12

457 55 49
                                    

Kembali ke masa kecil mereka ya
Ples-bek!😉😉




Daniel kecil meloncat -loncat masuk ke dalam rumahnya, tampak semangat sekali. Tas yang ia sandang ikut melompat-lompat kecil.

"Daniel-ah.. Hati-hati sayang!" seru sang eomma saat melihat anaknya tampak sangat bersemangat.

Daniel tak mendengarkan ucapan sang ibu, terus meloncat-loncat semangat hingga tiba diruang santai. Ia melepas tas yang ia sandang dengan susah payah lalu melemparnya ke sofa. Ia juga meloncat ke atas sofa kemudian duduk manis.

Bibi Kang yang melewatinya memutuskan untuk menghidupkan televisi dan meninggalkan putranya yang kelewat semangat hari ini.

Pantat kecilnya tampak tak bisa diam. Akhirnya ia berlari menuju kamar sang eomma.

"Eommaaa"

"Hm? Ada apa sayang?"

Daniel merangkak naik ke ranjang sang eomma lalu duduk disana.

"Apa becok akan ada mobil becal?"

"Iya sayang.. Kau sudah menanyakannya hampir lima kali" jawab Bibi Kang sambil terkekeh gemas.

"Lalu.. Apa Jaeni juga ikut?"

"Iya, tentu saja"

"Apa concengnim dan teman-teman Niel-ie di cemua kelac akan ikut?" tanya Daniel antusias.

"Tidak sayang, hanya kelasmu yang akan pergi. Kelas lain akan pergi beberapa hari setelah itu"

Meski tidak mengerti, Daniel tetap mengangguk-angguk, sok mengerti. Binar matanya tampaknya bahagia sekali.

"Eomma.. Eomma tau, tadi di cekolah, Jaeni menyanyi. Cualanya baguuuuc cekalii" lapor Daniel, mengekspresikan kata 'bagus sekali' dengan tangan merentang lebar.

"Oh ya? Niel-ie suka mendengarnya?" tanya Bibi Kang sambil menatap sang anak dalam-dalam dengan bibir menyunggingkan senyum.

Ia sangat senang melihat ekspresi dan reaksi putranya saat menceritakan sahabat manisnya itu.

Daniel mengangguk cepat dengan wajah meyakinkan.

"Cuka cekali!! Concaengnim pun juga cuka mendengalnya. Dia bilang, Jaeni bica menjadi penyanyi kalau cudah becal!" jelasnya kelewat semangat.

"Lalu, Niel-ie menampilkan apa?"

"Humm.. Niel-ie.. Menali" jawabnya sambil menyengir, menampilkan dua gigi kelincinya.

"Menari apa?" sang eomma merasa gemas dan mencubit pipi anaknya.

"Menali.. Cepelti yang ada di tv.. Pokoknya Niel-ie juga di puji concaengnim. Cemuanya di puji" jelasnya.

Sang eomma mengangguk mengerti.

"Baiklah, sekarang waktunya makan siang. Ganti baju dulu, oke?"

Daniel mengangguk lalu beringsut turun dari ranjang. Ia langsung lari menuju kamarnya.

Setengah jam kemudian, Daniel tak kunjung keluar dari kamarnya. Bibi Kang merasa heran, kenapa anaknya begitu lama.

Ia memutuskan untuk menyusul anaknya ke kamar.

"Niel-ie.. Kenapa lama-"

Ucapannya terhenti ketika melihat kamar sang anak berubah menjadi kapal pecah.

Ditengah-tengah kekacauan, sang putra berdiri termangu. Bibi Kang mendekati anaknya.

"Ada apa sayang?"

Our MomentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang