Stuck - 5

1K 151 60
                                    

"Eumm...Jaebum...ak-aku menyukaimu...Ja-jadilah pacarku..."

Jaebum diam memaku dengan wajah datarnya. Sedangkan pemuda yang baru menyatakan cinta itu menunduk malu-malu dengan kedua pipi merona. Ia sangat gugup karena Jaebum tidak merespon pernyataan cintanya, bahkan tidak mengambil bunga yang ia julurkan.

Dengan gugup, ia mengangkat kepalanya dan menatap Jaebum. Ternyata Jaebum juga sedang menatapnya. Ugh, suasananya begitu canggung, apalagi Jaebum hanya diam.

"J-jaebum, ayo pacaran, aku menyukaimu." Katanya sekali lagi sedikit tidak sabaran.

Jaebum tersadar dari lamunannya. "Maaf Mark, aku tidak bisa."

Bahu Mark merosot, sorot matanya sayu. "Kenapa? Kau tidak punya kekasih dan aku juga. Aku populer dan juga tampan—"

"Aku mencintai orang lain. Maaf." Jawab Jaebum santai dengan wajah yang masih datar lalu ia pergi meninggalkan Mark.

"Apa Park Jinyoung? Si jalang yang suka gonta ganti pacar itu?! Apa bagusnya dia hah?? Lelaki murahan yang—aahk, Jaaebumm."

Jaebum menekan rahang Mark kuat, sorot matanya berubah tajam, raut wajahnya kentara sedang marah. "Shut the fuck up Mark!! Setidaknya dia tidak pernah menjatuhkan harga dirinya dengan menyatakan cinta pada pria yang bahkan tidak mengenalnya dengan baik, seperti yang kau lakukan saat ini! Jangan pernah menyebutnya jalang, jika kau belum pernah melihat dirimu sendiri dikaca!"

Mata Mark berkaca-kaca, rahangnya terasa sakit, ia juga kaget dengan perlakuan Jaebum. Yang ia tahu Jaebum sangat ramah pada semua orang, anak yang baik dan tidak pernah neko-neko. Mereka pernah beberapa kali sekelas dan Mark sangat menyukai Jaebum sejak pertemuan pertama mereka

Mark mencari tahu semuanya tentang Jaebum. Dan kenyataan bahwa Jaebum sangat dekat dengan Jinyoung membuat Mark kesal. Banyak rumor tidak sedap yang beredar tentang Park Jinyoung.

Jaebum melepas cengkramannya. "Sebaiknya kita tidak saling menyapa lagi. Permisi." Kata Jaebum dingin dan benar-benar pergi.
.
.
.
Jaebum tersentak oleh rasa dingin di pipi kirinya. Ternyata Jinyoung menempelkan sekaleng kopi dingin. Jinyoung duduk disamping Jaebum, ikut bersandar pada dahan pohon. Mereka berada di halaman belakang kampus.

"Kenapa ngelamun?"

Jaebum menghela nafas panjang, ia menyandarkan kepalanya ke pundak Jinyoung dan memejamkan mata. "Sedang memikirkanmu."

"Memikirkanku? Kenapa? Memangnya aku punya hutang."

Jaebum terkekeh, ia mengusel gemas di ceruk leher Jinyoung. "Masih di kampus, jadi jangan gemesin. Minta dicium banget sih."

Jinyoung memutar matanya malas. "Bilang aja mesum!"

Keduanya tertawa kecil lalu terdiam. Jaebum masih bersandar nyaman di pundak Jinyoung sambil menghirup aroma bedak bayi yang selalu Jinyoung pakai. Jaebum sangat menyukainya.

"Bagaimana hubunganmu dengan Youngjae? Belakangan aku tidak melihat kalian bersama."

"Kekasihnua sudah pulang dari Hongkong." Sahut Jaebum malas.

"Huh?" Jinyoung melihat wajah Jaebum yang masih terpejam. Ia kaget dengan statement itu. "Kekasih? Dia menduakanmu? Atau kalian putus? Pantas saja melamun, ternyata patah hati! Kenapa tidak pernah cerita sih?!"

Jaebum mencuil bibir Jinyoung dan terkekeh lagi. "Bawel banget sih!"

"Issh! Aku serius! Kalau ada masalah cerita Beom, jangan di pendam sendiri! Kamu gak anggap aku sahabat lagi, hm?"

Kamu lebih dari sahabat, Jinyoungie. Aku memang patah hati, tapi bukan karna Youngjae melainkan dirimu.

Jinyoung menepuk-nepuk paha Jaebum. "Cerita gak!! Jangan di tutup-tutupin. Kalau mau nangis juga boleh, pundak aku selalu ada buat kamu."

Dangerous Romance (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang