20

455 49 40
                                    

Natal dan tahun baru sudah dilewati oleh Jaehwan dan Daniel bersama sahabatnya. Seperti yang sudah-sudah, mereka merayakannya bersama di base camp.

Melakukan hal-hal menyenangkan disana, kali ini tanpa ada pertengkaran antara Jinyoung dan Woojin.

Tiga hari setelah tahun baru, Daniel harus kembali ke Kanada.

"Jaehwan-ah"

Sebuah tangan menggerakkan bahu Jaehwan yang tengah tidur nyenyak. Namun tangan itu ditepis dan ia kembali tidur dengan bibir mengerucut.

Si pemilik tangan -Daniel- tersenyum melihat ekspresi Jaehwan saat tidur. Menggemaskan sekali kekasihnya ini.

"Sayang.." bisiknya ditelinga Jaehwan dengan tangan meremas bahu namja manis itu lembut.

Perlahan Jaehwan membuka matanya lalu mengerjap berkali-kali, menyesuaikan cahaya yang masuk kematanya.

"Eungh? Daniel.." gumamnya dengan suara serak. Ia lantas mendudukkan badannya menghadap kekasihnya.

"Kenapa pagi-pagi sudah ke sini? Hmmh? Mau pergi jalan-jalan?" tanya Jaehwan. Mata kanannya menatap Daniel sayu, dan mata kirinya masih terpejam.

"Bukan begitu" jawab Daniel. Ia duduk ditepi ranjang, menatap wajah mengantuk Jaehwan.

Melihat wajah kekasihnya membuat ia merasakan ada sesuatu yang menahannya untuk tidak kembali ke Kanada.

Ia menyentuh pipi Jaehwan dengan lembut sedangkan kekasihnya memejamkan mata. Menikmati sentuhan itu.

Setelah menghembuskan nafas berat, ia memutuskan untuk memberitahu Jaehwan.

"Jae.."

Mata sayu Jaehwan terbuka, menatap Daniel.

"Aku.. Akan kembali ke Kanada"

Jaehwan terdiam. Sekilas ekspresinya tampak datar, tapi detik berikutnya ia tersenyum.

"Sekarang?"

Daniel mengangguk. Biasanya ia yakin Jaehwan baik-baik saja ketika tersenyum seperti itu, tapi sekarang tidak lagi.

Ia sudah tau bahwa itu senyum palsu milik Jaehwan.

"Jangan tersenyum seperti itu" ujar Daniel.

"Kenapa?"

Daniel tidak menjawab dan langsung memeluk Jaehwan.

"Kau keberatan meninggalkanku?" goda Jaehwan.

"Sangat. Sangat keberatan" bisik Daniel lirih. Ia mencium puncak kepala Jaehwan dalam-dalam.

"Jangan memeluk dan menciumku saat bangun tidur~~ sudah berapa kali kukatakan?" rengek Jaehwan tapi tidak berusaha melepaskan pelukan itu.

Daniel tertawa pelan, mempererat pelukannya dan mencium puncak kepala Jaehwan berkali-kali. Dilanjutkan dengan mencium permukaan wajahnya.

Jaehwan terkikik geli dipelukan Daniel dan memberontak pelan.

Setelah kikikan Jaehwan terhenti, pelukan itu dilepas. Daniel merapikan rambut acak-acakan Jaehwan lalu berdiri.

"Aku harus pergi"

"Tunggu dulu!" seru Jaehwan. Ia langsung masuk ke kamar mandi. Mencuci wajah dan menggosok gigi, lalu mengganti bajunya secepat mungkin.

"Aku ikut mengantarmu, boleh?" tanya Jaehwan.

"Sayang, diluar masih dingin. Kau akan terkena flu"

Jaehwan merengut.

"Aku sudah bersiap-siap seperti ini" gerutunya pelan.

"Maaf, oke? Kau tidak terlalu kuat dengan udara dingin.."

Our Momentsحيث تعيش القصص. اكتشف الآن