Dangerous Play -3

1.3K 167 158
                                    

Jaebum kembali duduk sambil memandang wajahku yang kaget.

"Kau sudah ingat?" Tanya Jaebum padaku.

Aku mengangguk kecil. Jaebum baru saja menceritakan siapa dirinya yang sebenarnya. Saat pertama kali Youngjae menunjukan fotoku yang bersama Youngjae, Jaebum sudah mengenaliku. Ia tidak menyangka bisa bertemu kembali denganku.

Begitu juga dengan diriku.

"Kau tumbuh menjadi pria cantik. Aku senang kau bisa meraih mimpimu menjadi seorang dancer." Kata Jaebum.

"Jangan sedih hyung. Jika kau rindu b-boying, kau bisa datang ke studioku. Aku juga bisa mengajakmu kolaborasi. Siapa bilang dokter tidak boleh menjalankan hobinya." Ucapku penuh semangat. Aku tulus mengatakan itu. Aku tahu bagaimana besarnya kecintaan Jaebum akan menari. Kami pernah sama-sama berjuang untuk meraih mimpi kami.

"Terima kasih Jinyoungie. Aku akan menimbang tawaranmu."

Aku tersenyum lebar. Rasa canggung kamu selama ini seakan menguap. Kami mengobrol layaknya teman lama yang baru bertemu kembali, bukan seperti kemarin yang statusnya adalah dia kekasih sahabatku.

I'm sorry Youngjae, tapi ternyata aku yang lebih dulu mengenal Jaebum. Jadi aku lebih berhak memilikinya.

Aku akan berusaha memperjuangkan cintaku. Jika Jaebum menolakku siatu saat nanti, berarti kami memang bukan jodoh.

Aku dan Jaebum banyak mengobrol, ia menceritakan bagaimana kehidupannya setelah ayahnya memutuskan mengirimnya sekolah di Belanda.

Aku juga menceritakan tentang kehidupanku. Bagaimana aku bertemu dengan Youngjae dan menjadi temannya sampai saat ini.

Sungguh menyenangkan, akhirnya aku bisa ngobrol santai sama Jaebum tanpa embel-embel canggung dan lainnya.

"Nah, sekarang waktunya tidur Ji. Kalau mau cepat sembuh, harus banyak istirahat."

"Aku udah tidur seharian hyung, badanku sampai pegal." Aku merajuk dan mempoutkan bibirku.

Aku rasa Jaebum gemas denganku, ia memberiku eyes smile yang membuatku meleleh seketika.

"Besok pagi, kau ada terapi berjalan. Jadi tidak boleh begadang."

Jaebum membenarkan bantal juga selimutku. Ia menurunkan ranjangku dari mode duduk menjadi terlentang lurus.

"Aku masih ingin ngobrol hyung~"

"Kita masih punya banyak waktu mengobrol Ji."

"Banyak waktu apa, jika Youngjae clingy 24 jam." Gumamku pelan dengan nada merengek.

Sepertinya Jaebum mendengarnya. Jaebum mendekatkan dirinya, satu tanganya mengukung tubuhku, aku seperti akan di tindih olehnya.

Ya Tuhan, jantungku.... apa Jaebum tidak kasihan jika aku mati muda karena serangan jantung?

"Aku akan mencari waktu untukmu. Jangan cemberut begitu...aku tidak tahan dengan hal-hal yang menggemaskan dan lucu."

Aku malah semakin mencebikkan bibirku. Apa-apaan Jaebum, aku tidak mengerti perkataanya.

Tubuhku memaku, Jaebum menyingkirkan poniku keatas, membuat keningku terpampang jelas. Dan sedetik kemudian Jaebum mengecupnya ringan. "Good night Ji."

"H-hyung?"

"Hmm?" Jaebum memandang wajahku lekat. Jarak wajahnya masih sangat dekat dengan wajahku, aku bisa merasakan hembusan nafas hangat miliknya.

Darahku berdesir hebat, aku ingin sekali mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Bukankah ini waktu yang tepat? Apa ciuman di kening tadi memiliki arti?

Dangerous Romance (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang