Prologue

6.7K 564 30
                                    

Upacara kelulusan sarjana di Universitas Hongik tahun ini sangatlah ramai, menurut kabar dari petugas akademik universitas jumlah sarjana yang lulus di semester ini dua kali lebih banyak daripada semester sebelumnya.

Lulusan terbanyak berasal dari fakultas arsitektur, lebih tepatnya jurusan arsitektur interior yang saat ini terlihat sangat heboh saat seorang mahasiswa dengan tinggi 178 cm berjalan dengan wajah mendongak angkuh dan memamerkan potongan rambut barunya yang pendek dengan model sedikt wavy dan dicat warna platinum blonde.

"Yoon Jeonghan sudah gila," seloroh sebuah suara melengking saat si angkuh platinum blonde tersebut duduk di sampingnya.

"Lihat tidak wajah rektor dan ketua jurusan kita? Hahaha, seorang wisudawan datang bukan dengan rambut hitam." ujarnya cuek.

Sunmi, si perempuan bersuara melengking itu tertawa saat ingat bagaimana ekspresi seluruh orang di ruang wisuda saat melihat Jeonghan naik ke atas panggung untuk menerima piagam kelulusan. Well, peraturan wisuda di kampus mereka adalah semua wisudawan harus berambut cat hitam.

"Untung tidak diusir." timpal Sunmi.

"Mana mungkin mereka mengusir summa cum laude." Jeonghan dengan cuek berkata sambil melambaikan tangan ke arah keluarganya yang duduk di area tamu undangan. "Setelah acara ini selesai aku akan ke Jerman."

"Beasiswa S2?"

"Itu salah satunya."

"Yang lainnya?"

"Aku ingin kebebasan."

"Itu lagi."

"Orang tuaku tidak tahu. Umm... lebih tepatnya akan ku beritahu setelah aku tiba di bandara."

Sunmi hanya melotot mendengar penuturan sahabatnya sejak semester pertama kuliah. Dia terlalu skeptis untuk mempercayai omongan Yoon Jeonghan yang setiap kali membuka mulut hanya ide gila yang keluar.

Astaga...

Ternyata itu bukan hanya ide gila semata tetapi benar-benar perbuatan gila karena Sunmi menyaksikan sendiri Yoon Jeonghan langsung kabur dengan sedan merahnya saat acara wisuda selesai, meninggalkan keluarganya yang sibuk mencari dia kesana-kemari.

"Nyonya Yoon?" Panggil Sunmi dengan sopan saat dia sudah tidak tega melihat keluarganya Jeonghan mencari anak gila mereka selama setengah jam lebih.

"Oh, Sunmi. Apa kabar? Melihat Jeonghan tidak?" sahut suara soprano seorang wanita paruh baya dengan wajah cantik.

Sunmi tersenyum kikuk. "Jeonghan.. dia ke bandara."

Mendengar jawaban Sunmi, Nyonya Yoon dan keluarga Yoon Jeonghan yang hadir menatapnya meminta penjelasan--membuat Sunmi harus mengatakan seluruh ucapan gila Jeonghan yang tadi dan mengenai beasiswa S2 di Jerman yang Jeonghan terima bulan lalu.

"Dasar anak kurang ajar!" seru Nyonya Yoon yang langsung menahan tangan suaminya. "Biarkan saja, nanti dia juga akan menghubungi kita. Anak gila."

Dengan berakhirnya kalimat tersebut, suara panggilan masuk di ponsel Tuan Yoon berdering keras--

Jeonghani (son) is calling

"Anak gila." Damprat Nyonya Yoon saat ia menjawab panggilan masuk anaknya.

"Oh, ibu sudah tahu ya? Hehe"

"Lakukan sesukamu, Yoon Jeonghan."

"Maaf ya ibuku sayang."

"Jangan pulang sebelum kamu lulus! Itu hukumanmu."

"dan sebelum menemukan yang ku cari."

"Terserahlah. Jangan membuat masalah disana."

"Tentu saja."

"Hati-hati di jalan. Jangan pulang bukan berarti tidak mengabari kami, anak gila."

"Hahahaha baiklah. Aku sayang kalian, sampai jumpa."

---------------------------
Halo semuanya!
Ini adalah spin-off dari work aku yang berjudul "Peach"
Di work yang ini aku memfokuskan cerita ke jeongcheol hehehe.
Setting cerita beberapa tahun sebelum 'Peach' di mulai ;)

Terima kasih yang sudah membaca dan memberikan komen serta votenya

[✓] From 5317 MilesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang