Ia berjalan ke ranjang, naik ke atasnya dan memposisikan merangkak seperti kucing dengan empat kaki. Jinyoung menunjukan belahan pantatnya ke Jaebum.

Tanpa melumuri apapun ke lubang anusnya, Jinyoung memasukan butt plug itu. Memggeseknya dengan gerakan menggoda dan memasukannya perlahan.

"Aaaghh master~" lenguh Jinyoung.

Keringat dingin mulai membasahi pelipis Jaebum. Sebagai pria normal, siapa yang tidak tergoda dengan pemandangan menakjubkan di depannya.

Jinyoung menekan remote butt plug sampai level terakhir. Ia menggelinjang dan berteriak kacau di ranjang. Tubuhnya meringkuk, bergerak seperti ulat dan bergetar hebat.

"Jaebum Master...aaahh...come to me." Lemguhan demi lenguhan lolos dari bibir Jinyoung. Ia memasang cincin ke penisnya lalu mengurut miliknya yang sudah menengang itu cepat tak berarturan.

"Aaahh...aaahhh Jaebum ah..."

"Shit! Fuck!" Erang Jaebum.

Ia berjalan ke arah lemari kaca dan mengambil salah satu cambuk dengan batang kayu dan ujung tersusun beberapa kain kulit yang sudah di perca menjadi beberapa helai.

Tatapan mata Jaebum menggelap, Jinyoung seakan memanggil sisi gelap Jaebum yang selama ini tidak pernah muncul.

Jaebum mendekati Jinyoung. "Jalang!"

Pplakk. Jaebum memukul paha Jinyoung dengan cambuk di tangannya.

"Aahkk!! Master~ hukum aku, i'm a bad kitten."

Jinyoung menungging sedikit, memberika pantatnya untuk di cambuk Jaebum.

"Sial! Pantat-mu sintal dan kenyal." Jaebum menyentuh salah satu bongkahan pantat Jinyoung dan meremasnya kuat.

PPLAAK!

Jaebum kembali mencambuk Jinyoung. Jinyoung memekik sakit, satu tetes air mata lolos dari matanya, namun bibirnya menyunggingkan senyum. Ia merasa puas dan sangat menikmati.

Apalagi sekarang Jaebum mencium bekas cambukannya yang meninggalkan bekas merah disana dan sedikit darah.

"Eeuhh masterrr." Tubuh Jinyoung bergetar hebat, butt plug di dalam lubangnya membuat nafas Jinyoung tercekat.

"Berani sekali kau menggodaku! Kucing jalang!"

Jaebum melepas seluruh pakaiannya, ia hilang kendali dan lepas kontrol. Jinyoung membuatnya kehilangan kewarasan dan menikmati permainan kecil ini.

Melihat Jinyoung memekik sakit, merintih dan memohon padanya membuat Jaebum semakin bergairah. Ia menginginkan ini sebanyak Jinyoung menginginkannya.

Jaebum tidak hanya mencambuk pantat Jinyoung, ia juga memcambuk punggung Jinyoung sampai meninggalkan jejak baretan-baretan merah.

Kemudian Jaebum membalik tubuh Jinyoung, ia menekan rahang Jinyoung dan mencium bibir Jinyoung kasar. Ia menggigit paksa, sampai sudut bibir Jinyoung sedikit robek dan berdarah. Melihat wajah sendu penuh lust Jinyoung, birahi Jaebum semakin memuncak.

"Kau tidak membutuhkan ini ketika tanganku bisa membuat kedua pentilmu merasakan nikmat, Kitten." Jaebum mencabut penjepit nipple satu persatu dari pentil merah jambu milik Jinyoung.

Tarikan tiba-tiba itu sungguh membuat Jinyoung menggerang sakit. Dan rasanya semakin sakit ketika Jaebum mencubit kuat nipple itu bergantian. Air mata mengalir setetes demi setetes.

"Aaahkk! Ssshh aaahh..."

"Johwa? Hmm??" Jaebum bertanya dengan suara berat. Mulutnya sudah melahap kedua dada Jinyoung bergantian, menghisap-hisap dan membuat tanda keunguan disana.

Jaebum melebarkan kaki Jinyoung paksa. Tanpa pelumasan Jaebum memasukan milikmya yang besar ke dalam lubang Jinyoung, menggantikan butt plug yang baru ia cabut.

Jinyoung menjerit kuat, ia merasa tubuhnya terbelah. Rasa sakit dan perih menjalar keseluruh tubuhnya. Tetapi ia malah semakin bersemangat.

"Aaahhh Jaebum...cambuk aku lagi."

"Shut up bitch! Call me Master!" Jaebum menekan leher Jinyoung dengan satu tangan, seperti mencekik dan pinggangnya ia gerakan kasar.

Wajah Jinyoung sampai memerah karena Jaebum menekan lehernya cukup kuat.

Jinyoung bersunpah, ini sex paling gila, paling kasar, paling wild dan paling menggairahkan yang pernah ia rasakan. Jinyoung tidak menyangka Jaebum memiliki sisi menggerikan seperti ini, dan Jinyoung suka.

"Aaahhh fuck, Kitten...lubangmu sempit sekali! Berapa banyak lelaki yang sudah pernah memasukimu huh??"

"Mmasstere oohh mmm...yah like that..." Jinyoung tidak sempat menjawab pertanyaan konyol Jaebum. Ia terlalu terlena oleh kenikmatan yang Jaebum berikan. Jinyoung merasa seperti berjalan di atas awan kesembilan.

Jaebum menarik tubuh Jinyoung sampai berbarik di atasnya dan Jaebum sendiri sudah tidur terlentang.

"Ride me, Kitten. Jika kau membuatku puas, aku akan melepaskan cincin di penismu."

Jinyoung menunjukan pada Jaebum keahliannya dalam memuaskan dan memanipulasi keadaan, namun tetap memberi otoritas penuh pada Jaebum.

Permainan Jinyoung begitu gila dan panas. Jaebum tidak menyangka ia bisa merasakan permainan ini. Rough sex, bdsm, selama ini, ia hanya bisa membayangkan dan berfantasi.

Jaebum tidak pernah sekalipun merealisasikan fantasinya, terlebih pada Youngjae, ia takut menyakiti kepolosan Youngjae. Ia selalu menahan diri, bermain lembut sebenarnya bukan ciri khas Jaebum di ranjang.

"Master, Jie mohon, biarin Jie keluaaarrr...aaahh aahh, pleasee master..." Jinyoung memohon dengan suara lemah dan wajah sendu yang malah tampak seksi di mata Jaebum.

Jaebum melepas cincin yang mengikat penis Jinyoung, ia mengurut lembut dan menyamankan Jinyoung.

"Cum for me, Kitten."

Jaebum kembali membalik posisi dan menindig Jinyoung. Pinggangnya bergerak semakin liar, lalu satu tangan Jaebum mengocok penis Jinyoung cepat.

Tidak lama Jinyoung menyemprotkan cairan kental miliknya ke abs Jaebum dan juga perut ratanya. Badan Jinyoung rasanya remuk, nafasnya tersengal, belum juga ia beristirahat. Jaebum sudah melepas diri dan menarik Jinyoung untuk berdiri di pinggir ranjang dan Jaebum kembali memasukinya dari belakang dengan kasar.

Gerakan Jaebum semakin cepat, sesekali ia menampar kedua pantat Jinyoung kuat. Jinyoung pasrah saja, tubuhnya terlalu lelah tetapi ia masih menikmati genjotan Jaebum.

"Fuck! Fuck!! Aaahh aaahhh ssh shit!! I'm closed!"

"Jiinyoungieeee ooouhhkk..." Jaebum menekan miliknya semakin dalam saat klimaks. Jinyoung merasa sperma Jaebum memenuhinya dan membuat perutnya terasa hangat.

Jaebum menjatuhkan diri ke kasur, tepat di aamping Jinyoung. Matanya terpenjam, ia berusaha menenangkan gemuruh di hatinya. Padahal rasa nikmat yang baru saja ia dapatkan masih menghantam tubuhnya dari ujung kaki ke kepala.

"Kau sangat hebat Jaebum. Dominan terkuat yang pernah aku temui. And the best sex ever."

Jaebum memiringkan kepalanya ke samping, kedua dwimaniknya bertubruk tatap dengan Jinyoung. Lalu Jinyoung memberi senyum manis terbaiknya. Namun, sedwtik kwmudian senyum itu pudar oleh kata-kata Jaebum.

"Setelah ini jangan pernah menggangguku lagi, Park Jinyoung-ssi!!"

End

Dangerous Romance (COMPLETED)Where stories live. Discover now