Munich

3.5K 509 23
                                    

Musim gugur dengan suhu dingin menyelimuti kota Munich atau dalam bahasa jermannya München. Suara peramal cuaca dari radio kayu tua di jendela dapur mengatakan saat ini suhu sudah mencapai 3 derajat celcius.

Yoon Jonghan menguncir bentuk ekor kuda rambutnya yang telah panjang sebahu, ia bersiap-siap untuk pergi ke kelas pertamanya di jam 9 pagi.

Dengan memakai 2 lapis sweater dan syal panjang warna kelabu, lelaki berambut platinum blonde itu melangkahkan kakinya keluar dari dalam flat, dia dapat merasakan angin dingin menusuk seluruh badan kurusnya.

musim gugur terburuk. aku harus bertahan dua semester lagi. Gerutunya dalam hati.

Kedua kaki kurus dan jenjangnya melangkah menyusuri akademiestrasse 2 lokasi gedung fakultasnya berada--sebuah fakultas arsitektur untuk mahasiswa postgraduate atau program S2. Ia melangkahkan kakinya cepat-cepat agar dapat sampai ke kelas yang hangat dan mendudukan dirinya dengan nyaman sambil minum cokelat kayu manis hangat yang tadi dia beli di pertigaan trukenstrasse.

"Yoon Jeonghan!"

Jeonghan memutar badannya yang sudah dia dudukan di baris kelima dari belakang kelas, dekat dengan jendela. Seorang pria dengan senyum secerah matahari berjalan menghampirinya.

"Aku boleh liat tugas dari Professor Kauper? Kemarin malam gak sempat ngerjain." ujar lelaki bernama Kim Taehyung tersebut, lalu mengeluarkan selembar kertas folio.

"Lembur lagi?" tanya Jeonghan, menyerahkan beberapa lembar folio yang berisikan tugas mata kuliah pertama hari ini.

Taehyung, lelaki berdarah korea yang berbicara dengan bahasa korea berantakan itu hanya mengangguk.

"Mau aku gantikan? Kebetulan draft tugas akhir sudah selesai ku kerjakan."

"Sudah selesai? Dasar gila." Taehyung terkekeh sambil terus menyalin.

"Anak beasiswa tidak bisa santai sepertimu, bodoh."

"Ja, ja." seloroh si korea yang sudah tinggal di Jerman dari lahir tersebut.

Waktu perkuliahan dengan durasi tiga jam tersebut berakhir dengan sangat lama, Jeonghan menyandarkan kepalanya ke jendela tidak mendengarkan celotehan Professor Kauper mengenai design kursi futuristik yang kalau dia boleh taruhan itu bakalan jadi tugas untuk mereka minggu depan.

Seperti dugaannya, topik mengenai design kursi futuristik tersebut benar-benar menjadi tugas kuliah dan kali ini dilakukan secara berpasangan--well, untuk menghindari diri mengerjakan sendirian, Jeonghan mengajak Wendy Shon, orang korea lainnya di kelas itu, untuk menjadi teman sekelompoknya.

"Hani, kamu tidak kasihan dengan Taehyung?" tanya Wendy dengan bahasa korea yang fasih.

Hani adalah panggil akrab dirinya yang diberikan oleh teman-temannya di Jerman. "Lebih mudah untuk lidah kami, dear" ujar Axel, orang pertama yang memanggilnya dengan nama Hani.

Jeonghan menggeleng. "Nein, mengerjakan bersama dia sama saja aku kerja rodi sendirian."

Wendy Shon, orang korea yang memiliki sejarah tempat tinggal yang sungguh rumit itu merupakan salah satu teman dekat Jeonghan selama perkuliahan. Mereka dekat saat Jeonghan menggantikan posisi jaga Wendy di acara oktoberfest--sebuah festival beer tahunan di Munich.

"Tahun ini ikut oktoberfest?" tanya Wendy saat mereka berdua melangkah keluar kelas dan berjalan menuju taman fakultas yang terletak di ujung selatan gedung A.

"Sepertinya ikut, Carmen dari jurusan seni lukis mengajakku kemarin malam--dia bilang staff liaison officer kekurangan orang."

"Carmen yang jalang itu?" Wendy membelalakan matanya, ada secercah kekagetan dia balik wajah cantiknya.

Jeonghan tertawa terbahak, menjatuhkan bokongnya di tanah di bawah pohon maple yang daun merahnya berguguran. "Dia memang jalang sih, tapi saat Carmen bilang bayarannya sangat bagus aku ya tentu saja tertarik."

"Kau sungguh mata duitan, Yoon Jeonghan." cibir Wendy yang sudah duduk di sampingnya.

"Aku dapat beer gratis juga, katanya dapat satu kerdus. Yeah lumayan untuk persediaan sampai november."

"Dan seorang pemabuk."

Wendy menggeleng-gelengkan kepalanya mendengar perkataan dari mulut Jeonghan.

-----------------------------
Halo!
Ini chapter pertamanya ya hehehe
semoga kalian suka!
Silahkan komentar dan likenya ;)
Terima kasih

-kamus mini-
Nein : tidak
Ja : ya
strasse: jalan

[✓] From 5317 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang