09

579 74 84
                                    

Ini terjadi saat mereka kelas tiga SMP. Pertengkaran pertama yang terjadi diantara mereka.

"Ah, ini kue yang sama dengan kemarin" gumam Jaehwan saat melihat sekotak kue sudah terletak di laci mejanya.

Jaehwan mengeluarkan kotak itu dan menemukan sepucuk surat diatasnya. Ia langsung membuka surat itu.

To: Jaehwan-ie

Anyyeong Jaehwan-ie^^ aku secret admirermu :D kuharap kau tidak bosan dengan hadiah yang kuberikan.

Aku menyukaimu
Aku akan memberitahu siapa aku sebenarnya diwaktu yang tepat

Nikmati kuenya, semoga kau suka💜

Your secret admirer

Jaehwan menoleh ke kiri dan kekanan, menduga bahwa surat serta kue ini diberikan oleh seseorang dikelas ini.

"Siapa dia sebenarnya?" gumam Jaehwan bingung. Ia menyimpan surat itu ke dalam tas dan meletakkan kotak itu ke dalam laci.

"Aku harus mencari tau" gumamnya lagi, lalu beranjak keluar kelas.

⭐⭐⭐

"Hm? Secret admirer?" Daniel mengernyit saat Jaehwan bercerita tentang si secret admirer yang telah mengiriminya hadiah dalam satu minggu ini.

Jaehwan mengangguk sambil mengunyah sosis gorengnya.

"Dia masih tidak mau menampakkan jati dirinya" ujar Jaehwan.

Daniel terdiam sejenak.

"Jangan terima kue dan hadiah itu lagi" ucap Daniel.

"Hum? Kenapa?" tanya Jaehwan tidak mengerti maksud Daniel.

"Bisa saja itu orang jahat, Jaeni"

Jaehwan malah tertawa menanggapinya.

"Hey, mana mungkin ada orang jahat yang mengetahui tentang musuhnya secara detail begitu. Dasar bodoh" ledek Jaehwan.

Daniel meletakkan sumpit yang ia pegang, lalu menatap Jaehwan serius.

"Kau tidak tau saja. Orang jahat itu lebih tau tentang musuhnya, lebih mengenal musuhnya seperti mengenal diri sendiri"

Jaehwan melongo sejenak, lalu kembali tertawa.

"Kau terlalu banyak menonton film kriminal, Niel-ie"

Daniel menghela nafas lalu mengusap wajah kasar.

"Jae, dunia ini penuh orang munafik, licik, kejam. Jangan terlalu percaya dengan orang yang baru kenal, apalagi yang belum kau ketahui siapa namanya"

"Iya, Niel-ie.. Aku mengerti. Kau saja yang berprasangka buruk ke semua orang" sahut Jaehwan santai.

Daniel menatap sahabatnya itu dalam-dalam, membuat Jaehwan sedikit gugup.

"Kalau kau disuruh untuk menemuinya, kau harus memberitahuku!" tegas Daniel.

"Hey, tidak perlu seserius itu" jujur saja, Jaehwan sedikit takut dengan tatapan Daniel saat ini. Membuatnya merasa sangat kecil dihadapan pemuda Kang itu.

Our MomentsWhere stories live. Discover now