Kamu harus melakukan sesuatu untukku

3.7K 108 4
                                    

Larvotto Beach.

Mungkin pantai terindah yang pernah dilihatnya adalah Larvotto Beach, Monte Carlo, Monaco. Pantai yang bersih. Sebuah lapangan voli, trampolin anak-anak dan taman bermain yang terletak di ujung timur. Olahraga air tersedia di barat pantai itu. Dan dipenuhi dengan anak-anak remajayang bermain rollerblade, skateboard dan sepeda.

Seorang perempuan belia dibalut bikini two pieces bersandar di sebuah kursi dengan earphone di telinganya dan novel di tangannya.

Sementara tak jauh dari situ, pemuda bertubuh kekar bertelanjang dada yang kelelahan usai main voli memperhatikannya. Di sebelahnya, pemuda yang seusia dan seperawak dengannya bertanya, "Is it your sister? Elleest très belle."

Pemuda yang di sebelahnya mengangguk. "Yeah, she is pretty. She's gonna stay here for a while."

Adrian menghampiri adiknya yang tengah menikmati lagu We Found Love-nya Rihanna. Dilepaskannya earphone itu dari telinga adiknya.

"Long night?"

Mata adiknya memang ditutupi oleh kacamata hitam bening. Adrian masih dapat melihat noda hitam yang melingkari kedua mata adiknya.

Adiknya mengangguk.

"Habis berapa gelas tadi malam?"

"Haven't you heard that I'm good?" Sofia tersenyum kecil. "Aku sudah tidak banyak minum. Walaupun tidak sepenuhnya aku meninggalkan kebiasaanku."

"Seriously? Bukankah seharusnya orang patah hati itu menjadi lebih buruk keadaannya?"

"Aku bosan lari dari kenyataan. Setiap aku mabuk, aku selalu bermimpi dia ada di sebelahku. Tapi ketika aku bangun, dia sudah pergi. Menikah dengan perempuan jalang itu!"

"Sudahlah, Sofia, mereka itu brengsek. Lebih baik kamu mencari cowok lain. How's about him?" Adrian menunjuk temannya yang sedang tertawa dengan teman-teman volinya.

Sofia mengalihkan pandangannya dari novel ke lelaki yang ditunjuk kakaknya. Hm, cukup tampan. Orang Indonesia asli. Tingginya sekitar 180-an. Kulitnya cokelat kehitaman.Tubuhnya bersembul otot. Wajahnya juga manis. Tetapi bukan itu yang menarik perhatiannya.

Senyuman lelaki itu.... Sofia tidak tahu bagaimana mendeskripsikannya. Senyuman yang menyejukkan. Hanya dari wajahnya saja Sofia tahu, ia lelaki baik. Tidak seperti mantan kekasihnya.

Adrian tersenyum melihat adiknya tertegun.

"Dia itu arsitek. Teman kuliahku di Paris. Orangnya baik dan pintar."

"Ah, pasti dia sudah punya pacar," gumam Sofia lesu. Ia kembali membaca novelnya.

"Belum, kok. Dia nggak suka sama cewek bule. Katanya sih, lagi nyari yang kayak kamu. Asli Indonesia."

"Sayang sekali. Padahal dia punya modal untuk itu. Tampan, pintar, plus baik. Isn't he.. gay?"

"Katanya sih dulu pernah diselingkuhin. Karena itu dia tidak mau punya kekasih dulu. Tapi jika kamu mau kenal dengannya, aku bisa bantu."

"No, thanks."

"Dia akan menginap di villa kita untuk seminggu ini. Do you mind?"

Sofia menggeleng. "Jawabanku itu tidak mempengaruhi apa-apa. Kamu akan tetap mengizinkannya nginap di villa, kan?"

Adrian tertawa. Ia kembali bermain voli dengan teman-temannya. Dari jauh Sofia memperhatikan lelaki yang ditunjukkan kakaknya.

Di saat yang sama, lelaki itu tengah melihat ke arahnya. Bukannya salah tingkah, lelaki itu justru tersenyum padanya. Mau tak mau Sofia membalas senyuman itu dengan gugup.

That One Person Who Loves Me (COMPLETED)Onde histórias criam vida. Descubra agora