnya.

***

"Menurut lo pada mending pelajaran sejarah atau matematika?." tanya Mario kepada kelima temannya.

Marlo yang saat itu menyimak, hanya mengangguk-anggukkan kepalanya kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya. Vicky yang melihat tingkah Marlo, menoyor kepalanya.

"Aduh otak gue miring dah." seloroh Marlo kemudian menempelkan kepalanya.

Melky yang saat itu tertawa, "otak segede upil badak aja gegayaan." ledeknya.

"Emang udah pernah liat upil badak?." tanya Veir dengan wajah polosnya.

Melky meredakan tawa lalu melipatkan kedua tangannya di dada, "udah." katanya seraya mengangguk-angguk dramatis.

"Segede apa tuh upil si badak?." tanya Veir seraya melirik gadis bertubuh gemuk yang duduk tak jauh darinya.

Sontak keempat temannya melirik ke arah yang di lirik oleh Veir. Begitu juga dengan gadis itu yang menyadari kalau dirinya tengah menjadi guyonan anak laki-laki, gadis itu menatap tajam Veir, setajam pisau yang baru saja di beli.

Veir yang menyadari bahwa gadis itu mengetahuinya dengan cepat menoleh ke arah temannya, "kayaknya gue balik ke kelas duluan deh." katanya seraya beranjak dari tempat duduknya.

Vicky menautkan alisnya, "mau kemana lo?." tanya Vicky.

Melky yang masih mengarah pada gadis itu yang juga sudah beranjak dari tempat duduknya.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now