"Surat?"

Jemari panjang si pemuda menarik surat beramplop pink pastel yang terselip didalam. Sungguh Mingyu teramat penasaran, hanya saja kedatangan pengunjung membuat acara buka membuka lembar notes tertunda dan ia harus kembali kebelakang meja kasir.

.

Dalam perjalanan pulang menuju flat, jemari yang sendari tadi ia sembunyikan dalam jaket parka bergerak rusuh mencari sesuatu pada setiap saku. Buku notes si gadis surai lemon tadi tidak ada di manapun.

"Jangan-jangan jatuh didekat loker?"

Inginnya berbalik mengecek, hanya saja hujan yang semakin deras membuat dirinya harus terus melangkah maju mendekati bangunan rusunawa dan bergegeas naik ke lantai 5 dengan tangga darurat. Mingyu benci lift flat mereka, itu sudah bobrok dan siap putus.

Baru saja merebahkan diri dalam kasur single bed di sudut kiri kamar, suara notif beruntun membuat dirinya harus berjalan mendekat mengecek hal penting apa yang grup chat mereka bahas.

"Senior Kwon:

Gila. Sore tadi si pendek Jihoon menyatakan suka padaku."

"Seokmin:

Jihoon yang itu? mahasiswi mungil manis prodi seni tari?"

"Senior Junhui:

Daebak. Dia primadona di prodi seni, btw"

"Senior Choi:

Primadona? Minus matamu bertambah Junnie. Dia bahkan tidak lebih tinggi dari Sarang adikku yang masih sekolah dasar"

"Seokmin:

Kau terima? Dia cukup manis, hyung"

"Senior Kwon:

Tidak. tidak akan. Aku tidak mungkin menghianati Channie"

.

Membaca beragam chat sahut menyahut, Mingyu menarik kesimpulan bahwa si senior Kwon baru saja menolak seorang gadis prodi seni musik, tetangga gedung prodi seni tari. Jujur Mingyu kurang paham dengan Jihoon yang di maksud, tapi mendengar nama tadi mengingatkannya pada gadis yang menangis di toko. Nama mereka sama, ah, mungkin. Mingyu kurang tahu pasti tapi nama pada notes bertuliskan Jihoon.

Mengusik pikiran tak menentu, pria berkulit tan mahasiswa prodi matematika murni menonaktifkan ponsel dan bersiap tidur. Besok pagi ada kuis, ia perlu datang ke kelas lebih awal.

.

Sepulang dari kuis dijam 2 siang, Mingyu berjalan gontai menuju kantin guna mengisi perut keroncongan yang sendari semalam belum terisi. Sepertinya ia akan pesan nasi ayam set B dengan ekstra nasi plus sup tahu. Saat mencari bangku kosong, pada sudut yang jarang dihuni, sosok gadis kemarin malam duduk disana seorang diri. Diatas meja terdapat nampan nasi ikan set D yang belum tersentuh.

Sebenarnya banyak bangku dan meja kosong disekitar, tapi duduk berdua dengan gadis surai lemon sepertinya cukup menarik.

"Boleh aku duduk disini?"

Si gadis yang masih asik menuliskan not balok acak mendongak penuh, mengerjap lucu saat seseorang kembali bertanya yang agaknya ia sadari suara itu tak asing.

"Y-ya"

Jihoon. Gadis surai lemon pucat menoleh kesana-sini dengan tatapan heran pasalnya banyak meja kosong tapi kenapa si pemuda kelewat tinggi malah sengaja mendatangi mejanya.

"Semalam kita bertemu. Di minimarket tempatku kerja parttime"

Menjawab sekedarnya si gadis kembali menyeruputi yogurt perisa blueberry dan membiarkan nasi pada nampan mendingin.

My IDonde viven las historias. Descúbrelo ahora