PLEDGE (2)

1.1K 196 45
                                    

MY I

PLEDGE (2)

SoonHoon

Soonyoung - Jihoon (GS for Uke)






"Apa?! Soonyoung-ssi mengajakmu berkencan?"

Pekik melengking gadis Jeon merusak gendang telinga disaat keduanya makan siang bersama di pinggiran pantai air dalam.

Si surai hitam sebahu mencebik kesal, kenapa ekspresi Wonwoo terlalu berlebihan? Ia hanya baru di ajak berpacaran, tapi belum dia iyakan atau tolak. Lebih tepatnya saat itu Jihoon langsung kabur masuk kerumah saking terkejutnya.

"Tsk. Aku belum menjawab apapun"

"Terima saja! Dia orang baik"

"Maksudmu pria yang mengguyur gadis smu termasuk pria baik-baik?"

"Jie, dia marah karena kau yang memulai. Tapi bukankah dia sudah berbaik hati melepasmu dari ketua Choi dan mengantarmu pulang?"

"Dia yang memaksa. Aku tidak meminta"

"Tapi jie, sungguh, sebenarnya Kwon Soonyoung-ssi pria baik-baik. Bahkan dibanding ketua yang terdahulu, Soonyoung-ssi jauh lebih perhatian pada anggotanya dan jika sudah sayang pada seseorang, ia rela berkorban demi orang tersebut"

"Apa maksudmu dia rela mati untuk Sana, gadis yang mencampakkannya?"

Wonwoo bungkam, menelan roti isi tunanya sulit. Jujur ia sendiri belum tahu detail masalah yang dihadapi ketua Kwon dan bahkan Wonwoo sengaja tidak mencari tahu, kata Mingyu itu bukan urusan mereka.

"Jadi aku hanya sebagai pengalihan? Tidak. Aku tidak mau jadi kekasihnya"

"Jie.. coba saja. Mungkin dia memang tertarik padamu. Setahu kami, kau wanita pertama yang berani menampar ketua Kwon, selama ini mereka tunduk dan segan"

"Dia menyebalkan"

"Ya ampun Lee Jihoon"

Memilih tak peduli, Jihoon kembali menguyah bekal nasi ayam dipangkuan dengan lidah pahit. Ia sedang dalam suasana hati kurang baik. Pagi tadi ia berdebat dengan sang omma. Entah siapa yang salah disana.. yang pasti Jihoon kembali merasa terasingkan.




Flashback pagi saat sarapan.

Jihoon duduk berdua dengan sang omma yang baru pulang kerja setelah lewat jam 12 malam. entah apa yang ia kerjakan hingga terus begadang? Melayani kekasih kayanya? Mungkin.

"Omma. Apa kau lebih senang jika aku anak dari kekasihmu? Bukan appa?"

Wanita paruh baya yang namapak masih belia itu tercekat, melepas sendok nasi omelet dengan wajah mengkerut tanda bertanya.

"Apa maksudmu?"

"Apa jika aku anak kalian kau akan lebih perhatian padaku?"

Mengusap lengan merasa tak nyaman, nyonya Lee membuang muka kearah balkon karena tatapan putrinya begitu mengintimidasi.

"Kau aneh. Ekspresimu saat ini sangat aneh. Kenapa? Kenapa kau selalu memakai coat pink pudar itu? dulu itu milikku, pink cerah yang cantik. Sekarang dia pudar dan buluk, kenapa kau selalu memakainya, Jihoon?"

Kunyahan telur omelet ia tahan dalam rongga mulut, pipi menggembung lucu dengan tatapan mata melebar tak percaya dengan ucapan sang ibu.

Kalau saja Jihoon tega dan berani buka suara sudah ia teriak lantang meluapkan kekecewaan itu...

My IWhere stories live. Discover now