Chapter 54

844 106 0
                                    

Bagaimana Kabarmu?
.
.
.
.
.

Luna menatap langit-langit kamarnya,sedikit hembusan terdengar membuat Citra yang berbaring disampingnya menoleh kearahnya.

"Dia lagi apa ya sekarang?."ucap Luna tak sadar.

Citra memeluk Luna,"Mungkin dia lagi tidur."jawab Citra.

Luna melihat jam di dindingnya,"Dia pasti sudah tidur."

Apa aku masuk dalam mimpimya?.

"tentu saja."ucap Citra membuat Luna menoleh kearahnya. Dia menatap Citra takjub.

"Pasti lo bertanya-tanya,apa gue masuk dalam mimpinya?. Apa dia kangen sama gue?."ucap Citra seraya tersenyum.

Luna melepas pelukan Citra,dia tersenyum.

"Pertanyaan itu akan muncul secara naluri untuk seseorang yang spesial."imbuh Citra.

Luna mengangguk pelan,menyetujui ucapan Citra.

"lo lebih paham tentang begini ya,Cit."ucap Luna.

"karena pertanyaan itu juga muncul dibenak gue tentang Veir."jelas Citra.

***

Suasana balkom begitu dingin menusuk tubuh pria bernama Joshua Hasashi. Seorang pria datang membawa dua cangkir kopi hangat dan menaruhnya dimeja.

Pria itu Veir Ahta,sahabat Joshua. Veir meraih secangkir kopi hangat kemudian menyesapnya,matanya menatap Joshua yang tengah melamun.

Dia menaruh cangkir itu keatas meja,terduduk dengan tangan dilipat didada.
"Lo engga mau apa temuin Luna?."ucap Veir.

Joshua menoleh kearahnya kemudian mengahampiri Veir. Pria itu terduduk dikursi lainnya.

"Luna apa kabar,Veir?."tanya Joshua.

Veir menatap Joshua lalu berdeham,"lo nanya gue. Terus gue nanya siapa?."balas Veir.

Tentu saja Veir mendapat tatapan sinis dari Joshua. Veir menghela nafas,"Udah 10tahun lebih lo engga ngasih kabar ke dia."ucap Veir.

"Hp gue rusak. Jadi,engga bisa ngasih kabar kedia."jawab Joshua.

Veir mendelik kesal,"lagu lama itu."semburnya.

Joshua menatap kesal kearah Veir.
Pria itu lantas menyesap kopi hangatnya.

"Luna termasuk cewe setia. Tapi,jangan mentang-mentang dia setia lo seenaknya mainin hati dia."ucap Veir menatap Joshua dengan serius kali ini.

Joshua menyerngit,"gue mainin dia?."ucap Joshua tak terima.

Veir terdiam.

"gue juga disini jaga hati,hati gue cuma buat Luna."jelas Joshua.

"gue tau. Maksud gue. sesekali aja temuin Luna,dia butuh lo. Kalau lo terus begini,Luna akan bosen sama lo seiring berjalannya waktu. Dia bakalan mutusin lo secara sepihak saat dia udah nemuin cowok yang bisa bikin dia nyaman."tutur Veir.

Joshua terdiam,menerima ucapan Veir. Benar,ucapan temannya itu.

"emangnya lo bisa liat Luna sama cowok lain dipelaminan nanti?."tanya Veir.

"ya,enggalah."bantah Joshua.

"Kapan lo nemuin Luna?."Tanya Veir.

Joshua terdiam. Dia tidak menjawab pertanyaan Veir.
Pria itu beranjak dari tempat duduknya seraya membawa secangkir kopinya.

Veir melirik kearahnya,"mau kemana lo?."tanya Veir.

"kekamar. Banyak nyamuk."sahut Joshua.

Didalam benak pria itu ada keresahan. Didalam benaknya ada perasaam memggebu-gebu ingin menemui Luna.

Apa kabarmu pengisi hati ini?.

***

"Kamu lagi apa?."

Lily memasuki kamar kakaknya,terduduk dikursi.
"Aku lagi ngobrol sama kamu."jawabnya seraya tersenyum.

Luna dan Citra bangun dari tempat tidur,memperhatikan Lily.

"kamu mau kerumah aku?."tanya Lily

"besok aku kerumahmu ya."

Telphone itu dimatikan secara sepihak. Lily menaruh ponselnya dimeja kerja kakaknya lalu membaringkan tubuhnya dikasur.
Rasa bahagia itu terhubung pada Luna dan Citra.

***

Pukul 08.00 suara alarm pada ponsel Luna berbunyi. Wanita itu kini membuka matanya,mendengar bahwa ibunya tengah berbicara dengan seorang pria membuat Luna bangkit dari tempat tidurnya.

Citra memasuki kamar Luna,wanita itu mendapat tatapan penasaran dari temannya.

"itu ada tamu?."tanya Luna.

Citra terduduk menatap Luna,"ya. Pacar ade lo."jawab Citra.

Luna melebarkan matanya."Oh."bisiknya.

"Cowonya ngelamar Lily."bisik Citra kepada Luna.

Luna berjalan keluar dari kamarnya,melihat cowo yang tengah berbicara dengan ibunya.
Wajah pria itu tak asing.

"Oh,Luna."kata pria itu.

Luna menautkan alisnya,merasa tidak kenal dengan pria itu.
Lily datang dengan membawa setoples kue kering.

"dia temen kak Luna. Rayn."bisik Lily.

Luna tersenyum,lalu menghampiri Rayn. Sang ibu pergi meninggalkan dua putrinya.

Sedangkan Citra...

"lo dimana,Cit?."

"gue dirumah Luna."ucap Citra.

"Oh. Lo baik-baik aja kan?."

Citra tersenyum mendapatkan pertanyaan itu,"menurut lo."sahutnya.

"Lo baik-baik aja. Lo kangen engga sama gue?."

"Gimana kabar Maya?."tanya Citra seketika.
"nikah undang-undang gue,ya."

Terdengar suara tawa lewat telphonenya,"dia udah punya buntut."

"Maksudnya?."

"Gue tutup ya."

Telphone itu ditutup secara sepihak.
Citra terdiam,berusaha mencerna ucapan Veir.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now