Umbrella

1.8K 371 49
                                    

"Hyung, jangan marah~"

Jeonghan tetap menatap dalam diam rak buku besar yang terletak di ruang tengah apartemen milik sepupunya. Tidak menggubris untuk menjawab hingga tangan kurus itu memeluknya dengan manja.

"Hyung, kenapa diam saja~"

Setelah beberapa detik, ia baru menjawab dengan nada suara yang terdengar ketus, meskipun ia tidak bermaksud demikian. "Aku sedang berpikir."

Beberapa saat yang lalu ia baru saja tiba di depan pintu apartemen milik Jeon Wonwoo dan pacarnya, dengan niatan untuk mengajak sepupunya yang tinggi nan kurus tersebut untuk makan di restaurant bulgogi yang sedang terkenal. Namun, saat ia membuka pintu apartemen yang kata sandinya sudah ia ketahui--ia melihat pemandangan yang tidak ingin ia lihat, Jeon Wonwoo duduk di atas meja makan dan bercumbu terlalu mesra dengan laki-laki jangkung--dengan tangan yang bergerak ke berbagai arah.

Saat ia berdeham dan bermanggil nama Wonwoo dengan keras, sepupunya langsung tersadar dan mendorong laki-laki yang sedang dicumbu hingga laki-laki itu terjatuh di lantai, dan dirinya langsung turun dari meja dan menghampiri Jeonghan dengan wajah bersemu merah dan kalimat tergagap.

"Apa yang hyung pikirkan?" tanya Wonwoo lagi.

Jeonghan melirik ke arah Kim Mingyu, lelaki jangkung yang merupakan pacar sepupunya, yang masih berdiri memperhatikannya dari dapur.

"Aku... bisa aku berbicara dengan pacarmu sebentar?" tanya Jeonghan, masih menatap Mingyu.

"Hyung tidak ingin menghajar Mingyu, kan?" Wonwoo bertanya dengan waspada, ketika ia mengatahui watak kakak sepupunya sangat sulit ditebak.

Jeonghan menggeleng, mengalihkan pandangan menatap Jeon Wonwoo yang memakai sweater kuning oversized. "Ada yang ingin aku bicarakan, penting."

Ia dapat melihat Wonwoo melirik ke arah lelaki yang berada di dapur di belakangnya, seperti sedang bertelepati sebelum akhirnya mengangguk . "Baiklah." sahutnya, "Aku akan membeli makan siang untuk kita, hyung ingin apa?"

"Tidak, aku akan makan di luar saja." sahutnya. Ia tidak ingin makan di meja makan bekas orang bercumbu. Ew.

Wonwoo hanya tersenyum lalu beranjak berdiri mengambil dompet yang terletak di rak buku dan mengecup bibir lelaki jangkung yang masih berdiri dengan kikuk sebelum berjalan keluar apartemen.

Saat pintu telah tertutup, Jeonghan langsung berdiri menghampiri Kim Mingyu yang menatapnya dengan kedua bola mata melebar.

"Kim Mingyu?"

"Y--Ya!" laki-laki jangkung itu menyahut dengan suara lantang, terdengar sangat takut jika Jeonghan akan mencekik atau membunuhnya.

"Bisa buatkan aku minum? Kopi?" Jeonghan berujar dengan kalimat perintah.

Setelah Kim Mingyu membuatkan segelas kopi dan menyajikan beberapa toples kue kering di meja makan, ia langsung duduk di kursi seberang--berhadap dengan Yoon Jeonghan yang menatapnya dengan tajam.

Jeonghan menyicipi kopi hangat yang disajikan tanpa creamer, dan alisnya mengerut karena rasa kopinya tidak begitu enak.

"Aku tidak akan membahas kalian berciuman tadi, kalian sudah besar yeah." ujarnya membuka pembicaraan dengan tangan terlipat di depan dada. "Ada yang ingin aku tanyakan, penting."

"Baik...lah," Mingyu menyahut tidak mengetahui betul maksud percakapan sepupu pacarnya.

"I might or may not know you have family relationship with Choi Seungcheol, just like me and Wonwoo." Jeonghan berucap, masih berbasa-basi.

[✓] From 5317 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang