Chapter 28

2.2K 184 2
                                    

Bergabung
.
.
.
.
.
.

Vicky mendompangkan dagunya, jenuh akan suasana kelas yang membosankan. Dia yang merasa canggung untuk mengajak ngobrol Luna yang duduk di depannya mengurungkan niatnya.
Dia menoleh ke belakang melihat Joshua yang dengan fokusnya tenggelam dengan bukunya membuatnya kembali mengurungkan niatnya untuk menghampiri temannya. Vicky menoleh, melihat Veir tengah asik bercanda dengan anak laki-laki yang lain, temannya itu pintar bergaul jadi tak heran jika dirinya memiliki banyak teman.

Vicky memperhatikan Veir, terkadang dirinya merasa iri terhadap temannya. Bagaimana tidak, temannya itu pintar sekali bersosialisasi sedangkan dirinya sangat tertutup. Veir menoleh kearah Vicky, Vicky yang ketahuan memalingkan wajahnya. Berpura-pura membaca bukunya.

Veir menyadari kalau Vicky ingin bergabung lantas senyum di bibir anak laki-laki itu terulas. Dia beranjak dari tempat duduknya menghampiri Vicky.

Veir berdeham lantas Vicky mendongakkan kepalanya melihat temannya yang sudah berdiri di dekatnya.
"Ada apa?." tanya Vicky.

Veir menyengir lebar,b "Vick oo lagi ngapain?." tanyanya dengan nada berguraunya.

Vicky menyipitkan matanya, "lo bisa liat kan?." jawab Vicky sebaliknya dengan nada kesal.

Veir mengangguk-anggukkan kepalanya dramatis, "mau bikin rekor ya?." tanya Veir lagi.

Membuat Vicky mendecak sebal, "udah sono pergi." sanggahnya.

"Coba liat yang bener bukunya." ucap Veir seraya menunjukkan buku yang di pegang temannya.

Vicky melihat bukunya terkekeh, dia melihat tulisannya terbalik. Sontak, dia menengok ke arah temannya tengah menertawai dirinya. Vicky menutup bukunya menyimpannya di dalam kolong mejanya.

"Sumpah, gue sampe engga percaya kalau lo lagi baca buku. Soalnya dari dulu diantara kita bertiga yang suka baca buku itu kan Joshua." kata Veir dengan derai tawanya.

Vicky menatap Veir kesal.

"Taunya cuma di liat doang. Yaallah dosa apa temen saya ini, bodohnya ke bangetan." sambung Veir lagi.

Vicky yang mendengar ucapan Veir, sontak mengambil tas yang berada di kursi sebelahnya kemudian melemparnya.

Veir yang melihat aksi Vicky, memberhentikan tawanya kemudian berjalan mengambil tasnya.

Joshua yang melihat tingkah kedua temannya,menghela nafas. Dosa apa gue punya temen yang kayak gitu.

Luna dan Citra yang duduk di depan mereka menoleh kebelakang, dia yang saat itu sibuk mendengarkan curhatan Vicky sedangkan Citra sibuk menertawai ekspresi Veir yang sangat memelas.

***

Diwaktu istirahat. Citra dan Luna yang berada dikantin tengah menikmati mie rebus dengan es jeruk tertawa ria. Kedua anak perempuan itu tertawa karena mengingat kejadian tadi di kelas.

"Sumpah gue kira Veir itu anaknya keren taunya begitu." ucap Citra.

Luna mengangguk setuju, "Vicky juga lucu, kalau ngambek itu pasti ngegerutu tentang Veir yang aneh-aneh." sambung Luna.

"Ko beda ya sama Joshua?." ucap Citra.

Luna yang mendengar nama itu memberhentikan derai tawanya lalu meminum es jeruknya. "Dia mah spesies garing, Cit. Makhluk paling gengsian." ucap Luna.

Joshua yang duduk membelakangi Luna mendompangkan dagunya lemas.

Vicky, Veir, Marlo, Melky dan Mario tengah menikmati makannya mendongakkan kepalanya.

"Ini kenapa lagi?." tanya Mario seraya menunjuk ke arah Joshua yang duduk di hadapannya.

Veir dan Vicky menangkat bahunya tak tau.

"Tadi Vicky, sekarang Joshua nanti si Veir. Gilanya kambuh." ucap Marlo dengan tawanya yang di ikuti oleh keempat temannya. Padahal garing.

"Veir mah udah gila dari sononya." sambar Melky yang di ikuti dengan tawa, Marlo lah yang membuat kelima anak laki-laki ini tertawa. Suara tawa Marlo bikin menggelitik orang yang mendengarnya.

Joshua menatap teman-temannya satu per-satu. "menurut lo gue ini ngebosenin engga?." tanya Joshua membuat kelima temannya memberhentikan tawanya.

Marlo, Melky dan Mario menatap Veir dan Vicky lalu mengarah ke Joshua,"kalau kita kan baru kenal Jo, jadi belum begitu tau sifat masing masing."

Joshua menoleh kearah ke Veir dan Vicky. Vicky tersenyum, "engga ko." jawabnya.

"Iya, lo sedikit ngebosenin Jo." ucap Veir tak sadar.

Membuat Joshua menutupi wajahnya dengan lipatan kedua tangannya di meja. "Oh, begitu ya."

Veir terkekeh saat melihat ekspresi kelima temannya yang begitu seram,dia menegak ludahnya.
"Gue bisa jelasin." sanggahnya

Alih-alih mendengarkan penjelasan Veir, kelima temannya itu malah menyerangnya dengan es batu kecil yang di tiupkan lewat sedotan.

"Woi, cudahnya di muka gue semua nih!."

Jangan di tiru ya!.

LDR  (Completed√)Where stories live. Discover now