RIVAL (2)

1.3K 211 32
                                    


MY I

RIVAL (2)

SoonHoon

Soonyoung – Jihoon (GS_

.

.

.



Tahun ketiga biasanya para siswa sibuk mempersiapkan untuk penjurusan kuliah nantinya. Siswa dipaksa untuk lebih memantapkan tujuan hidup mereka di umur ke 18.

Kwon Soonyoung mantap untuk menekuni bisnis, ia benar mengakui ingin memegang pangsa pasar dunia dengan perusahaan keluarganya.

Terdengar konyol dan arogan, namun itulah jalan hidup para keluarga pembisnis.

Lee Jihoon?

Ia dilanda kebingungan. Jika melihat kemampuan akademis tak perlu diragukan jika ingin menekuni dunia medis, tapi ia punya pilihan sampingan berdasar hobinya. Menulis lagu dan menjadi musisi, malu ia mengakui jika sebenarnya ia punya bakat lain selain otak, darah seninya cukup kental dari sang appa yang dulunya seorang seniman musik.

"Yak, Lee Jihoon. Lepas kacamata bulat menggelikan milikmu"

Soonyoung kembali muncul hanya untuk mencela. Direbutnya kacamata baca milik Lee Jihoon lalu ia pasang di depan matanya sendiri.

Pemuda itu mengerang pedih saat mata normalnya dipaksa beradaptasi dengan lensa tebal minus 2 milik Jihoon.

Gadis didepannya hanya mendengus lelah sekedar untuk merebut.

Nantinya juga Soonyoung capai lalu menyerah dengan sendirinya.

"Minus matamu parah jie. Ah. sesekali pakai kontak lens, yang ini modelnya kuno"

Gerak tangan Soonyoung sangat tiba-tiba, pemuda yang dari tadi duduk di bangku samping mencoba mensejajarkan mata mereka, jemari kanan Soonyoung menyingkap poni panjang Jihoon hingga belakang telinga. Dengan lambat dan hati-hati kacamata bulat itu ia pasang kembali.

Jihoon membeku di tempat. Otaknya seakan blank tak tahu kenapa. Dadanya bergemuruh tak nyaman, ia yakin selama 30 detik tadi ia lupa berkedip.

Sedang Kwon masih saja merapikan poni Jihoon agar tak menghalangi pandangan dengan wajah datar biasa.

"Sudah menentukan pilihan?"

"Pilihan apa?"

"Tch! Jurusan dan kampus"

"Entah. Bukan urusanmu kan..."

"Aku perlu tahu! Siapa tau kau akan mengambil jurusan dan kampus yang sama. Aku malas jika terus-terusan kau menjadi rivalku"

Gadis Lee diam memikirkan masa depannya yang masih abu-abu, jujur ia belum benar menentukan.

"Kedokteran. Ada beasiswa yang menawariku"

"Waw, jadi rivalku yang pendek ini akan menjadi calon dokter? Kau lebih cocok menjadi pasien di poli anak dibanding dokter, Lee Jihoon"

Soonyoung kembali tertawa remeh.

Omong-omong, hari ini ganap sebulan setelah kejadian di belakang lapangan basket. Kwon sepenuhnya kembali ke sosok paling menyebalkan dan bahkan semakin menjadi.

Contoh nyata saat kemarin saat ia akan pulang dan mereka bertemu –di sengaja- si Kwon menghentikan laju motor besarnya tepat didepan Jihoon.

Tak berniat menawari tumpangan, toh jelas Jihoon akan menolak.

My IWhere stories live. Discover now