17. Maksud Yang Masih Tersembunyi II

7.3K 310 0
                                    

"Sabar, sabar, sabar, orang bilang kita harus sabar. Lalu apakah si penasehat juga bisa sabar?"

"Yang ke dua aku ingin menceritakan tentang masa muda Mas Ilyas, berbeda dengan yang sebelumnya kisah ini begitu menyayat hati. Apakah kamu siap untuk mendengarkannya Hafsya?"

Hari ini adalah hari kedua Sonia menceritakan kisah kehidupan Ilyas. Hal ini membuatku semakin penasaran dengan tujuan Sonia menceritakan perjalanan hidup Ilyas. Ingin sekali aku bertanya padanya. Namun, saat aku menatap matanya lidah seakan menjadi kelu bahkan suara hanya tercekat di tenggorokan.

Hari ini aku menyadari. Mungkin Allah pun menginginkan diriku untuk mendengarkan cerita Sonia. Sehingga aku hanya bisa pasrah akan ketetapan-Nya. Dengan penuh perasaan aku akan mendengarkannya. Dan mencoba mencari ilmu di dalamnya. Selain itu aku juga akan berusaha menebak apa tujuan Sonia sebenarnya.

"Insyaallah aku siap, " jawabku mantap.

"Ini adalah kisah yang masih sangat segar di ingatanku. Suatu hari ada seorang gadis cantik yang sedang ada yang mencoba merenggut kehormatannya. Kejadian ini terjadi pada pukul 23.00 saat Mas Ilyas kembali dari menyelesaikan tugasnya dan ia melihat kejadian tersebut. Hafsya, apa menurutmu Mas Ilyas akan menolong gadis cantik tersebut?" tanyanya padaku.

"Tentu"

"Kamu benar, dengan penuh keberanian Mas Ilyas melawan pria tersebut. Namun naas ternyata pria tersebut bukanlah seorang pria biasa karena dia adalah seorang pimpinan mafia. Alex, ya nama pria itu adalah Alex."

"Bukankah seorang mafia bisa saja mendapatkan wanita yang lebih cantik daripada dia?" potongku

"Harusnya seperti itu, namun karena kondisi yang begitu mabuk setan memanfaatkannya untuk menjerumuskan anak Adam yang lain."

"Setelah itu apa yang terjadi?"

"Sebelumnya Mas Ilyas bisa mengalahkannya, karena kondisinya yang mabuk, Mas Ilyas dapat dengan mudah sekali menaklukkannya. Lalu datanglah mobil berwarna merah dan munculah seorang wanita yang membawa tiga lembar jilbab. Wanita itu tidak lain adalah diriku yang baru saja pulang dari rumah Nenek. Aku menghampiri wanita cantik yang sedang ketakutan itu dan menutupkan tiga lembar jilbab tersebut ke seluruh tubuhnya. Namun tiba-tiba datang lima mobil hitam dengan pria bertubuh kekar di dalamnya. Kami semakin ketakutan, dan seperti yang kami duga mereka adalah anak buah dari Alex. Dengan wajah yang tak kalah pucat, aku bertanya pada wanita tersebut, apakah ia bisa mengendarai mobil. Dan segala puji bagi Allah, ternyata wanita tersebut bisa mengendarainya. Aku pun memapahnya untuk memasukki mobilku dan menyuruh untuk segera pergi."

"Lalu bagaimana denganmu?" tanyaku penuh ketegangan seakan aku terlibat langsung dalam kisah tersebut.

"Dengan segala kekuasaan Allah tidak ada satupun dari anak buah Alex yang menyadari akan keberadaan kami. Setelah meyakinkannya bahwa aku akan baik-baik saja. Aku kembali lagi ke jalan gelap tadi."

"Kenapa kamu melakukan hal itu?"

"Karena Allah SWT berfirman:

يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُحِلُّوْا شَعَآئِرَ اللّٰهِ وَلَا الشَّهْرَ الْحَـرَامَ وَلَا الْهَدْيَ وَلَا الْقَلَۤائِدَ وَلَاۤ آٰ مِّيْنَ الْبَيْتَ الْحَـرَامَ يَبْـتَغُوْنَ فَضْلًا مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرِضْوَانًا ۗ وَاِذَا حَلَلْتُمْ فَاصْطَادُوْا ۗ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَاٰنُ قَوْمٍ اَنْ صَدُّوْكُمْ عَنِ الْمَسْجِدِ الْحَـرَامِ اَنْ تَعْتَدُوْا ۘ وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰى ۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ ۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar kesucian Allah, dan jangan (melanggar kehormatan) bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) hadyu (hewan-hewan kurban), dan Qalaid (hewan-hewan kurban yang diberi tanda), dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitulharam; mereka mencari karunia dan keridaan Tuhannya. Tetapi apabila kamu telah menyelesaikan ihram, maka bolehlah kamu berburu. Jangan sampai kebencian(mu) kepada suatu kaum karena mereka menghalang-halangimu dari Masjidilharam mendorongmu berbuat melampaui batas (kepada mereka). Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya."
(QS. Al-Ma'idah 5: Ayat 2)."

Sahabatku Istri SuamikuWhere stories live. Discover now