(29) Trying

186 25 30
                                    

Sinar matahari siang menyeruak masuk ke dalam kamar Ji Ah. Gadis itu hanya menatap kosong keluar jendela sambil tiduran, tanpa memedulikan sinar kuat matahari di wajahnya. Tidak ada bicara, membisu, terdiamkan.

Sudah 3 hari sekolahnya terlewatkan. Eommanya belum siap mengirimnya ke sekolah karena kondisinya yang tak memungkinkan. Ia harus dipulihkan terlebih dahulu. Dia hanya perlu bicara, bicara, bicara saja meski sepatah kata.

Teman-teman di sekolahnya pun bertanya-tanya tentang apa yang terjadi pada dance queen kelas 3-2 ini, termasuk Mingyu.

"Gwaenchana, ia hanya demam"

Hanya kalimat itu yang bisa keluar dari mulut Hye Ri dan Soonyoung saat teman sekelasnya bertanya. Teman yang lain akan puas setelah mendengar kalimat itu, tapi tidak bagi Mingyu.

"Dia kenapa?", tanya Mingyu serius menatap mata Soonyoung.

"Aish, kau ini. Sudah kubilang berapa kali, dia itu demam, Mingyu-ya", jawab Soonyoung dengan aktingnya.

Merasa belum puas, ia tetap mengejar jawaban jelas keluar dari mulut Soonyoung, "Aku tahu kalian menyembunyikan sesuatu"

Soonyoung berusaha mengalirkan bakat aktingnya dengan keras, "Menyembunyikan apa? Kau terlalu banyak nonton drama kali, Gyu"

"Lalu, kenapa Vernon tidak datang mencari Ji Ah lagi? Biasanya setiap hari datng", Mingyu masih tidak mau menyerah mencari celah.

Soonyoung bingung harus menjawab apa karena memang saat malam mereka menjenguk, Vernon pun datang juga. Lalu, mereka berbagi banyak hal, terutama insiden itu.

"Vernon ada tanya kok. Setelah kubilang dia sakit, dia tidak datang lagi. Sepertinya sih mereka komunikasi lewat pesan aja", Soonyoung merasa berdosa karena berbohong, tapi ia juga merasa hebat karena bisa membuat alasan.

Rasa penasaran Mingyu sedikit berkurang, namun tidak menghilang. Mendengar jawaban Soonyoung bahwa Vernon berkomunikasi via pesan, ia langsung membuka handphonenya.

Mingyu pov

Kubuka deretan kontakku untuk mencari nama Ji Ah. Sudah lama sekali aku tidak mengiriminya pesan, melihat nama kontaknya pun jarang.

Tadinya aku siap untuk langsung mengiriminya pesan, tapi entahlah aku jadi bingung sekarang.

To : Ji Ah

Ji, Ah ini|

"Ah, Jelek, jelek", kesalku pada diriku sendiri yang tak tahu cara menulis pesan.

To : Ji Ah

Ji Ah, ak|


"Hapus, hapus", bingungku berdebat dengan pikiranku sendiri.

To : Ji Ah

Ji Ah-ya, neo gwaenchana?

Akhirnya kekirim. Sejujurnya, aku takut ia tidak mau membalas karena kami sudah lama tidak berbicara lagi. Tapi, aku tidak tahan hanya berdiam diri menunggu ia sembuh yang dari katanya 'sakit'.

Kutunggu, dan terus kutunggu. Tetap saja tidak ada balasan. Entah Ji Ah tidak membacanya atau dia sengaja tidak membalas. Aku tidak tahu.

"Sudah jam 4", gumamku kecil.

Aku bergegas keluar kelas dan menuju gerbang. Tetapi, seseorang menahan tanganku.

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Where stories live. Discover now