(15) Chingu/namjachingu?

182 38 35
                                    

Hari demi hari berjalan seperti biasa, Soonyoung semakin menempel pada Hye Ri dan Mingyu menempel pada Ji Ah. Namun, Mingyu tak seagresif Soonyoung tentunya. Karena Soonyoung dan Hye Ri adalah tim sukses Mingyu dan Ji Ah, mereka pun lebih banyak meninggalkan temannya itu berdua saja agar Mingyu bisa melancarkan aksinya. Seperti sekarang ini, Mingyu berada di sebelah Ji Ah hanya sekedar berbincang biasa.

"Ji, enggak mau ke kantin?'', tanya Mingyu menawarkan.

"Tidak, aku sedang malas ke mana-mana'', jawab Ji Ah tanpa mengalihkan pandangan dari handphonenya. Mingyu yang merasa tidak terlalu diperhatikan pun penasaran dengan apa yang dilihat Ji Ah.

"Lihat apa?'', tanyanya penasaran sambil memajukan kepalanya kearah handphone berwarna orchid grey itu.

"Hm?'', gumam Ji Ah memundurkan kepalanya dan menggeser handphonenya.

"Buat latihan dance cover'', sambung Ji Ah.

"Kapan? Sudah pasti tampil dengan lagu ini?'', tanya Mingyu bertubi-tubi.

"Untuk graduation party sunbae kita sebentar lagi. Hmm... belum.. aku masih memilih-milih'', jawab Ji Ah sambil menatap Mingyu. Akhirnya bola mata Ji Ah menghadap Mingyu.

"Aku saja yang carikan'', sahut Mingyu  dan langsung mengambil handphone dari genggaman Ji Ah.

"Ya! Waeyo?'', tanya Ji Ah kesal dengan kelakuan Mingyu.

"Pokoknya kau tidak boleh dance yang terlalu sexy. Sudah menurut saja'', jawab Mingyu sambil mengutak-atik handphone Ji Ah. Sedangkan Ji A hanya memutar bola matanya malas dan memilih untuk menuruti perkataan teman kecilnya itu.

"Assa! Ini dance yang sangat pas untukmu!'', seru Mingyu sambil menunjukkan layar handphone milik Ji Ah. Sang pemilik handphone hanya bisa terkaget melihat isi video itu.

"Gyu'', panggilnya.

"Wae?'', sahut Mingyu tanpa mengalihkan pandangannya dari video.

"Kau yakin mau aku dance dengan lagu ini?'', tanya Ji Ah memastikan.

"Guraeyo. Ini sangat cocok untukmu'', jawabnya sambil tersenyum.

"Ini lagu pororo, bodoh!'', bentak Ji Ah sambil memukul punggung Mingyu dengan buku didepannya.

"Ah, sakit! Kau itu seorang dancer harus bisa buat choreonya lah'', ucap Mingyu sambil merintih kesakitan. Ji Ah terlihat berpikir sejenak dan mengiyakan usul Mingyu.

"Baiklah, akan aku buat se-imut mungkin. Makasih usulnya'', balas Ji Ah dengan senyuman yang terkesan memaksa. Kini, Mingyu yang kembali berpikir. Ia berpikir jika Ji Ah benar-benar membuat choreo yang seperti itu, ia akan menjadi pusat perhatian lebih lagi.

"Ah, andwae. Andwae. Tidak usah, tidak jadi'', larang Mingyu.

"Aish, jinjja. Waeyo?'', tanya Ji Ah dengan nada kesal.

"Pokoknya tidak boleh'', jawab Mingyu kebingungan mencari alasan. Ji Ah hanya memutar bola matanya malas dan menyumpal kedua telinga dengan earphone putihnya. Ia sedang tidak mood untuk diganggu sekarang.

"Ji Ah'', panggil Mingyu.

"Ji Ah-ya'', sang pemilik nama tetap tidak menoleh. Mingyu pun mendekatkan wajahny dengan wajah Ji Ah.

"Neo jinjja kyeopta. Aku tidak ingin orang melihat itu'', ucap Mingyu dengan mata memelasnya dihadapan wajah Ji Ah. Wajah lawan bicaranya pun mengeluarkan semburat merah di pipinya tanda malu. Mingyu pun tersenyum menang.

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Where stories live. Discover now