"Dia bersungguh-sungguh ternyata," kata pria yang diduga Wanda sebagai pengantin pria. "Kau tahu ada di mana dia sekarang?"

     "Nona Selena sedang ada dalam perjalanan pulang," jawabnya, "menurut laporan yang saya terima, Nona Selena pergi setelah kita keluar dari kamarnya tadi."

     "Biarkan para tamu menikmati hidangan terlebih dahulu, lalu tutup pesta pernikahan ini."

     "Tapi—"

     Oh, astaga! Wanda bahagia sekali. Sekilas ia merasa dirinya sangat kejam karena bahagia di atas penderitaan orang lain. Namun, kapan lagi ia bisa mendapatkan ide sekompleks ini?! Pengantin wanita kabur di hari pernikahan?!

     Benar-benar ide yang menakjubkan. Kenapa ia tidak pernah terpikirkan ide seperti ini?

     Wanda memusatkan kembali pandangannya ke tempat dua pria itu berdiri sebelumnya, namun bayangannya saja sudah tidak ada. Mereka sudah pergi, pikirnya. Wanda melanjutkan kembali langkahnya untuk segera pulang. Ia sudah tidak sabar untuk menarikan kesepuluh jarinya di atas keyboard dan menuangkan segala ide bagaikan air terjun.

     What a wonderful day!

     Wanda bersenandung pelan sambil berjalan dengan langkah yang mendadak terasa begitu ringan. Ia berhenti sesaat untuk menyentuh lavender yang berulang kali menarik perhatiannya. Saat itu juga, Wanda memutuskan untuk memasukkan unsur bunga lavender ke dalam pernikahan masa depannya! Harus!

     "Para tamu sekalian, silakan nikmati hidangan yang tersedia selagi menunggu pasangan pengantin yang sedang mempersiapkan diri sebaik mungkin agar peristiwa sekali seumur hidup ini memberikan kesan yang terbaik bahkan tidak terlupakan."

     Suara pembawa acara itu memenuhi seluruh ruangan pesta. Bahkan Wanda yang sudah ada di luar ruangan masih bisa mendengar dengan jelas suara itu. Wanda yakin jika pria itu adalah pembawa acara papan atas dari suara dan caranya membawakan acara, dan tentunya pengeras suara yang digunakan juga berada pada level yang berbeda.

     "Mungkin pembawa acaranya belum mengetahui jika pengantin wanitanya tidak hadir di pernikahannya sendiri," gumam Wanda sambil kembali melanjutkan langkah kakinya.

     Wanda menundukkan kepalanya hendak meraih kunci mobil yang mendadak sulit ditemukan. Namun, tiba-tiba, tanpa diduga seseorang menarik tangannya kuat sambil mengambil alih tas tangan yang langsung diserahkan kepada pria yang sekilas dikenali Wanda sebagai pria yang ada bersama dengan orang yang diduganya sebagai pengantin pria tadi.

     Belum sempat melihat pria yang menarik tangannya, pintu ruangan pesta pernikahan terbuka lebar.

     Suara pembawa acara kali ini terdengar lebih jelas dari sebelumnya, "Ini dia pasangan pengantin yang kita tunggu sedari tadi!"

     Di saat bersamaan juga suara tepuk tangan, letupan party popper, dan lantunan lagu pernikahan terdengar sampai ke indera pendengarannya. Semua terjadi begitu cepat, kilatan cahaya lampu membuatnya tidak dapat melihat jelas pria yang tengah menggandengnya masuk. Tapi satu hal yang Wanda yakini dari kalimat yang terucap oleh pembawa acara tadi, pria yang menggandengnya masuk kembali ke dalam ruangan pesta bukanlah pria biasa, tapi sang pengantin pria!

 Tapi satu hal yang Wanda yakini dari kalimat yang terucap oleh pembawa acara tadi, pria yang menggandengnya masuk kembali ke dalam ruangan pesta bukanlah pria biasa, tapi sang pengantin pria!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Weddings' SmugglerWhere stories live. Discover now