"Hyung tahu dari?"

"Aku Yoon Jeonghan." ujarnya meskipun tidak menjawab pertanyaan Mingyu, tetapi ayolah dia sedang menguji lelaki di depannya ini--menguji apakah Seungcheol pernah membicarakannya.

Mingyu menggaruk peilipisnya, pupilnya matanya terlihat tidak fokus dengan lutut memantul-mantul di bawah meja. "Maafkan aku tetapi aku tidak paham dengan maksud perkataan hyung."

Jeonghan mendengus, menggerutu dalam hati jika pacar Jeon Wonwoo sangatlah bodoh.

"Aku!" Jeonghan tanda sadar berseru, beberapa saat kemudian menghela napas dan merendahkan nada suaranya. "Aku mengenal Seungcheol, kami teman saat di Jerman. Mungkin dia pernah menceritakan ke kamu? Mengingat hubunganku dengannya cukup rumit."

Kim Mingyu yang mendengarkan itu masih terdiam dengan sorot mata yang membuat Jeonghan sangat jengkel. Ia terlihat sangat tolol dengan tatapan mata yang terlihat bingung dan mulutnya terbuka sedikit.

Sialan. Ia rasanya ingin memisahkan hubungan Wonwoo dengan laki-laki ini.

Jeonghan memejamkan mata dan menarik napas panjang. "Aku tidak tahu harus menjelaskan bagaimana, tetapi aku butuh--"

"Oh! Aku ingat hyung memiliki teman di Jerman." Kim Mingyu bersuara, memotong perkataan Jeonghan yang langsung mendapatkan tatapan tajam yang penuh rasa tidak suka. "tetapi aku tidak yakin apakah itu dirimu Jeonghan hyung."

Jeonghan mengangkat bahu, memutuskan untuk tidak membuat dirinya gila dengan melakukan percakapan yang terdengar nihil. "Aku ingin meminta alamat apartemennya." Jeonghan berujar tanpa basa-basi.

"Untuk apa?" Mingyu bertanya. "Kenapa tidak menanyakan sendiri ke hyung?"

"Seungcheol mengganti nomor ponselnya lagi, aku tidak tahu cara menghubunginya."

Sebenarnya ia bisa bertanya melalui direct message di media sosial tetapi dia tidak memiliki keberanian untuk itu, ia takut jika ia tidak akan mendapatkan balasan.

Ia tidak bisa melihat dirinya sendiri dihiraukan.

Seumur hidup ia tidak pernah dihiraukan orang.

Kim Mingyu yang sejak tadi menatapnya dengan tatapan yang tidak dapat ia tahu artinya tiba-tiba memberikan senyum lebar sebelum mengulurkan tangan. "Ponselmu, hyung. Kau ingin alamatnya, kan?"

Jeonghan menyerahkan ponselnya. "Jangan beritahu Wonwoo." gumamnya.

"Tentu." Mingyu menyahut dengan bibir masih membentuk lengkungan senyum.

"Ia tidak perlu mengetahui kehidupan pribadiku, aku tidak malu hanya saja ia terlalu polos untuk itu semua." Jeonghan bergumam sambil mengigit kue cokelat yang ia ambil dari toples berbentuk bunga matahari. "Wonwoo berhak mendapatkan kebahagiaan, jangan sampai kau sakiti dia atau aku akan membunuhmu."

Mingyu tertawa sambil menyerahkan ponsel berwarna silver tersebut. "Aku tidak pernah berpikiran untuk menyakitinya. Aku terlalu mencintainya, hyung."

Ia membalas perkataan tersebut dengan senyum kecil, meskipun sesungguhnya ia tiba-tiba merasakan iri dengan kehidupan Wonwoo tetapi ia tidak ingin mengakuinya.

Lagipula, kehidupan tidak harus berpusat dengan memiliki pasangan, kan?

Jeonghan menghela napas dan menghabiskan secangkir kopi dengan rasa tidak enak tersebut.

"Aku pulang dulu, ada urusan yang harus aku lakukan." Jeonghan berujar, seraya beranjak berdiri dan mengambil topi baseball warna hitam yang ia letakkan di meja makan. "Katakan kepada Wonwoo aku akan menghubunginya lagi nanti."

[✓] From 5317 MilesWhere stories live. Discover now