Nothing - Dua Puluh Delapan

Start from the beginning
                                    

"sayang" siwon membelai kepala putranya

"Mommy, cepat suruh daddy jangan pulang. Daddy bahkan belum keluar jalan-jalan dengan kita" ujar Darren

"Daddy masih banyak kerjaan sayang" ujar Yoona dan Siwon menatapnya "Nanti mommy akan meminta Uncle Sehun untuk menemanimu"

"Kita jalan-jalan, setelah itu Darren harus patuh ya" ujar Siwon dan Darren mengangguk, Siwon kesal karena Yoona memilih untuk meminta adiknya daripada dirinya.

"Mommy juga harus ikut" ujar Darren

***

Mereka menghabiskan waktu di taman kota. Darren bermain dengan seekor anjing kecil, Yoona memilih duduk di bawah pohon sambil mengawasi putranya. Siwon mendekatinya,

"Aku sudah memesan tiket untuk penerbangan paling pagi besok. Setelah mengantar kalian pulang, aku akan pergi" ujar Siwon dan Yoona hanya diam "Bulan depan aku akan datang, aku harap kamu bisa memaafkan aku."

"Jangan pernah kesini, jika aku melihatmu lagi aku yang akan menyiapkan surat cerai" ujar Yoona dan Siwon menatapnya tidak percaya

"Kenapa kamu selalu mengatakan bercerai, aku tidak bisa tanpamu" ujar Siwon

"Kamu sudah memiliki apa yang kamu inginkan, kamu sudah menjadi CEO bukankah sudah saatnya kita berpisah dan kamu kembali pada wanitamu? Mengingat wanitamu itu juga sedang hamil" bentak Yoona. untung saja mereka berbicara bahasa korea, dan semua orang yang berada disana tidak mengerti apa yang mereka ributkan.

Darren melihat mommynya berteriak marah, ia pun datang menghampiri mereka. Siwon sudah berdiri, ia tidak ingin banyak bicara lagi. Jika setiap kali bicara akan diakhiri dengan kata cerai.

"Mommy ada apa?" tanya Darren, ia melihat daddynya jalan menjauhi mereka berdua. Wajahnya tampak kesal. "Mommy, apakah daddy marah karena aku belajar disini?"

"Tidak darren," ujar Yoona

"Aku tau daddy marah. Tidak biasanya daddy seperti itu" ujar Darren

***

Tuan Choi memanggil Yuri datang ke rumah untuk menanyakan lebih jelas apa yang terjadi.

"Ada apa appa??" tanya Yuri saat datang ke mansion

"Ahjushi mengatakan kamu datang kesini dan berteriak pada eommamu, apa yang kalian ributkan?"

"Kenapa appa tidak bertanya pada eomma saja?"

"Appa ingin dengar darimu, karena kamu yang membuat keributan" ujar Tuan Choi dan kebetulan istrinya keluar.

"Yul, kamu kesini?"

"Eomma, tolong jelaskan ke appa. Apa yang sudah eomma lakukan sehingga aku berteriak pada eomma. Appa mengiraku yang memicu keributan"

"Apa yang terjadi yeobo?" tanya Tuan Choi pada istrinya dan istrinya hanya diam saja.

"Eomma tidak mau bilang, maka aku saja yang bicara" ujar Yuri "Aku marah pada eomma karena eomma memasakan makanan untuk Tifanny. Aku tidak peduli jika wanita itu orang lain, tapi dia Tifanny. Lalu eomma diminta untuk membantu mengawasi Darren, eomma menolak. Aku ingin tahu alasan eomma, mengapa dia lebih memilih wanita masa lalu Siwon daripada menantunya"

Nyonya Choi memilih menunduk, ia tahu suaminya begitu menyayangi menantunya itu.

"Apa itu benar yeobo?" tanya tuan choi dan nyonya choi mengangguk "Mengapa kamu melakukan hal itu? Bukankah kamu tahu itu menyakiti hati menantu kita?"

"Aku melakukannya karena ingin melindungi pernikahan mereka. Tifanny mendatangiku dan mengatakan ia mengandung anak Siwon. Dia mengatakan dia tidak memiliki siapa pun lagi, dia memintaku sedikit memperhatikannya maka ia akan pergi dari siwon setelah melahirkan. Tapi jika tidak, dia akan memberitahu Yoona" ujar Nyonya Choi "Saat membuatkan masakan untuknya, aku hanya berpikir bagaimana mencegah agar yoona tidak tahu, aku begitu bodoh karena tidak pernah bertanya pada Siwon" Nyonya choi menangis

"Aku tidak memikirkan bagaimana perasaan yoona" air matanya masih mengalir "mianhae"

"Eomma, mianhae" bisik yuri sambil memeluk eommanya "Aku juga seorang menaantu, aku juga tidak akan senang jika mertuaku seperti itu. Itu mengapa aku begitu marah saat aku merasa eomma menyakiti yoona"

"Yeobo, aku ingin menemui menantuku, aku harus minta maaf padanya" ujar nyonya choi dan tuan choi mengangguk

***

Siwon mengangkat kopernya setelah mengantar Yoona dan Darren ke penthouse. Ia tidak mengatakan apapun. Darren mulai menangis saat Siwon tiba di depan pintu. Siwon berbalik dan mendapati Darren sedang menangis dan menolak disentuh oleh Yoona.

"Daddy, jangan pulang"

"sayang, daddy harus bekerja supaya Darren bisa tetap sekolah disini" ujar Siwon

"Kalau begitu aku tidak mau sekolah disini lagi. Aku mau sama daddy dan mommy"

Yoona masuk ke kamar.

"Darren, daddy sedang dihukum mommy karena berbuat salah. jadi daddy dihukum harus bekerja lebih giat dan baru boleh bertemu Darren dan mommy bulan depan." Darren menatap Siwon "Darren ingat bulan depan hari apa?" Darren tampak berpikir

"Mommy b'day" ujar Darren

"Ne, daddy harus bekerja untuk memberikan mommy kado. Darren jangan bilang ke mommy ya. Ini rahasia. Okay?"

"Ne daddy"




TBC

NothingWhere stories live. Discover now