Stuck - 7 (END)

2.1K 165 61
                                    

Rencana untuk menyatakan cinta gagal karena Jinyoung yang bersin dan kedinginan. Jaebum cuma bisa menghela nafas, ia sudah selesai mandi dan sekarang sedang memasak sup ayam gingseng untuk Jinyoung. Sahabat manisnya itu masih mandi, dia selalu memakan waktu satu jam hanya untuk mandi. Dan Jaebum tidak mengerti apa yang Jinyoung lakukan didalam sana.

"Haachii...hhaachii."

Jaebum menoleh, ia melihat Jinyoung melangkah ke dapur. Ia sudah memakai hoodie dan celana olahraga panjang, handuk kecil bertengger di pundaknya, rambutnya masih basah.

Api kompor dikecilkan, Jaebum juga tidak lupa menutup panci sup. Lalu ia berjalan menghampiri Jinyoung.

"Kenapa rambutnya gak di keringin?"

"Aku malas, Beom." Jinyoung memajukan bibir bawahnya.

"Kau itu! Sudah masuk angin begini masih aja bandel. Sini aku keringin rambutnya."

Jinyoung tersenyum lebar saat Jaebum menggenggam tangannya dan menuntun ke kamar.

Dengan telaten Jaebum mengeringkan rambut Jinyoung pakai hairdryer. Jinyoung duduk manis di depan meja rias dengan senyum yang tak luntur sedikitpun sejak tadi.

Lagi-lagi hati Jinyoung berdebar, ia diam-diam melirik pandang ke pantulan diri Jaebum dicermin. Jinyoung menggagumi ketampanan Jaebum, sikap Jaebum yang lembut dan selalu manis padanya. Ia juga sangat sabar dengan sifat kekanak-kanakan Jinyoung. Selama ini hanya Jaebum yang mengerti dirinya dan selalu ada untuknya.

"Nanti minum obat sebelum tidur ya." Celetuk Jaebum tiba-tiba.

"Gak mau. Aku gak sakit Beom."

"Aku tidak menerima penolakan Park Jinyoung."

Wajah Jinyoung tertekuk, ia benci jika Jaebum memerintahnya dengan suara tegas dan menyebut nama lengkapnya.

Rambut Jinyoung sudah kering, Jaebum menata sedikit dengan membelah tengah rambutnya, ia juga merapikan poni yang sudah sedikit panjang itu. Lalu Jaebum mencium kepala Jinyoung, matanya beradu tatap dengan manik mata Jinyoung dari cermin. "Jangan ngambek, aku gak mau kamu sakit. Nanti obatnya aku suapin seperti biasa. Hmm?"

Jinyoung mendesah panjang dan mengangguk. Tidak ada gunanya juga melawan, ia tahu Jaebum tetap akan memaksanya.

"Jaebum-ie, aku lapar." Jinyoung merenggek manja. Jaebum mengelus rambut Jinyoung sayang.

"Yuk, aku rasa supnya sudah matang."

Jinyoung memanjat kursi yang ia duduki tadi dan berdiri disana. Ia juga melebarkan tangan menghadap Jaebum. "Gendong~~"

Jaebum mencuil gemas hidung Jinyoung. "Manja banget sih kesayangan aku ini, hmm." Lalu ia menggendong Jinyoung seperti koala, kaki Jinyoung melingkar di pinggang dan tangannya melingkar sempurna di leher Jaebum. Mereka saling menatap dan tersenyum manis. "Aku cuma manja sama kamu. Kamu gak suka?"

"Suka kok, kamu gemesin kalau lagi manja. Dan aku cuma mau manjain kamu seorang, cutie pie." Jinyoung tidak bisa menyembunyikan senyum merekahnya dengan kedua pipi merona. Ucapan Jaebum membuat perutnya tergelitik bahagia, jantungnya semakin berdetak cepat.

"Biasanya kalau lagi so sweet gini, dapet ciuman kan?" Jaebum sengaja menggoda Jinyoung. Hasilnya wajah Jinyoung semakin merona sampai ketelinga.

Cup. Jinyoung mencium cepat bibir Jaebum lalu ia menyembunyikan wajahnya ke ceruk leher pria tampan itu. Jaebum terkekeh senang, ia memegang pinggul Jinyoung erat dan membawanya ke dapur.

Kau selalu membuatku bahagia seperti ini, gomawo Jaebum-ah. Saranghae. Jinyoung berucap dalam hati dan semakin mengeratkan pelukannya.
.
.
.
Sehabis makan, keduanya merasakan kantuk yang tak tertahan.

Dangerous Romance (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang