0 - Untuk kisah kita yang seharusnya berakhir

704 56 2
                                    

Jika bertahan bukan lagi hal yang bisa aku lakukan untuk selalu di sisimu lalu apakah mengalah dan pergi adalah hal yang benar?

Jika bertahan bukan lagi hal yang bisa aku lakukan untuk selalu di sisimu lalu apakah mengalah dan pergi adalah hal yang benar?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di tahun kelima, semua tampak berbeda. Semua tak lagi seindah kisah awal hubungan mereka. Tali yang merajut kisah keduanya mulai kusut di usia kelima. Selama ini bertahan ia pikir adalah pilihan yang terbaik mengingat hubungan mereka yang telah terjalin lama. Sudah banyak lembar halaman yang mereka tulis bersama dalam buku kisah mereka. Sudah banyak suka-duka dan lika-liku perjalanan hidup yang mereka lalui. Lalu apakah semuanya akan berakhir sampai di sini? Buku perjalanan kisah mereka. Apakah akan berakhir di tahun kelima? Ketika semuanya tampak baik-baik saja lalu tiba-tiba datang badai yang dengan mudah memporak-porandakan semuanya. Semuanya dalam sekali hentakan. Hancur tanpa bisa dikendalikan. Nyatanya pondasi yang mereka buat tak sekokoh yang diperkirakan. Bangunan itu hancur hanya karena satu badai.

Kepercayaan, kesetiaan, kejujuran semuanya sudah hilang. Pergi bersama badai yang datang hari itu. Atau justru masih ada walau kadarnya berkurang. Entahlah. Yang jelas ia mulai menyerah. Menyerah karena sejak badai datang hanya ia yang memilih bertahan. Berjuang sendirian. Mempertahankan bangunan yang mulai roboh itu seorang diri. Mungkin pergi adalah cara yang terbaik walau ia tak tau itu sudah benar ia lakukan atau tidak. Ia akan mencoba berhenti. Mengakhiri kisah di antara mereka. Seolah kata 'usai' sangat mudah untuk dikatakan. Seolah 'usai' adalah kata yang seharusnya ia katakan sejak dulu. Seolah 'usai' adalah jurang tak terlihat tapi harus mereka lalui. Seolah 'usai' adalah penantian lama mereka setelah lamanya jalinan kasih yang mereka buat. Tapi hatinya telah memilih. 'Usai' memang kata yang seharusnya ia pilih setelah sekian lamanya menelan kecewa dan berjuang seorang diri. Berjuang seorang diri itu menyakitkan apalagi untuk seseorang yang tak lagi ingin di sisimu. Mungkin lima tahun adalah waktu yang singkat. Mungkin lima tahun yang telah mereka lalui tak berarti apa-apa. Mungkin waktu lima tahun hanya fase tak penting yang pernah dilalui. Tapi baginya. Lima tahun mereka amat penting. Lima tahun yang selama ini mereka jalani, ia amat menghargainya. Menempati bagian terpenting di dalam hati. Gadis itu terus-menerus menelan luka serta kecewa. Mengakhiri segalanya mungkin cara yang terbaik walau sejujurnya ia tak menginginkannya. Tapi bertahan dengan semua luka itu. Ia tak sanggup lagi.

Sore itu, di sebuah tempat yang dulu ia klaim sebagai tempat bersejarah bagi kisahnya dengan sang kekasih

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sore itu, di sebuah tempat yang dulu ia klaim sebagai tempat bersejarah bagi kisahnya dengan sang kekasih. Hal yang dulu ia takutkan. Benar-benar terjadi. Anggap saja ia egois. Tapi itu benar adanya. Ia hanya tak ingin tempat bersejarah miliknya akan jadi tempat yang tak lagi ingin ia datangi.

Angin sore bertiup dingin. Awan kelabu menghiasi atap bumi menyembunyikan rona matahari yang sebenarnya sebentar lagi akan berganti tempat dengan rembulan. Tak ada warna jingga keunguan yang jadi hal paling dinanti ketika sore datang. Hanya ada kelabu di atas sana. Sama halnya dengan hati dua anak adam yang diselimuti awan kelabu.

Hatinya bergemuruh. Melihat gadis di depannya tampak menahan hawa dingin. Tak ada wajah ceria yang selalu ditunjukan gadis itu. Matanya menyimpan mendung sebentar lagi pasti akan turun hujan atau memang sejak menunggunya hujan itu telah turun. Sedang bibir pucatnya tampak mengatup rapat. Raut wajah gadis itu sulit ia baca. Tanpa sadar tangannya mengepal. Di suatu tempat di dalam hatinya, ada rindu yang datang bersamaan rasa sakit yang mendera saat melihat wajah pucat gadis itu setelah sekian lama.

"Hai, apa kabar?"

Senyumnya mulai merekah walau tak sesumringah biasanya. Ada lelah yang ia tau pasti dirasakan gadis itu. Hatinya berdenyut nyeri-lagi- ketika mata mereka saling bertemu. Bukannya balas tersenyum atau menjawab pertanyaan kabar yang ia tau hanya basa-basi, ia memilih diam. Mengatup bibirnya rapat-rapat.

"Chan."

Jangan seperti ini. Jangan panggil namanya seperti itu. Hatinya kembali berdesir hanya karena namanya disebut.

"Jika kamu ngerasa hubungan kita udah engga ada artinya sama sekali ...."

Kalimat gadis itu menggantung, terdengar suara helaan napas setelahnya. Sedang ia sudah mengepalkan tangan kuat. Belum cukup mental untuk mendengar kelanjutan ucapan yang bahkan bisa ia tebak. Dan sialnya ia tak ingin mendengarnya sama sekali.

"Apa kita udahan aja? Chan, kita putus aja ya?"

Tangannya masih mengepal kini lebih kuat hingga ia merasa kuku tangannya menancap di kulit tangan. Tapi itu tak seperih apa yang tengah hatinya rasakan.

Apa ini nyata?

Apakah benar gadis dihadapannya sekarang itu nyata?

Apakah ini akhir segalanya? Akhir kisah mereka. Menyesal pun percuma. Semua sudah terlanjur terjadi dan ia tau. Ia telah salah. Sejak awal ia yang salah.

"Berjuang sendirian itu engga enak. Apalagi berjuang untuk seseorang yang engga ingin kamu ada di sisinya lagi. Iya. Aku menyerah. Aku memilih mengakhiri kisah ini. Aku udah engga sanggup bertahan. Maaf."

Dan sore itu, ditemani awan mendung. Dua hati telah hancur berkeping-keping. Keegoisan membuat hati mereka terluka. Apakah mengakhiri segalanya adalah hal yang benar?

 Apakah mengakhiri segalanya adalah hal yang benar?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Untuk kisah yang nyatanya belum usai.

NidaRafaAr

Proudly present

Belum Usai
The story about You and I

"Aku engga akan menyerah. Aku mungkin telah melakukan kesalahan. Tapi izinkan aku memperbaikinya."

"Apa dengan aku yang memberimu kesempatan kedua, hubungan kita akan sama lagi seperti dulu?"

Mari biar kukenalkan dengan tokoh utama dalam cerita ini

1. Roseanne Nala Prasaja - Perempuan yang memilih bertahan walau berulang kali menelan luka.

2. Chandra Bagus Bagaskara - Laki-laki yang sedang mengalami tekanan dalam kisah percintaan dan hidupnya.

3. Pamela Agisty Nugroho - Perempuan yang memiliki ambisi besar.

4. Jayden Atmajaya - Laki-laki yang memilih mencintai dalam diam.

Apakah pembaca membutuhkan faceclaim untuk setiap tokoh?

Btw, selamat menyelami kisah Chandra dan Rose.

[0.1] Belum Usai (BangRosé) ENDWhere stories live. Discover now