(3) Started

330 61 9
                                    

"Ji, kau tidak akan percaya ini. Appanya Mingyu meninggal!''

Ji Ah pov

Aku sangat terkejut bukan main. Aku bahkan hampir menjatuhkan hp ku ke tanah. Mingyu sangat dekat dengan appanya. Dan kami berdua Hye Ri tahu akan hal itu. Ia akan sangat terpukul berat.

Aku pun langsung meninggalkan taman dan menuju ke rumahku. Ingin rasanya aku langsung ke rumahnya sekarang. Tapi, Hye Ri memintaku untuk datang bersama ke rumah halmeoninya Mingyu. Ya, jasad appa Mingyu sekarang berada di rumah halmeoninya karena ibu dari appa Mingyu sangat ingin bersamanya sebelum mengubur untuk selamanya.

Aku tidak tahu di mana alamat rumah halmeoninya. Hye Ri juga tidak tahu. Sebaiknya aku menghubungi Mingyu saja. Semoga kontaknya tidak berganti. Tanpa berpikir panjang aku langsung mencari kontak Mingyu yang ada di handphoneku dan mengirimnya pesan.

To : Mingyu

Aku sudah mendengar kabar tentang appamu. Aku turut berduka cita Mingyu. Semoga keluarga kalian diberi ketabahan.

Makasih Ji Ah

'Singkat sekali tipikal khas laki-laki',

batinku dalam hati. Aku sedikit terkejut ia membalas dengan singkat. Tapi, aku memakluminya.

"Oh iya, alamat!'', celetukku tiba-tiba.

Lalu, kukirimkan pesan untuk menanyakan alamat rumah neneknya. Mingyu pun membalas pesan tersebut. Aku akan ke sana sore ini bersama Hye Ri.

*****

"Disini kan rumahnya?'', tanyaku memastikan.

"Iya benar, kita masuk saja'', jawab Hye Ri sambil menarik tanganku.

Kulihat dari jauh pintu utama telah terbuka. Terlihat sosok eomma Mingyu di depan teras rumahnya, menyalami orang yang akan pulang.

Kuberanikan diri untuk masuk dan menyapa wanita yang akrab dengan keluarga kami itu.

"Ahjumma, kami temannya Mingyu. Ji Ah dan Hye Ri'', sapaku sambil tersenyum.

"Oh iya, silahkan masuk''.

Kami pun memasuki rumah berwarna cokelat tersebut. Terlihat sosok appa Mingyu tertidur pulas memakai jas hitam rapi diatas ranjang. Ingin rasanya kumenangis sekarang juga. Appa Mingyu adalah sosok yang ramah dan penyayang. Ia bahkan kuanggap seperti appaku sendiri, bahkan lebih dari appaku. Aku terlalu sibuk memandanginya sampai-sampai suara Hye Ri memecah keheningan.

"Ahjumma, Mingyu ada di rumah?'', tanya Hye Ri mencari sosok Mingyu.

"Mingyu lagi di rumahnya untuk mengambil baju. Kami akan menginap di sini untuk beberapa hari'', jawab eomma Mingyu dengan sedikit sunggingan senyum.

Eomma dari Mingyu ini pun menceritakan kronologis meninggalnya appa Mingyu. Ia meninggal karena sebuah kecelakaan di jalan raya. Aku mengerti benar apa yang dirasakan oleh wanita ini. Ia merasa luka yang tidak parah ini bisa merenggut nyawa suaminya, sedangkan orang yang lebih parah malah ada yang masih bisa bertahan hidup. Tak kuasa menahan air mata, eomma Mingyu pun menangis didepan kami berdua. Kami pun spontan memeluk tubuh wanita berbaju putih ini.

Give Me Hope, Give Me Hopelessness | Mingyu✔️Место, где живут истории. Откройте их для себя