10(a)

561 73 43
                                    

Pagi itu, Daniel sudah berada dikamar Jaehwan, sedangkan si pemilik kamar masih asyik dengan dunia mimpinya.

Bukan, Daniel kesini bukan untuk mengajaknya pergi kesekolah. Mereka sudah menjadi alumni dua minggu yang lalu.

Daniel menatap wajah manis itu dengan tatapan lesu. Wajahnya suram sekali, padahal ini masih pagi.

Aku harus bagaimana? Pikirnya, gelisah.

Tangannya menggenggam tangan Jaehwan, sesekali mengelus kulit halus itu. Mengabaikan darahnya yang berdesir keras saat kulit mereka bertemu.

"Hmmmh~~~~"

Gerakan tangan Daniel terhenti karena sosok yang ada di depannya kini mulai bergerak gelisah.

Beberapa detik kemudian, mata itu mulai bergerak dan terbuka. Menatap sayu kearah Daniel lalu mengerjap-ngerjap beberapa kali.

"Good morning~" ucap Daniel sambil menyengir.

Tangannya meraih apel yang terletak di nakas. Apel itu sudah ia potong berbentuk dadu dan dibawa ke kamar . Ia mengunyah apel lalu tersenyum pada Jaehwan.

"Morning too" jawab Jaehwan dengan suara serak khas baru bangun tidur. Ia memutar tubuh menghadap Daniel yang berbaring disampingnya.

Detik berikutnya, Jaehwan menduselkan wajahnya ke dada bidang itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Detik berikutnya, Jaehwan menduselkan wajahnya ke dada bidang itu.

"Aigoo, manja sekali eh?" Daniel bersiap mencium pipinya tapi Jaehwan langsung menjauhkan wajahnya.

"Jangan cium-cium! Aku belum mandi, Niel!"

"Aku tau, kau kan si pemalas mandi"

"Bukan! Ini karena aku baru banguun~ aih, jangan peluk-peluk juga!" Jaehwan langsung duduk agar Daniel tidak bisa memeluknya.

Namja Kang itu tertawa lalu ikut duduk disamping Jaehwan.

"Kenapa pagi-pagi sudah kesini?"

"Karena aku merindukanmuuu"

"Huwaa!! Jangan peluk-peluk kubilang!!" seru Jaehwan histeris saat melihat Daniel sudah merentangkan tangan.

Tawa Daniel semakin keras. Mengganggu Jaehwan saat baru bangun adalah salah satu hobinya.

"Ini sudah pukul sepuluh Jae. Kau harus bangun, mandi, dan sarapan" ucap Daniel sambil menusuk-nusuk pipi Jaehwan dengan telunjuknya.

Jaehwan menepis telunjuk itu dengan raut sebal.

"Lebih baik aku tidur lagi" gumamnya, lalu membaringkan tubuhnya lagi.

"Dan membiarkanku memelukmu?"

Refleks, Jaehwan bangun kembali dan memberikan death glare pada sahabatnya itu.

"Sebenarnya kau kemari untuk apa, huh?" gerutu Jaehwan.

Our MomentsWhere stories live. Discover now