04

686 98 24
                                    

Typo everywhere







"Jaeee~~!!"

Jaehwan mengabaikan seruan Daniel yang terlampau bersemangat. Ia malu. Tentu saja! Siapa yang tidak malu dipanggil semanja itu dari jauh.

Uh kalian harus merasakannya sendiri sensasi malu itu.

Sepertinya ada yang tidak peka terhadap sekeliling dan tanpa tau malu ia langsung mendudukkan pantatnya di samping Jaehwan.

Merangkulkan tangannya di bahu Jaehwan yang asyik dengan sesuatu yang maha manis lagi menarik.

"Aih, ada apa lagi?" Jaehwan tidak menoleh dan terus memakan brownies-nya.

"Kau tau-"

"Tidak"

Daniel langsung mencubit pipi Jaehwan dengan gemas.

"Ak! Hey-"

"Aku jadi kapten baskeet!!" seru Daniel sambil merentangkan kedua tangannya. Raut wajahnya tampak bahagia sekali.

"Jinjja?? Woaaah!!" Jaehwan ikut berseru, lalu menubruk tubuh besar sahabatnya itu. Memeluknya erat sekali.

Euh, kemana rasa malumu tadi, Kim Jaehwan?

"Aku..kapten..basket.." ucap Daniel sedikit tersengal. Tubuh empuk sahabatnya hampir membunuhnya.

Jaehwan melepas pelukannya lalu menepuk-nepuk punggung lebar Daniel. Ia sangat bangga.

"Oo, sekarang panggilanmu Kapten Kang, huh?" goda Jaehwan. Daniel mengangkat dagunya, angkuh.

"Kau tidak akan bisa meremehkanku lagi" jawab Daniel, bangga.

"Kalau begitu traktir pulang sekolah nantii!!" seru Jaehwan semangat.

"Call!!" jawab Daniel. Mereka kembali berpelukan sambil meloncat-loncat kecil. Sepenuhnya lupa apa itu 'malu' dan 'lingkungan sekitar'.

"Tapi, kau harus menunggui aku dulu. Ada pertemuan klub basket sebentar" jelas Daniel setelah keduanya tenang.

Jaehwan mengangguk ringan. Daniel mengambil potongan brownies milik Jaehwan yang sudah tiba di depan mulut sahabatnya.

"Hey!! Itu milikku!"

"Masih banyak potongan lain Jae. Jangan pelit" sahut Daniel.

"Masih banyak potongan lain, Niel. Jangan merebut milik orang lain" sindir Jaehwan tapi tangannya mengambil potongan lain.

Daniel terkekeh pelan sambil menatap raut wajah sahabatnya yang sedikit kesal.

"Apa Kang Daniel ada disini?"

Daniel dan Jaehwan menoleh dan mendapati Seongwoo muncul dari balik pintu. Daniel langsung melambaikan tangannya.

"Heish, baru saja kubilang jangan pergi dulu! Kau tuli sekali" gerutu Seongwoo sambil menjitak kepala adik kelasnya pelan.

"Hehehehe, maaf hyung. Aku tidak sabar ingin memberitahunya" sahut Daniel sambil menyengir.

"Memangnya dia siapa-mu? Pacar?" ledek Seongwoo.

"Dia lebih dari itu" jawab Daniel tanpa tau malu sambil merangkul bahu Jaehwan.

Orang-orang mengabaikan jawaban dan kelakuan Daniel. Semuanya sangat paham kalau Daniel sangat berlebihan dan menjadi kehilangan urat malu kalau sudah bersama Jaehwan.

Jadi, kelakuannya tadi sama sekali tidak aneh lagi.

Seongwoo berdecak gemas.

"Sudahlah, ayo ke ruang klub" ajak Seongwoo. Lama-lama dia bisa diabetes melihat pemandangan manis dua sejoli -ralat- sahabat itu.

Our MomentsWhere stories live. Discover now