Bagian 61 (Pengakuan)

1.1K 75 10
                                    

.

.

"Kalau kamu terus hidup dengan cara yang baik, insyaallah Allah akan mempertemukanmu dengan seseorang yang baik."

.

.

***

Sekalipun Aurel menyadari penuh arti dari kalimat permintaannya barusan, wajahnya tetap merah merona karena malu.

"Ka-kalau pria itu kamu, aku mau! Seandainya kamu mendatangi ayahku dan melamarku, aku akan menerimamu tanpa pikir panjang. Yoga, apa kamu mau mempertimbangkanku untuk jadi istrimu?? Aku janji, akan membuatmu jatuh cinta padaku, setelah kita menikah!" kata Aurel tanpa ragu.

Mendengar permintaan yang tulus dan setengah memelas itu, Yoga terperanjat. "Aurel ... "

Mata mereka bertemu, dan kali ini Yoga ikut salah tingkah. Dia tidak menyangka, Aurel menyukainya sampai seperti itu.

Menikah dengan Aurel? pikir Yoga, berusaha membayangkannya. Aurel memang bukan tipe wanita lembut seperti Tania. Dan dia punya sejarah kelam di masa lalunya. Noda hitam karena pergaulan bebas. Tapi, bukankah mereka sama? Yoga juga punya sejarah yang kelam bersama Christy. Dan melihat kesungguhan dalam permintaannya, bisa jadi Aurel bahkan bersedia mengubah semua perilakunya, demi dirinya. Demi seorang Yoga Pratama. Mungkinkah mereka bisa bahagia hidup bersama di bawah ikatan pernikahan?

Mata Yoga tertunduk. Selama ini, bayangan tentang pernikahan, hanya pernah terlintas di pikirannya bersama Erika. Tidak pernah bersama wanita lain.

Yoga masih ingat percakapan mereka saat kencan di daerah perkemahan, saat mereka melihat gugusan bintang.

"Memangnya gimana ceritanya kamu bisa suka sama aku?"

"Nanti. Nanti setelah kita nikah, aku ceritain."

Yoga kembali menghela napas.

Dia lagi. Selalu dia. Aku mungkin benar-benar sudah gila, batin Yoga.

"Aku gak bisa. Aku gak punya perasaan itu padamu. Maaf," jawab Yoga akhirnya.

Aurel kelihatan kecewa. Tapi dia adalah tipe wanita yang tidak mudah menyerah.

"Lalu, apa yang bisa kulakukan supaya kamu cinta padaku, Yoga?" tanya Aurel, terdengar sangat ngotot ingin mendapatkan Yoga.

Yoga menyandarkan punggungnya ke bantalan kursi.
"Tidak ada. Tidak ada yang bisa kamu lakukan. Bahkan, tak ada yang bisa kulakukan juga," jawab Yoga disertai helaan napas.

Sebab aku sudah 'terjebak' dengan perasaan ini, selama belasan tahun, dan entah kapan aku akhirnya bisa terlepas darinya.

Melihat ekspresi sedih di wajah Yoga, Aurel segera menyadari kalau penolakan ini melibatkan perasaan Yoga pada seseorang di masa lalunya. Salah seorang mantan pacarnya dulu, selain Christy.

Mereka berdua terdiam. Hanya terdengar lantunan musik seriosa yang lembut. Tak lama, Yoga memanggil pelayan dan membayar tagihan.

Yoga berdiri dari kursi. Aurel berpikir, Yoga akan langsung pergi meninggalkannya. Dia terkejut saat melihat Yoga menghampirinya, menawarkan lengannya untuk digenggam.

Yoga tersenyum lembut. "Silakan berdiri, Nona Aurel. Aku akan mengantarmu keluar."

Aurel menatapnya malu. Dia membalas dengan senyum Yoga dan berdiri. Tangannya merangkul lengan Yoga dan mereka berjalan bersama. Aurel mengerti. Yoga sedang berusaha membuat ending yang indah di akhir pertemuan mereka, sekalipun Yoga baru saja menolak dirinya.

ANXI (SEDANG REVISI)Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt