13. Mulai Penasaran

9K 1.3K 231
                                    

Matahari sore tidak terlalu terik, angin bergerak menyejukkan, dan dua gelas es kopi menjadi pelengkap ketika Jinae dan Jimin memutuskan untuk mengisi sore hari mereka bersama. Di salah satu kafe terbaik yang masih berada di kawasan kampus, mereka larut dalam obrolan ringan yang telah terjalin selama dua jam penuh. Saat seburat keorenan kian terlukis di sepanjang langit, Jinae tidak bisa menyembunyikan senyumnya.

Rasanya indah sekali memandangi langit cerah itu dari atas sana. Jimin benar-benar memilih tempat yang tepat. Mereka berada di rooftop kafe dengan nuansa kekinian. Ada beberapa meja dan kursi kayu di setiap sudut, juga sofa bantal yang di atasnya terdapat payung besar. Kemudian di tambah panggung kecil di dekat pintu masuk dengan lampu-lampu kecil yang menyala ketika malam datang.

Jinae memutuskan untuk berjalan menuju pembatas gedung. Bersandar di sana sambil menatapi gedung-gedung pencakar langit yang mulai bercahaya.

"Kau suka tempat ini, Ji?" Jimin melangkahkan kakinya mendekat. Menyusul Jinae yang sudah lebih dulu berada di sana, lalu mengambil tempat di sebelah gadis itu. Ia terkekeh renyah ketika mendapati Jinae mengangguk dengan antusias. Pandangannya tak lepas dari jejeran gedung pencakar langit di hadapan mereka.

"Sepertinya tempat ini akan menjadi tempat favorit-ku di sini. Keren. Aku suka ketinggian, dan di sini rasanya cocok sekali."

"Yah, tentu. Anak-anak kampus kita sering sekali mengadakan acara di sini. Kau harus tahu itu."

Sekali lagi Jinae mengangguk. Kemudian kedua matanya kembali menyorot langit. Rasanya nyaman. Jinae tidak pernah setenang ini semenjak terpaksa pindah ke Seoul. Kalau mau tahu, diam-diam Jinae sering menangis saat malam hari. Tepatnya, saat Yoongi selesai mengecek keadaan Jinae sebelum pergi tidur. Jinae tidak bodoh, ia tahu kalau diam-diam Yoongi sering datang ke kamarnya hanya untuk sekedar membenarkan selimut Jinae.

Persis seperti saat mereka masih tinggal di Daegu saat Jinae sering menginap di rumah Yoongi.

Tetapi anehnya, kenapa Jinae merasa kalau Yoongi tak pernah berubah? Ayolah, mereka sudah lama tidak bertemu, dan Jinae yakin kalau Yoongi sudah banyak melupakannya, karena Jinae pun begitu. Jujur saja, bahkan setelah lulus SMA, Jinae tak lagi mengingat Yoongi. Baginya, Yoongi benar-benar menyebalkan karena pergi tanpa pamit padanya. Semenjak saat itu, Jinae putuskan untuk melupakan Min Yoongi.

Melupakan bahwa ia sempat memiliki perasaan yang lebih untuk teman masa kecilnya itu. Jinae menganggapnya hanya sebuah cinta konyol. Perasaan yang tumbuh saat ia masih duduk di bangku kelas satu SMP.

"Jinae," panggil Jimin pelan. Seluruh atensinya berpusat pada Jinae, memandangnya penuh tanya. "Kalau boleh tahu, apa alasanmu pindah ke Seoul? Maksudku, jika memang keluargamu sedang terbelit masalah keuangan, kenapa mereka tidak menyuruhmu untuk tinggal di Daegu saja? Kenapa harus Seoul?"

Sebenarnya Jimin agak ragu menanyakan hal itu. Ia tahu bahwa mereka belum lama kenal, dan Jimin rasa pertanyaannya barusan telah mengusik privasi Jinae. Terlihat dari senyum Jinae yang perlahan memhudar, tetapi salahkan hati kecilnya yang benar-benar penasaran. Mendengar Jinae bercerita bahwa sebelumnya gadis itu sudah lama tinggal di luar negeri dan terpaksa kembali ke Korea, benar-benar membuatnya penasaran tentang apa yang terjadi pada Jinae. Bukan, Jimin bukan berusaha mengusik kehidupan pribadi Jinae, hanya saja ia sungguh penasaran.

Mendengar penuturan Jimin barusan, tak pelak membuat batin Jinae kembali bersuara. Setiap sel-sel dalam otaknya seolah berputar, dan mencari celah agar Jinae bisa mendapat jawaban atas pertanyaan yang sebenarnya ia sendiri tidak tahu harus jawab apa. Jimin benar. Tiba-tiba saja ingatan tentang semua hal yang Jinae alami satu bulan terakhir, tersusun rapi dengan sendirinya.

Jinae sendiri tidak tahu apa alasan kedua orang tuanya menyuruhnya untuk melanjutkan kuliah di Seoul, padahal Daegu juga memiliki universitas terbaiknya. Atau kenapa ia tiba-tiba dipaksa untuk tinggal bersama Min Yoongi. Dari sekian banyak anak teman Mama, kenapa harus Yoongi? Apakah ada yang Jinae tidak ketahui selama ini?

Fall in Love with Sweet DevilWhere stories live. Discover now