02

788 111 16
                                    

Warn!⚠
Typo everywhere



"Hahahahaha!!!"

"Niel!! Tungguuuu!!!!"

"Tidak mau~" Daniel mempercepat kayuhan sepeda roda duanya, meninggalkan Jaehwan yang masih tergagap memakai sepeda roda dua.

Melihat Daniel yang sudah jauh, Jaehwan mempercepat laju sepedanya.

"Uh, Niel jahat sekali" gerutunya pelan sambil mengayuh sepedanya kuat-kuat.

Sedangkan Daniel yang melihat Jaehwan seperti titik kecil langsung menghentikan kayuhannya dan fokus menatap Jaehwan.

"Dia lama sekali" gumamnya sambil tersenyum senang.

Jaehwan baru-baru ini bisa memakai sepeda roda dua. Sejak kelas satu, ia selalu memakai sepeda roda tiga, sedangkan saat itu Daniel sudah mulai bisa memakai sepeda roda dua. Akhirnya Daniel memaksa Jaehwan untuk belajar sepeda dengannya sekarang, di kelas dua.

"Niel~!!" seru Jaehwan saat jarak mereka tersisa lima meter. Daniel tersenyum lebar, menampilkan gigi kelincinya. Tangannya melambai ke arah Jaehwan. Refleks Jaehwan mengangkat satu tangannya hingga keseimbangannya langsung hilang.

"Jaeni-!"

Bruk!!

"Uh, sakit" keluh Jaehwan. Daniel segera mendekati Jaehwan dan menyingkirkan sepeda dari tubuh Jaehwan.

"Jae? Kau tidak apa-apa?" tanya Daniel. Wajahnya panik sekali.

"Uh~ aku tidak apa-apa.." jawab Jaehwan. Tapi saat melihat lututnya berdarah, ia mulai terisak.

"A.. Aku tidak boleh menangis.. hiks!! A.. Aku tidak..hiks..cengeng..hiks.."

"Menangis saja kalau itu memang sakit" ujar Daniel.

"Huwwaaaaaaaa!!!!" tangis Jaehwan menjadi keras setelah ucapan Daniel tadi terlontar. Sontak Daniel menjadi panik dan langsung memeluk sahabatnya itu.

"Sudah-sudah.." Daniel bingung harus melakukan apa. Ia melepas pelukannya, lalu menatap lecet di lutut kanan Jaehwan.

Ia mengusap hati-hati lecet tersebut membuat Jaehwan berjengit, memperhatikan pergerakan tangan Daniel.

"Sakit?" tanya Daniel, khawatir. Jaehwan mengangguk. Tangisnya mulai terhenti.

"Kalau begini?"

Daniel malah menepuk luka itu membuat Jaehwan kaget dan merasakan sakit yang bertambah.

"HUWWAAAAAA!!!! KANG DANIEL BODOH!!! HUAAAAAA!!!!" Jaehwan berteriak sangat keras dalam tangisnya. Daniel langsung terkejut, tidak tau kenapa Jaehwan kembali menangis. Matanya membola pertanda ia bingung.

"Astaga, Jaehwan kenapa, Daniel-ah?"

Daniel menoleh dan mendapati Minhyun tengah berlari mendekati mereka.

"Minhyun-hyung! Jaeni jatuh dari sepeda dan tangisnya keras sekali!" adu Daniel.

"EOMMAAA!! HUWEEEEE!!!"

Our MomentsWhere stories live. Discover now