(24) I Saw All

144 23 50
                                    

Sekarang Hye Ri dan Ji Ah tengah berada di kamar pink milik Hye Ri. Ia berusaha sekuatnya untuk memahami perasaan Ji Ah dan membangun moodnya tetapi tidak bisa. Ia bingung harus bagaimana dan melakukan apa, yang jelas ia hanya bisa memeluk dan menatap sosok Ji Ah dengan ragu.

"Ji....'', panggilnya lembut.

"Hye, aku....''

"Kehilangannya'', ucap Ji Ah dengan mata sembab dan menatap kosong isi kamar Hye Ri.

"Enggak, Ji... dia akan kembali-'', Hye Ri mengelus punggung tangan Ji Ah sekedar menguatkan.

"Enggak, Hye'', potong Ji Ah tiba-tiba. Ia menatap lekat bola mata Hye Ri.

Hye Ri sempat terkaget dan hanya bisa menunggu kelanjutan kalimat Ji Ah.

"Aku tadi melihatnya, melihat tangannya. Ia tidak memakai gelangku lagi Hye, tidak lagi'', jelas Ji Ah dengan nada yang lebih tinggi.

Terlihat jelas ekspresi Ji Ah yang marah sekaligus sedih, semua bercampur aduk menjadi satu. Hye Ri benar-benar bingung harus berbuat apa. Ia masih ingin Ji Ah mempercayai Mingyu karena pria itu telah membuat janji dengannya untuk menjaga Ji Ah.

"Ji, Mingyu pasti akan-''

"Lantas kenapa ia melepas gelangnya? Ia sebelumnya tidak pernah....'', ucapan Ji Ah mulai terhenti karena isak tangisnya.

"Tidak pernah...''

"Sampai datangnya gadis itu...'', kristal bening mengalir membasahi pipi putihnya.

Hye Ri yang tidak bisa membalas fakta itu pun hanya bisa memeluk erat badan Ji Ah dan ikut menangis. Ia tahu yang Ji Ah rasakan bagaimana. Bahkan memendam perasaannya yang sungguh lama hingga bertahun-tahun.

"Ini sudah lewat berapa minggu, Hye...'', lanjut Ji Ah masih dalam tangisannya.

"Ji...'', hanya nama Ji Ah yang bisa keluar dari mulut Hye Ri.

Setelah menangis sekian lama, Ji Ah mengurangi tangisannya. Ia menghirup udara sejenak agar menteraturkan napasnya yang tersenggal-senggal. Ia melepas eratan pelukan Hye Ri.

"Hye'', panggilnya pelan.

"Hm?'', Hye Ri mengangkat kepalanya menghadap Ji Ah.

"Pastikan kau menerima Soonyoung. Harus''

"Aku tidak mau melihat kau seperti aku sekarang'', lanjutnya sambil tersenyum sedih menatap Hye Ri.

Setitik air mata keluar lagi dari mata Hye Ri, ia mengangguk dan memeluk Ji Ah, ''Pasti''.

Setelah selesai menenangkan perasaan masing-masing, Hye Ri tergerak untuk melihat jam di dinding kamarnya. Sekarang sudah pukul 7 lebih.

"Ji, kau tidak bilang ke orang rumah kalau hari ini menginap?''

Ji Ah hanya menatap dinding kamar kosong, jiwanya belum terkumpul sempurna. Hye Ri pun memanggilnya sekali lagi, ''Ji?''.

"Ah? Kenapa?'', jawabnya linglung.

"Mana handphonemu? Sini biar kutelepon Wonwoo oppa. Dia harus tahu kau menginap'', jelas Hye Ri sambil mencari sosok handphone berwarna orchid grey.

"Ah modus'', mood Ji Ah kembali terbangun.

"Sebelum legal sama Soonyoung, harus puas-puasin sama yang lain'', balas Hye Ri sambil terkekeh.

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Where stories live. Discover now