(22) Own Way

148 27 123
                                    

"....ugh...'', rintihku pelan menggeser tanganku.

Rasanya berat sekali untuk bangun pagi ini. Ya, berat. Karena badan Hye Ri tengah menempel padaku sekarang. Aku lupa aku menginap di rumahnya kemarin. Itu semua karena.... ah sudahlah aku malas memikirkannya. Aku harus cepat ke sekolah.

Aku pun menggeser badan Hye Ri dan beranjak dari kasur berwarna merah jambu itu. Aku meminjam seragam Hye Ri, syukurnya ia punya dua :* Untuk masalah buku, tenang saja. Hye Ri bukan tipe yang mengerjakan tugas :)

Kemudian, aku langsung menuju kamar mandi untuk membersihkan badanku.

"Ji Ah, Hye Ri, ayo sarapan!'', teriak eomma Hye Ri dari luar kamar.

Pas sekali, aku baru keluar dari kamar mandi, makanan sudah siap :) kulihat Hye Ri masih setia ngebo di kasur kesayangannya.

"Hye, bangun, Hye'', ucapku sambil menggoyang-goyangkan lengannya.

"...ugh....'', rintih Hye Ri dengan eskpresi menyebalkannya. Kalau lain tuan rumah sih tidak akan aku bangunkan.

"Cepetan, tadi sudah dipanggil eommamu'', kataku dengan volume yang lebih nyaring.

"...mm... mimpiku... dengan Wonwoo oppa belum selesai...'', jawabnya masih dengan mata yang terpejam. Dan kenapa harus mimpi oppa ughh -_-

Aku menyerah membangunkannya dan hanya melempar bantal tepat pada wajahnya. Langsung kuturuni tangga dan menyapa anak-anakku. Ya, makanan♡

"Ahhh, ahjumma ini enak sekali! Gamsahamnida!'', pujiku terhadap makanan eomma Hye Ri. Ahjumma pun terkekeh.

"Makanlah yang banyak'', jawabnya sambil tersenyum.

"Hye Ri di mana?'', sambungnya.

"Masih tidur tadi di kamar. Katanya mau lanjutin mimpi sama Wonwoo oppa'', jawabku sambil melahap makanan.

"Ah dia ini'', gerutu eomma Hye Ri sambil beranjak menuju kamar kami.

Ya, begitulah. Mungkin aku terlihat kurang sopan, tapi keluarga kami dari kecil memang sudah saling mengenal. Semua rumah sudah kami anggap rumah masing-masing.

Tidak lama kemudian, Hye Ri turun dengan sudah berbaju seragam. Tak perlu waktu yang lama baginya bersiap sekolah. Hanya mandi, makan, dan sedikit make up. Buku yang ia bawa hanya buku tulis yang sama setiap harinya. Jadi, tak perlu menyiapkan buku.

Setelah semua siap, kami pun pamit pada eomma Hye Ri dan bergegas menuju halte bus. Jarak dari rumah Hye Ri ke sekolah agak memakan waktu. Apalagi, tadi Hye Ri bangunnya lambat. Tak apalah lambat sedikit.

"Ji'', panggil Hye Ri yang duduk bersebelahan denganku di bus.

Aku pun menoleh, ''hm?''

"Kau tidak apa-apa bertemu Mingyu?'', tanyanya ragu sambil menatapku.

Aku terdiam sejenak sebelum menjawab pertanyaannya. Aku memang takut bertemu dengannya, lebih tepatnya aku takut melihat respon Mingyu terhadapku setelah kejadian kemarin.

"Aku ke sekolah untuk sekolah, bukan bertemu Mingyu'', jawabku tegas sambil menoleh ke arah jendela bus.

"Ah masa sih?'', tanya Hye Ri memastikan sambil menyikut lenganku. Tak lupa ia memicingkan matanya dengan disertai senyum penuh arti.

"Cih, iya'', jawabku asal.

"Yah, kita lihat saja kau lebih fokus Mingyu atau sekolah'', ucapnya sambil tersenyum menyilangkan tangannya.

Sesampainya di sekolah, kami langsung menuju ke ruang kelas. Saat kami di sana, sesi homeroom belum dimulai. Syukurlah kami tidak terlambat. Aku langsung menaruh tasku di bangku. Kulirik bangku Mingyu, ia sudah berada di sana. Aish, apa peduliku!

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Where stories live. Discover now