Bab 40: Di Serang!

Start from the beginning
                                    

Gua mentoyor kepalanya.

"Dasar pelit lu!"

"Bodo amat! Ini rejeki gua ngapa jadi elu yang sirik.." tambahnya dengan gaya meledek yang super ngeselin itu.

"Gua sumpahin pas ketemu orangnya ternyata laki-laki! Elu makan sono batangan!"

"Lah..sirik aje lu..orang selain smsan, gua kan juga telfon-telfonan boys..hehehe.."

"Belagu lu!"

Tiba-tiba datang seorang lelaki menghampiri kami. Lelaki itu mengenakan kopiah putih, baju koko, dan sajadah yang di semplakan pada pundaknya.

"Bung!" Panggil lelaki yang berpenampilan seperti seorang ustad itu.

Kami menatapnya dengan pandangan heran.

"Ayo shalat jumat, sedikit lagi adzan," ajak Doni dengan wajah penuh semangat.

Gua dan Ruby jadi bengong.

Tapi melihat Doni yang bersemangat untuk beribadah membuat gua jadi malu sendiri. Karena gua yang orang Islam, tapi kadang-kadang suka lupa kalau waktunya shalat. Sedangkan Doni orang non-islam yang sedang mencari jalan hidupnya malah yang mengajak dan mengingatkan gua.

"Ayo dah, Don.." gua bangkit dari bangku kantin dengan malas-malasan.

"Gua ikut nih?" Tanya Ruby dengan tampang bingung.

"Yaiyalah..masa lu jangain sendal gua doang di luar masjid!"

Ruby merengut.

"Tapi gue belom mandi besar, Rom.." beritahunya sambil berbisik.

"Emang lu abis ngapain??" Mendadak gua kaget dengan jawaban Ruby.

"Bermain sabun...hehehehe.." jawabnya malu-malu.

"Wah! Jangan banyak alesan! Sekarang lu ikut kita sholat,"

"Ta..tapi..."

"Kaga pake tapi-tapian!"

Kami bertiga jalan ke masjid yang berada di ujung fakultas ekonomi.

Di perjalanan ini Doni berjalan paling depan dengan semangat 45, dirinya bak seorang jenderal yang akan memimpin perang geriliya. Sedangkan kami yang mengikutinya dari belakang terlihat lesu dan malas-malasan.

Setelah mengambil wudhu kami langsung masuk ke barisan tengah dan duduk berjajaran dengan jamaah lain. Kami mendengarkan pak ustad yang berceramah di mimbar depan.

Wajah Doni tampak serius mendengarkan kata demi kata yang terlontar dari mulut sang ustad itu.

Sedangkan kami bolak-balik terus-terusan menguap karena bosan. Memang gerakan setan yang menyerang diri kami itu sangat kuat, hingga kami sulit melawannya.

Tiba-tiba Ruby menyenggol lengan gua dengan sikutnya.

Gua menoleh ke anak itu.

"Ape?" Tanya gua.

"Si Doni bukannya non-muslim ye?" Tanya Ruby dengan suara berbisik.

"Iye.."

"Udah masuk Islam die?"

"Kayanya sih belom.."

"Lah kalo belom, kenapa dia shalat?"

"Mana gua tahu... Lagian dia mau ngapain terserah aja sih. Dia juga kaga bakalan jadi nekat boikot pak ustad yang lagi ceramah di depan dengan nyanyiin lagu-lagu gereja kan?"

KOST SEGREKWhere stories live. Discover now